25 Kiat Praktis Membentengi Rumah dari Gangguan Iblis (bagian 4)

15. Membaca Do’a Saat Mau Tidur

Tidur adalah memejamkan mata mengistirahatkan tubuh, lalu tidak sadar akan sekitar. Tidur merupakan istirahat yang paling baik dan paling nyaman. Orang yang tidurnya terganggu, maka kesehatannya akan terganggu. Seharusnya dalam semalam kita bisa tidur selama lima jam atau lebih. Tapi karena sering terbangun, atau mata tak kunjung terpejam, akhirnya durasi tidur kita berkurang.

Karena tidur itu sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, maka Islam pun mengatur pola tidur manusia agar tidur itu bisa menjadi sarana istirahat yang baik. Ketika bangun dari tidur, tubuh menjadi segar dan fresh kembali, stamina pulih dan kelelahan serta kepenatan hilang. Setelah itu, manusia bisa beraktifitas dengan baik, termasuk aktifitas beribadah kepada Allah.

Oleh sebab itu, syetan punya kepentingan untuk mengganggu tidur manusia. Agar istirahat orang tersebut kacau dan tidak stabil. Dengan begitu semangat ibadahnya menjadi kendor, konsentrasinya menjadi buyar dan kesehatannya terganggu. Kita tidak bisa membayangkan, betapa tersiksanya seseorang yang telah lelah beraktifitas seharian, lalu saat mau tidur di rumahnya ternyata mata tak bisa dipejamkan.

Untuk membentengi rumah kita dari kehadiran syetan yang bisa mengganggu tidur kita, Rasulullah mengajarkan do’a kepada kita agar istirahat kita menjadi nyaman dan tidak mendapat gangguan.

Rasulullah berdo’a menjelang tidurnya, “Dengan nama Allah aku letakkan lambungku. Ya Allah, ampunilah dosaku, usirlah syetanku, bebaskanlah tawananku dan jadikanlah aku di antara para malaikat yang mulia.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh al-Albani).

Di riwayat lain, Rasulullah membaca surat al-Ikhlas, al Falaq dan an-Nas untuk membentengi dirinya dari gangguan syetan. Dan di riwayat lain juga. Rasulullah menyeru kita untuk membaca ayat Kursi, agar Allah menjaga tidur kita dari gangguan syetan sampai pagi.

Aisyah berkata, “Sesungguhnya apabila Rasulullah merebahkan diri di pembaringan setiap malam, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya. Dan membaca (kedua telapak tangan depan mulutnya, pen.) surat al-Ikhlas, al- Falaq dan an-Nas. Selanjutnya beliau mengusapkan kedua telapak tangannya keseluruh tubuh yang bisa dijangkaunya, beliau memulainya dari kepala dan bagian depan badannya Beliau mengulanginya sampai tiga kali”. (HR. Bukhari, hadits no. 5017).

Dalam riwayat lain, Rasulullah menyatakan: “Apabila kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas, karena Allah senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi. (HR Bukhari, dari Abu Hurairah).

Itulah termasuk dzikir dan do’a yang telah diajarkan Rasulullah kepada kita sebagai umatnya. Di mana pun kita tidur dan kapan pun waktunya, di rumah sendiri atau di rumah orang lain, di apar temen atau di penginapan. Mulailah tidur dengan membaca dzikir dan do’a yang telah diajarkan Rasulullah. Agar rumah atau tempat yang kita gunakan untuk istirahat terbentengi dan terjaga dari gangguan Iblis dan anak buahnya.

 

16. Membersihkan Rumah dari Nyanyian

Nyanyian, siapa yang tidak kenal dengan seni suara yang satu ini. Banyak penyanyi laki dan perempuan yang telah menjadi bintang di negeri kita ini, atau di belahan dunia pada umumnya. Dan mereka pun mempunyai berbagai macam aliran dalam dunia tarik suara tersebut.

Album demi album mereka produksi, kaset dan CD mereka lemparkan ke masyarakat. Masyarakat yang pecinta musik pun merespon dan berebut untuk membeli albumnya. Begitu juga para pembajak, mereka tidak mau kalah sibuk dengan para pengelola studio aslinya. Mereka berlomba-lomba mengeruk keuntungan dari para pecinta musik dan nyanyian.

