18. Membersihkan Rumah dari Patung
Patung adalah tiruan orang, binatang dan sebagainya yang dibuat dari batu, tembaga, perunggu, kaca dan sebagainya. (Kamus Umum Bahasa Indonesia: 1013). Di negeri kita ini masih banyak wujud patung dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang dipasang di jalan-jalan, tempat-tempat wisata, di depan atau halaman gedung-gedung, juga di dalam rumah-rumah.
Kalau kita bertanya kepada orang-orang yang suka mengoleksi patung, biasanya mereka mempunyai banyak alasan yang melatarbelakangi perbuatannya. Ada yang berdalih karena seni, untuk mengenang sosok atau tokoh yang diidolakannya, sebagai prasasti dan lain sebagainya. Dan ada juga yang mempunyai keyakinan tertentu terhadap wujud patung tersebut, menganggapnya sebagai pembawa hoki, penolak sial dan bencana. Bahkan ada juga yang menjadikan patung sebagai obyek sesembahan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyyah.
Tidak hanya pada zaman Rasulullah, pada zaman Nabi Ibrahim atau Nabi Musa juga terdapat banyak orang yang menyembah patung. Dan Allah telah tegas melarang perbuatan tersebut, dan menghukum orang-orang yang enggan untuk bertaubat dan meninggalkan sesembahan mereka tersebut.
Simaklah dakwah yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim dalam rangka menghentikan praktik kesyirikan kaumnya, yang menjadikan patung sebagai obyek sesembahan, termasuk ayahnya sendiri. Ibrahim berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? Padahal Allahlah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS. as-Shaffat: 95-96).
Dan di ayat yang lain, “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar, “Pantaskah kamu menjadikan patung-patung sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-An’am: 74).
Larangan untuk mengoleksi patung oleh syari’at Islam, tidak hanya berlaku pada patung yang dijadikan sebagai obyek sesembahan atau kesyirikan. Keberadaan patung itu sendiri, seharusnya kita hindarkan. Sudah saatnya kita melakukan sweeping terhadapnya adanya patung yang ada di dalam rumah kita.
Karena dengan adanya patung di rumah kita, maka malaikat pembawa rahmat yang bertugas untuk mendo’akan dan membawa keberkahan dari Allah kepada penghuni rumah enggan untuk datang. Mereka tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada patung, baik yang difungsikan sebagai hiasan, koleksi atau perabot rumah. Apalagi kalau patung tersebut dijadikan sebagai jimat penarik rizki atau penolak bahaya, lebih lebih bila dijadikan sebagai media sesembahan.
Rasulullah bersabda, “Para malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada patung-patung dan gambar- gambar.” (HR. Muslim). Apabila para malaikat enggan untuk masuk ke suatu rumah, maka rumah tersebut akan didatangi dan dimasuki oleh syetan. Syetan dan teman-temannya akan betah dan bersarang di rumah tersebut. Lalu melakukan gangguan dan godaan kepada penghuni rumah yang ada.
Termasuk isi dari cerita film horor, Rumah Pondok Indah adalah adanya patung yang terletak di ruang tamu rumah tersebut. Menurut alur cerita film yang katanya berdasarkan kisah nyata dan hasil dari investigasi, penyebab utama gangguan yang dialami oleh setiap orang yang menghuni rumah tersebut adalah bermula dari patung yang ada di dalam rumah tersebut.
Terlepas dari benar dan tidaknya materi cerita film horor tersebut. Islam telah melarang umatnya untuk menjadikan patung sebagai ornamen atau hiasan rumah orang muslim. Apalagi kalau rumah itu dijadikan sebagai tempat pembuatan patung.
Walaupun penghuni rumah tidak menemukan atau merasakan gangguan syetan secara langsung, Islam tetap melarang adanya patung di rumah yang kita huni. Karena hal itu bisa menghalangi masuknya malaikat ke rumah kita. Dan kalau kita tetap mengabaikannya, dan masih membiarkan adanya patung di rumah kita, berarti kita mengabaikan perintah Rasulullah, untuk membersihkan patung yang ada di dalam rumah kita, apapun bentuk dan rupa patung tersebut. Dan bila kita mengabaikan hal itu, berarti kita telah masuk dalam perangkap dan tipudaya syetan.
Marilah kita bentengi rumah dari gangguan syetan, dengan mengeluarkan patung yang ada dan memusnahkannya. Kecuali boneka atau mainan anak-anak, karena hal itu termasuk yang mendapat dispensasi atau pengecualian dari Rasulullah. Sebagaimana yang pernah dilakukan Aisyah bersama teman-teman sebayanya, mereka bermain-main boneka di depan Rasulullah, dan beliaupun membiarkannya alias tidak melarangnya.
