Pada jaman dahulu, di negara Republik Indonesia, terdapat sejumlah kerajaan yang banyak memiliki orang-orang sakti. Untuk mendukung keselamatan dan kewibawaan, maka tidak jarang dari meraka yang rajin dan tekun menuntut ilmu ghaib. Hasil dari pertapaan, mereka biasanya mendapatkan berbagai barang yang memiliki sifat magis. Kekuatannya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun bisa dirasakan khasiatnya walaupun bersifat sementara. Barang-barang yang dijadikan jimat tersebut, katanya, bisa membawa keberuntungan atau kemajuan sesuai permintaan mereka ketika bertapa. Banyak barang yang turun-temurun diwariskan kepada anak dan cucu mereka sampai sekarang secara sengaja. Budaya seperti ini dimanfaatkan oleh para dukun untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dalam manjalankan praktik. Mereka menjual berbagai jenis jimat, yang diakuinya sebagai hasil dari pertapaan dan berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Sejak kehadirannya di tahun 2002, Majalah Ghoib telah menyatakan perang terhadap segala jenis perdukunan yang menyesatkan. Termasuk dengan penggunaan jimat oleh sebagian kaum muslimin, yang nyata-nyata banyak tertipu oleh bualan para dukun. Sejak itulah, banyak pasien Majalah Ghoib yang secara sukarela menyerahkan jimat-jimat yang telah mereka dapatkan dari dukun selama mengembara mencari kesembuhan. Tak kurang 10.000 jimat, telah terkumpul dari mereka yang berprofesi sebagai buruh sampai pejabat teras. Angka 10.000, menunjukkan ketergantungan kaum muslimin pada benda-benda keramat yang disingalir memiliki kekuatan ghaib ini sangat tinggi. Angka ini, sekaligus menunjukkan gambaran umum kaum muslimin yang masih sangat lemah pemahaman aqidahnya. Tentu ini menjadi jihad tersendiri untuk Majalah Ghoib guna mengikis habis kemusyrikan, sampai keakar-akarnya. Yang yang tak kalah pentingnya, bahwa angka 10.000 ini menunjukkan suburnya perdukunan di negeri yang kita cintai ini.
Yang lebih menakjubkan, adalah ragam harga benda-benda ini ketika kaum muslimin mendapatkannya. Ada jimat seharga seribu rupiah yang berbentuk uang kertas seratusan yang telah ditulis rajah-rajah. Harga seribu itu, menjadi syarat ritual para dukun agar penyembuhannya lebih ampuh. Ada lagi jimat yang harganya satu milyar. Jimat keris bermatakan intan berlian ini, milik seorang pengusaha di Indonesia. Bisa kita bayangkan, bagaimana sang dukun, dengan berbohong saja bisa mendadak kaya raya setelah menjual jimat ini. Harga satu milyar, belum apa-apa jika dibandingkan dengan harga aqidah kita yang tergadai. Setelah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Benda-benda terlaknat ini, akhirnya dimusnahkan pada acara Bedah Majalah Ghoib Edisi Khusus Perdukunan, yang digelar tanggal 5 Maret 2006 di kantor Ghoib Ruqyah Syar’iyyah Salemba.
BENTUK JIMAT
Bentuk jimat yang diserahkan sangat beragam. Seperti: kepala seekor macan yang telah diair keras, sejumlah keris denganberbagai ukuran, kain-kain atau kertas yang telah ditulisi rajah, sabuk, batu cincin, senjata api bahkan ada juga pakaian dalam wanita serta bentuk-bentuk yang telah umum lainnya. Yang menjadi catatan, ada beberapa kesamaan pada benda-benda yang diberikan dukun ini. Rajah yang terdapat pada kain berwarna-warni bentuk dan tulisannya sama, walaupun didapatkan dari daerah yang berbeda. Mungkin ada pabrik jimat yang menyuplai para dukun untuk kelengkapan praktik mereka. Dukun aja kompak…masa kita gak kompak untuk menjauhi mereka. Bau minyak yang dibubuhkan pada semua benda itu, harumnya juga sama. Pasti membuat kepala kita keliyengan jika menciumnya. Entah di mana pabrik tempat memproduksi minyak wangi tersebut. Yang pasti, aromanya mengundang jin untuk datang.
KESAKTIAN JIMAT
Khasiat jimat-jimat itu juga sangat beragam. Dari sekadar untuk memelet sampai untuk mencari kekayaan dengan jalan pesugihan- menyembah jin. Kesaktian jimat-jimat tersebut terkadang harus dibantu dengan sejumlah ritual yang tidak masuk akal. Misalnya, harus menginjak al-Qur’an atau seorang gadis yang harus dimandikan oleh sang dukun tanpa busana selembar pun. Wah ini mah…menyamai model majalah porno. Ada juga yang harus berpuasa selama 40 hari 40 malam tanpa berbuka, pati geni, katanya. Dan masih banyak ritual menyesatkan lainnya.
BONGKAR JIMAT
10.000 jimat-jimat terkutuk ini, secara massal dimusnahkan selepas acara bedah Majalah Ghoib Edisi Khusus Perdukunan, 5 Maret 2006. Acara ini dipimpin oleh Ustdaz Nurkhalis, Lc. Sementara, pembakaran dilakukan oleh Gus Wahid (seorang mantan pemasang susuk). Hembusan asap hitam yang menggumpal ke angkasa, menjadi saksi atas perang terhadap kemusyrikan yang sudah sangat memprihatinkan. Panasnya api di siang itu, semoga menjadi pelajaran bagi para jin yang telah sudi diperbudak oleh para dukun bos mereka.
Mengapa kita menyatakan perang dengan segala jenis perdukunan termasuk memusnahkan jimat-jimat yang telah diserahkan kepada Majalah Ghoib? Karena memang itulah pesan Nabi kepada kita sebagai umatnya. Suatu ketika, datang rombongan yang terdiri atas 10 orang menghadap Nabi Muhammad untuk berbaiat (menyatakan masuk Islam). Lalu Rasulullah membaiat yang sembilan orang dan menahan yang seorang lainnya. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau menahan yang seorang lagi ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya di pundaknya terdapat jimat.” Akhirnya, laki-laki itu membuang jimat yang ada di tubuhnya. Setelah itu baru Rasulullah membaiatnya seraya bersabda, “Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sesungguhnya dia telah melakukan perbuatan syirik.” (HR Ahmad, Al- Hakim, dan Abu Ya’la dengan isnad jayyid).