Tidak cukup melalui album untuk memenuhi hasrat para pecandu nyanyian atau para penggemarnya. Mereka pun menggelar konser-konser. Tidak hanya di ibu kota atau kota-kota besar, tapi daerah dan pelosokpun mereka. rambah. Media massa pun sibuk melaporkan show-show mereka.

Yang lebih memprihatinkan adalah, animo masyarakat untuk menikmati konser yang mereka gelar. Ada konser yang dimulai pada jam empat sore. Ada juga yang memulainya pada jam lima sore. Dan ada juga yang memulainya jam enam atau jam tujuh sore.

Bila jam lima konser mulai digelar, para pengunjung akan memadati arena konser tidak hanya sebelum Ashar, bahkan sebelum Dhuhur mereka sudah berangkat dari rumah masing masing dan memadati arena, mencari tempat yang paling depan supaya lebih dekat dengan penyanyi yang dildolakan.

Mayoritas mereka muslim. Dan kita tidak tahu persis, apakah mereka masih sempat shalat. Berangkat sebelum Dhuhur, duduk di barisan paling depan. Saat Ashar tiba, mereka enggan beranjak dari tempat duduknya, karena takut digeser penonton lainnya. Begitu Maghrib tiba, mereka masih larut dalam dentuman musik dan alunan lagu. Tak berapa lama Isya’ tiba, mereka sudah kelelahan karena habis goyang dan desak-desakan. Masih sempatkah mereka shalat Isya’. atau begitu sampai rumah langsung tidur kecapekan.

Belum lagi sikap fans berat dan pengidola para personil group musik atau penyanyi terkenal. Yang pria mengidolakan biduanita, dan yang wanita mengidolakan penyanyi pria. Karena begitu ngefansnya, tak jarang akhirnya mereka rela mempersembahkan segala yang dimilikinya, bahkan kehormatannya sekaligus. Mereka merasa terhormat dan bangga bila punya hubungan affair dengan sang idola.

Kalau memang benar fenomena seperti itu yang dialami oleh para pecandu nyanyian atau musik. Masihkah kita ragu akan pernyataan para ulama’ bahwa nyanyian dan musik itu melalaikan pecandunya dari mengingat Allah. Bahkan pada aliran musik tertentu ada yang jelas-jelas mengingkari ketuhanan Allah, Mereka menjadi pemuja iblis atau syetan. Tidak jarang juga kita menjumpai lirik nyanyian yang mengajarkan sex bebas, mengumbar syahwat, atau memicu penikmatnya untuk bertindak kriminal dan penyimpangan seksual.

Mungkin masih segar dalam ingatan kita, betapa sering konser musik yang menelan korban nyawa penggemarnya karena desak-desakan. Sewaktu konser mereka berantem dan berkelahi satu sama lain. Ada yang terinjak kakinya, lalu tersinggung dan terjadi adu fisik dan baku hantam. Atau saat konser, terjadi pelecehan atau perbuatan seksual yang diharamkan dalam kerumunan penonton.

Ozzy Osbourne, seorang penyanyi terkenal dan punya lagu yang berjudul “Speak to the Devil”, yang artinya ‘Bicaralah dengan Iblis. Kelompok Nirvana punya lagu yang berjudul “Rape Me”, yang artinya ‘Perkosalah aku’. Dan judul yang sejenis juga pernah menghiasi deretan lagu-lagu Indonesia. Seperti ‘Peluklah aku ciumlah aku’, atau judul-judul dan lirik-lirik mesum lainnya yang tidak perlu disebutkan di sisni. Yang secara langsung atau tidak, telah mengajak penggemarnya untuk bergaul dengan lawan jenis secara bebas dan menuntun mereka untuk mengumbar syahwat.

Simakalah pernyataan para ulama’ tentang nyanyian dan musik berikut ini. Khalifah Abu Bakar berkata, “Nyanyian dan musik adalah seruling syetan”. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nyanyian itu dapat menimbulakan kemunafikan dalam hati pecandunya.” Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata, “Nyanyian itu berasal dari syetan dan berujung pada kebencian ar-Rahman (Allah). Imam Syafi’i berkata, “Menyenandungkan nyanyian adalah perbuatan sia-sia yang dibenci dan menyerupai kebathilan” Imam Abu Hanifah berkata, “Mendengar nyanyian itu termasuk perbuatan fasik, dan tenggelam dalam alunannya merupakan kekufuran.”