19. Membersihkan Rumah dari Gambar yang Bernyawa
Gambar atau lukisan adalah barang yang tidak asing bagi kita, Banyak gambar-gambar yang bisa kita jumpai di sekitar kita. Di tempat umum atau khusus, di kota atau desa. Dan yang menjadi obyek gambar meng gambar pun bermacam-macam Ada gambar tumbuhan, tanaman, pohon, pemandangan, bintang, angkasa, dan juga manusia.
Islam tidak melarang aktifitas gambar menggambar. Hanya saja Islam mengatur umatnya untuk tidak menggambar obyek yang bernyawa atau mempunyai roh. Karena hal itu masuk dalam kategori perbuatan menyaingi atau meniru-niru apa yang telah diciptakan Allah. Apalagi kalau pelukis itu menggambar obyek yang bernyawa dengan mengekploitasi kemolekan tubuh wanita atau mempertontonkan aurat. Berarti la telah melakukan dua kesalahan.
Dalam haditsnya, Rasulullah bersabda, “Manusia yang paling pedih adzabnya pada hari kiamat adalah mereka yang meniru atau menyaingi hasil ciptaan Allah. Kepada mereka dikatakan, ‘Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan itu…” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain, Said bin al-Hasan berkata, “Saya pernah berada di sisi Ibnu Abbas. Lalu datanglah seorang laki-laki seraya berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas, saya adalah seorang laki- laki yang mata pencahariannya adalah ketrampilan tangan (seni rupa), saya berprofesi sebagai tukang gambar. Ibnu Abbas berkata, ‘Saya tidak akan memberitahumu kecuali apa yang sudah saya dengar dari Rasulullah.
Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, Barang siapa yang menggambar suatu gambar, maka Allah akan mengadzabnya sampai ia bisa meniupkan ruh ke gambar tersebut, dan ia tidak akan bisa meniupkan ruh itu selamanya. Maka laki-laki itu pun menahan amarahnya (karena kecewa). Ibnu Abbas berkata, ‘Kasihan kamu, kalau kamu tidak bisa meninggalkan seni menggambarmu, maka gambarlah pohon, dan setiap apa saja yang tidak mempunyai roh.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itu adalah rambu-rambu Islam bagi orang-orang yang mempunyai jiwa melukis atau menggambar. Dan bagi orang yang tidak mempunyai hobi menggambar, tapi suka mengoleksi dan menikmati gambar. Maka hindarilah untuk memajang lukisan di dalam rumah, di dinding ruang tamu atau ruang lainnya, apabila gambar tersebut dalam kategori yang mempunyai roh. Tapi kalau tidak masuk dalam kategori tersebut, maka boleh saja kita memajang gambar-gambar di rumah, termasuk di ruang tamu atau di ruang lainnya. Seperti pemandangan gunung, laut, luar angkasa, hutan, pohon, buah buahan, tanaman, tumbuhan atau yang sejenisnya.
Kalaupun kita ingin mengabadikan suatu peristiwa atau kejadian, atau ingin mendokumentasikan dan mengarsipnya, maka kita bisa menyimpannya di album, atau menaruh di tempat-tempat yang aman. Tanpa harus memajangnya atau mempertontonkannya di dinding- dinding rumah.
Hal itu berkaitan dengan keberkahan dan kebaikan rumah serta penghuni yang ada di dalamnya. Apabila kita memasang gambar-gambar yang bernyawa di dinding-dinding rumah, maka para malaikat pembawa keberkahan dan kebaikan dari Allah enggan untuk datang atau masuk ke rumah kita. Kalau mereka enggan datang, maka syetanlah yang akan hadir dan menghuni rumah kita.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban). Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Apakah kamu tidak tahu bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada gambar. Sesungguhnya orang yang membuat gambar akan disiksa pada hari kiamat. Dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang telah kamu gambar itu.” (HR. Bukhari).
Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah pernah masuk ke rumah, di dalamnya beliau menemukan gambar Nabi Ibrahim dan gambar Maryam. Beliau bersabda, ‘Tidakkah mereka telah mendengar bahwa para malaikat tidak akan masuk rumah yang ada gambar di dalamnya…” (HR. Bukhari).
20. Membersihkan Rumah dari Lonceng
Lonceng yang biasa terdapat di gereja, ternyata selama ini juga dipakai oleh sebagian kaum muslimin untuk diletakkan di rumahnya. Ada yang difungsikan untuk pemberitahuan kepada tuan rumah bahwa ada tamu yang datang, dan ada juga yang dipakai hiasan rumah dan koleksi untuk seni. Ada yang berukuran besar, ada pula yang berukuran kecil.