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya berkata, “Di antara tipu daya syetan dan di antara jerat-jerat yang dipasangnya untuk orang yang sedikit ilmu, akal dan agamanya supaya orang tersebut terjebak ke dalamnya adalah mendengar kidung dan nyanyian yang diiringi musik yang diharamkan. Nyanyian dan musik dapat menghalangi hati manusia dengan al-Qur’an, sehingga hati itu tekun terhadap kemaksiatan dan kefasikan.”

Nyanyian dan musik adalah tuntunan syetan dan akan menciptakan dinding yang tebal antara pecandunya dengan Allah. Nyanyian juga bisa menjadi pemicu perbuatan zina, yang dengannya syetan melakukan tipu daya terhadap orang yang lengah. Lewat nyanyian syetan memperindah kemaksiatan sehingga di mata pecandunya, semua tersa indah dengannya. Karena nyanyian pula, banyak manusia yang meninggalkan al-Qur’an.” (Ighatsatu Lahfan: 1/242).

Dalam al-Qur’an, Allah telah memberi kesempatan kepada Iblis dan kroni- kroninya, “Dan hasunglah siapa saja yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu… (QS. al-Isra’: 64). Ibnu Abbas berkata, “Yang dimaksud dengan ‘Suara syetan’ pada ayat tersebut nyanyian, seruling, dan alat-alat permainan yang membuat kita menyia- nyiakan waktu”.

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang meng hinakan.” (QS. Luqman: 6).

Imam Mujahid berkata, “Perkataan yang tidak berguna dan sia-sia di antaranya adalah mendengarkan nyanyian dan hal lain yang masuk kategori kebathilan. Sedangkan Ibnu Mas’ud pernah bersumpah dan mengulangi sumpah itu tiga kali, “Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, maksud dari perkataan yang tidak berguna pada ayat di atas adalah nyanyian.”

Pada hakikatnya lagu adalah sekumpulan kalimat yang disusun dengan apik lalu disuarakan dengan enak. Kalau isi dan muatan lagu tersebut bisa mengingatkan kita kepada Allah, maka lagu tersebut laksana kumpulan nasihat yang bisa memberi kita semangat untuk berbuat kebaikan yang lebih banyak. Tapi kalau sebaliknya, sebagaimana yang kita jumpai pada bait-bait dan lirik-lirik lagu dan nyanyian dewasa ini, maka kita harus menjaga diri darinya.

Syair yang jorok, mesum, amoral dan asusila. Atau lirik- lirik lagu yang mengajak kita kepada kekafiran, kesyirikan, kemaksiatan dan yang sejenisnya harus kita buang, kita bersihkan dari rumah kita. Begitu juga CD atau materi tayangan televisi yang menampilkan penyanyi dan penari yang seronok, mengundang nafsu birahi dengan gerak-gerik erotis dan desahan suara nakal, yang membuat kita larut dalam nafsu dan syahwat, lalai akan ajaran Allah, menjauhkan kita dari akhlak Islam. Sudah saatnya kita razia itu semua, lalu kita buang dan kita tinggalkan, agar tidak mengundang datangnya syetan.

Waspadalah saat membeli rumah baru atau bekas pakai.

 

17. Membersihkan Rumah dari Jimat-Jimat atau Benda- Benda Keramat

Terkadang rumah yang baru dibangun itu sudah ditumboli atau dipasang jimat oleh pembangunnya. Tumbal itu ada yang ditanam dalam tanah sebelum pondasi bangunan dipancangkan. Dan ada pula yang ditanam dalam tanah sebelum pondasi bangunan dipancangkan. Dan ada pula yang diikat atau ditempelkan di kayu-kayu atap rumah tersebut.

Ada pula rumah yang saat pembangunannya tidak didahului dengan pemasangan tumbal atau sesajen. Tapi saat ditempati oleh pemiliknya, rumah itu dipasangi dan ditempeli jimat dan rajah yang diyakini bisa memberi keamanan rumah beserta penghuni yang ada di dalamnya. Kadang dipasang di pintu, jendela, lubang angin- angin. Atau digantung di tembok, atap rumah, dan ada juga yang dikubur di dalam rumah atau di pekarangannya.