Di kampung atau di daerah, lonceng juga sering diikatkan pada leher hewan sebagai pertanda. Sehingga ketika hewan itu lari atau menggerak gerakkan batang lehernya, maka akan terdengar nyaring bunyi gemerincing dari lonceng tersebut. Padahal Rasulullah telah melarang keberadaan lonceng-lonceng di rumah, atau yang digantungkan pada leher anak-anak atau binatang ternak, Karena benda itu bisa menghalangi datangnya malaikat.
Rasulullah bersabda, “Lonceng adalah seruling syetan.” (HR. Muslim, Abu Daud dan Ahmad). Dan Ibnu Umar berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah ber- sabda, ‘Setiap lonceng itu ada syetannya.” (HR. Abu Daud). Dan Aisyah berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, “Para malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada lonceng.” (HR. Abu Daud).
Rasulullah bersabda, “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat lonceng. Malaikat pun tidak akan mendampingi orang- orang yang di tempatnya ada lonceng.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i). Umar bin Khatthab pernah memecahkan lonceng- lonceng yang digantungkan pada kendaraan putrid Zubeir Umar berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya setiap lonceng itu ada syetannya (HR. Abu Daud).
Abu Hurairah berkata, “Rasulullah pernah bersabda, Malaikat tidak akan menemani sekelompok manusia di tempat yang di dalamnya ada anjing atau lonceng’.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
Berkaitan dengan hadits di atas, Imam Nawawi berkata, “Hadits tersebut menghinakan orang yang membawa anjing atau lonceng ketika bepergian. Malaikat pembawa rahmat tidak akan mendampingi seseorang yang membawa atau memiliki salah satu dari keduanya. Yang dimaksud dengan malaikat di sini adalah malaikat pembawa rahmat yang tugasnya memohonkan ampunan, bukan malaikat yang tugasnya mencatat amal perbuatan kita.”
Adapun bel yang sering kita jumpai di rumah kita, yang suka di pasang di gerbang rumah atau di dekat pintu keluar rumah, sebagai alat pemberitahuan kepada penghuni rumah, bahwa ada tamu yang akan datang, bukanlah termasuk dalam kategori lonceng yang dilarang keberadaannya dalam rumah seorang muslim.
21. Membersihkan Rumah dari Anjing
Di beberapa kota besar, memelihara anjing di rumah merupakan sebuah fenomena dan trend tersendiri. Tidak hanya orang non muslim, orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim juga ikut-ikutan memelihara anjing di rumahnya. Menurut pengakuan beberapa orang yang memelihara anjing kesayangannya tersebut, setiap bulannya harus merogoh kocek yang cukup besar untuk biaya hidup si anjing dan perawatannya. Bahkan biaya itu jauh lebih besar, bila dibandingkan dengan gaji pembantu yang bekerja siang malam di rumahnya. Ironis memang.
Tema ini tidak membahas apakah anjing itu najis atau tidak. Yang najis itu dagingnya atau hanya air liurnya. Karena masalah itu sudah dibahas secara panjang lebar di buku- buku Fiqh. Yang jadi pembahasan tema ini adalah keberadaan anjing di rumah seorang muslim, yang berkaitan dengan keamanan penghuninya dari gangguan syetan.
Dalam hadits shahihnya, Rasulullah bersabda, “Para malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhari dan Muslim). Di riwayat lain, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing.” (HR. Thabrani dan dishahihkan al-Albani).
Yang dimaksud anjing di sini adalah semua jenis anjing, kecuali anjing untuk berburu atau anjing untuk penjagaan dan keamanan, dengan syarat anjing tersebut tidak berwarna hitam. Karena Rasulullah bersabda, “Anjing hitam adalah syetan.” (HR. Muslim).
Imam al-Qurthubi berkata, “Telah terjadi sedikit perbedaan pendapat di antara para ulama’, seputar sebab- sebab malaikat rahmat tidak mau memasuki rumah yang ada anjing di dalamnya. Sebagian ulama’ menyatakan dikarenakan anjing itu najis. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai syetan.
Aisyah bercerita, “Suatu saat Rasulullah pernah membuat janji dengan malaikat Jibril. Ketika jadwal pertemuan itu tiba, ternyata malaikat Jibril belum juga datang. Seraya meletakkan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah berkata, “Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, tapi kenapa malaikat Jibril belum juga datang?”
Ketika Rasulullah menengok kanan-kiri, beliau melihat seekor anak anjing ada di kolong tempat tidur. “Sejak kapan anjing itu masuk?” tanya beliau. “Entahlah”, jawab Aisyah.
Setelah anjing itu dikeluarkan, datanglah malaikat Jibril. Nabi bertanya, “Kenapa kamu terlambat?” Jibril menjawab, “Karena di rumahmu tadi ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Muslim).