Kalau Anda membeli rumah yang seperti itu, maka Anda harus membersihkan benda- benda tersebut saat akan menempatinya. Karena benda- benda yang dianggap bertuah atau keramat tersebut tidak akan memberikan keamanan atau perlindungan kepada kita. Justru sebaliknya, benda-benda itu akan menyeret kita kepada kesyirikan atau menduakan Allah. Bahkan benda-benda itu akan mengundang datangnya syetan untuk masuk ke rumah dan melakukan gangguan.

Salah seorang shahabat Rasulullah yang bernama Uqbah bin Amir bercerita, “Rasulullah pernah didatangi oleh sekelompok orang untuk berbaiat (mengucapkan janji setia). Lalu Rasulullah membaiat mereka semua kecuali satu orang. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah membaiat kami semua, mengapa engkau tinggalkan satu orang ini? Rasulullah menjawab, ‘la masih pakai jimat’. Lalu Rasulullah mengulurkan tangannya dan memotong jimatnya, lalu beliau membaiatnya. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang memakai jimat, maka ia telah syirik.” (HR. Ahmad dan Hakim, dan al- Haitsami mengatakan rijalnya terpercaya serta dishahihkan al- Albani).

Sudah saatnya kita bersihkan rumah kita dari jimat, rajah, isim atau benda-benda lainnya yang kita anggap punya tuah atau pamor. Kalau kita ingin agar rumah kita selalu dijaga dan dilindungi oleh Allah, maka lakukanlah amal-amal shalih atau dzikir-dzikir yang sudah diajarkan Rasulullah. Dengan begitu, Allah akan mengutus para malaikat rahmat untuk mendo’akan kita dan semua penghuni rumah lainnya. Dan Allah akan melindungi kita dari segala marabahaya yang kita khawatirkan. Syetanpun akan terbendung dan tersingkirkan.

Dalam al-Qur’an, Allah berfirman, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih, dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. al- Kahfi: 110).

Dalam ayat lain Allah menegaskan agar kita tidak mengharapkan perlindungan kepada selain-Nya. Karena selain Allah tidak akan mampu untuk memproteksi kita secara total atau sempurna. Dalam salah satu ayat, Allah menjelaskan.

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan (malapetaka) kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107).

Dan di ayat lain, Allah menjanjikan rasa aman kepada semua hamba-Nya yang beriman secara bersih dan tidak mencampurinya dengan segala jenis bentuk kesyirikan. Al- Qur’an menyatakan, “Dan orang orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kesyirikan, mereka akan mendapatkan keselamatan dan mereka itulah orang orang yang diberi petunjuk”. (QS. al-An’am: 82).

Tim ruqyah Majalah Ghoib telah membuktikan di lapangan, bahwa orang-orang yang mempunyai masalah seputar gangguan jin, rata-rata rumah nya ada jimat, isim, rajah dan benda keramat lainnya yang menghiasi dinding. pintu. jendela atau tempat lainnya.

Dan tidak cukup itu saja, masing-masing anggota keluarga juga dibekali jimat, isim atau rajah untuk mereka bawa ke manapun mereka pergi. Mereka didoktrin bahwa benda itu bisa melindungi mereka dari gangguan jin dan syetan serta malapetaka lainnya.

Padahal realita membuktikan, bahwa benda-benda seperti itu justru sebagai sumber malapetaka. Mereka malah sering sakit-sakitan, diterpa kecemasan dan ketakutan. Gangguan aneh- aneh yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan, justru malah datang silih berganti.

Kalaupun mereka tidak terganggu secara fisik, mereka pasti terganggu secara non fisik. Akidah mereka ternoda, ketauhidan mereka tercemari. Karena mereka telah menggantungkan keselamatan hidupnya kepada benda-benda tersebut, bukan kepada Allah. yang memberi mereka kehidupan. Dan itulah bencana terbesar dan malapetaka terdahsyat dalam kehidupan seorang muslim, na udzubillahi min dzalik.

bersambung….

 

 

Ghoib, Edisi No. 62 Th. 4/1427 H/ 2006 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN