Islam telah mengajarkan kepada umatnya segala hal yang bisa membuat hidup mereka bahagia di dunia dan di akhirat. Dan sebagai bagian dari kebahagiaan seseorang adalah dirinya bisa selamat dari kejahatan yang mengancamnya, baik kejahatan yang bersumber dari sesama manusia atau kejahatan dari makhluk lainnya seperti jin atau syetan. Kejahatan yang setiap saat bisa muncul saat kita dalam rumah sendiri atau saat berada di tempat lainnya.
Hanya saja akhir-akhir ini, banyak masyarakat muslim yang enggan untuk mempelajari kiat keselamatan yang diajarkan Islam tersebut dengan seksama, apalagi mempraktikkannya dalam kesehariannya. Mereka lebih suka memanfaatkan jasa perdukunan untuk menjampi- jampi agar rumahnya aman dari gangguan syetan. Mereka lebih tertarik dengan memasang rajah, isim atau jimat daripada berdo’a atau melakukan ruqyah syar’iyyah. Mereka lebih percaya dengan kiat yang ditawarkan dukun atau orang pintar daripada kiat yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Sungguh merupakan fenomena yang menyedihkan.
Oleh karena itu, sudah saatnya sekarang kita kembali ke ajaran Islam, termasuk dalam menghadirkan rasa aman yang kita idamkan, baik itu di rumah sendiri atau di tempat lain yang kita singgahi. Kita hidupkan kembali sunnah- sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah, dan kita tinggalkan ajaran syetan dan perdukunan. Kita selimuti diri kita dengan selimut iman, dan kita buang selimut kesyirikan dan kesesatan.
Marilah kita bentengi rumah dari ancaman musuh dengan cara yang praktis dan aman. Praktis karena cara kita ini tidakmembutuhkan dana atau anggaran yang besar. Tidak butuh biaya yang banyak untuk mencari-cari sosok dukun yang hebat dan jempolan. Aman karena cara kita ini tidak membutuhkan tumbal atau sesajen syetan, tidak menodai akidah dan keimanan. Tidak butuh ritual-ritual yang me- nyimpang atau persyaratan- persyaratan yang memberatkan.
Justru dengan cara-cara ini nanti kita bisa mendekatkan diri kepada Allah, memupuk keimanan dan mengokohkan akidah. Menambah banyak pahala dan mengurangi banyak dosa. Mensiarkan Islam dan memperjuangkannya agar panjinya tetap berkibar di bumi ini. Juga melestarikan sunnah warisan Rasulullah agar tidak tergerus oleh doktrin syetan dan perdukunan yang menyesatkan.
Berikut ini di antara kiat praktis untuk membentengi rumah dari gangguan Iblis.
- Sering Melaksanakan Shalat Sunnah Di Dalamnya
Shalat yang diajarkan Rasulullah kepada kita ada yang wajib dan ada yang sunnah. Bagi kaum laki-laki dianjurkan untuk melaksanakan shalat wajib itu di masjid atau mushalla terdekat, yang tentunya dengan cara berjama’ah. Sedangkan bagi kaum wanita, lebih baik melaksanakan shalat wajib itu di rumah masing-masing, berjama’ah dengan anggota keluarga yang ada. Adapun untuk shalat sunnah, baik laki- laki atau perempuan dianjurkan untuk melaksanakannya di rumah.
Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian melarang istri- istri kalian untuk shalat di masjid, meskipun shalat di rumah itu lebih baik bagi mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud). Dalam riwayat lain, “Wahai manusia, shalatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali shalat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bagi kaum laki-laki yang telah melaksanakan shalat wajibnya secara berjamaah di masjid. Kemudian ia hendak melaksanakan shalat sunnah, maka alangkah baiknya kalau shalat sunnah tersebut dilaksanakan di rumah. Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang telah melaksanakan shalatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari shalatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena shalat yang dilakukannya.” (HR. Muslim).
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan shalat- shalat sebagaimana yang telah diajarkan rasulullah. Rasulullah bersabda, “Kerjakanlah shalat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
2. Sering Membaca al-Qur’an di Dalamnya
Al-Qur’an adalah kalam suci ilahi. Siapa yang mau membaca dan mempelajarinya, maka ia akan mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang mau mempraktikkan ajarannya, maka ia akan berada dalam kebenaran dan selamat dari kesesatan. Tempat yang dibacakan rumah di dalamnya, akan membawa banyak kebaikan dan keberkahan. Karena para malaikat akan senantiasa turun dan menaungi para pembaca al- Qur’an serta mendo’akan mereka. Turunnya malaikat adalah pertanda kebaikan, dan syetan akan lari dan kabur dari tempat yang dihadiri oleh para malaikat.
Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya rumah akan terasa lapang dan lega oleh penghuninya, dan akan selalu didatangi para malaikat dan dijauhi para syetan dan kebaikannya akan bertambah banyak bila selalu dibacakan al-Qur’an di dalamnya. Dan rumah akan terasa sempit oleh penghuninya, dan dijauhi oleh para malaikat dan didatangi oleh para syetan dan kebaikannya pun semakin dikit bila tidak dibacakan al- Qur’an di dalamnya.” (Riwayat Dailami).
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka ambillah darinya selagi kalian mampu. Karena saya tidak melihat sesuatu yang paling nihil dari kebaikan, kecuali rumah yang tidak pernah dibacakan al- Qur’an sedikitpun. Dan hati yang di dalamnya tidak ada sedikitpun dari kitab Allah (al- Qur’an) adalah hati yang rusak, sebagaimana rusaknya rumah karena tidak ada penghuninya.” (Riwayat Darimi).
3. Membaca Surat al-Baqarah
Surat kedua setelah surat al-Fatihah ini adalah surat yang terpanjang dalam al-Qur’an. Rasulullah menyebutnya sebagai puncaknya al-Qur’an. Surat yang terdiri dari 286 ayat ini memang cukup panjang. Bagi orang yang bacaan al-Qur’annya sudah lancar, mungkin membutuhkan waktu sekitar satu jam setengah untuk bisa meng- khatamkannya dengan baik. Dan bagi yang bacaannya belum lancar, bisa membutuhkan waktu lebih dari dua jam. Dan bagi yang masih terbata-bata dalam membacanya, akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin karena itulah, sehingga banyak orang yang enggan untuk membacanya sampai tuntas atau dari awal sampai akhir.
Termasuk untuk membentengi rumah dari gangguan syetan. Banyak orang yang ketika berkonsultasi ke Majalah Ghoib seputar gangguan syetan yang dirasa ada di rumahnya, merasa terlalu lama atau terlalu panjang bila disuruh membaca surat al-Baqarah dari awal sampai akhir. Tapi anehnya, di antara mereka ada yang pernah dikasih wirid atau amalan oleh dukun, yang ritualnya membutuhkan waktu lebih dari tiga jam, bahkan ada yang pernah melakukan ritual dari jam satu malam sampai jam enam pagi. Mereka tidak mengeluh atau malas, walaupun setelah dipraktikkan, hasilnya tetap nihil.
Kemungkinan besar yang perlu dibenahi dan ditata kembali dalam masalah ini adalah faktor keyakinan. Mereka yakin dengan resep dukun, sehingga tidak memperhitungkan lagi akan waktu dan dana yang harus dikeluarkan untuk mengusir gangguan ghaib. Sedangkan terhadap resep Rasulullah, mereka kurang meyakini. Bahkan ada yang bilang, “Masak…, hanya dengan membaca surat al-Baqarah, rumah akan terbentengi dari gangguan syetan.”
Rupanya syetan tidak hanya berhasil menyesatkan para dukun binaannya, tapi juga berhasil meracuni pikiran orang yang datang ke dukun. Sehingga mereka berpaling dari ajaran Rasulullah, atau paling tidak meragukan kebenarannya.Yang perlu kita catat di sini adalah, “Yang paling paham akan karakter syetan, apa yang membuat mereka takut, apa yang membuat mereka senang atau betah, adalah Allah yang menciptakan mereka. Ketika Allah telah menyatakan melalui lisan rasul-Nya, bahwa bacaan surat al-Baqarah mampu membentengi rumah dari gangguan syetan, maka informasi inilah yang harus kita percaya dan kita yakini kebenarannya. Kalau kita masih ragu, berarti keimanan yang ada dalam hati kita belum benar adanya.”
Adapun bila kita sudah meyakini kebenarannya, lalu mempraktikkannya dan belum tampak hasilnya. Maka kita harus introspeksi diri, mungkin caranya yang salah, niatnya belum benar atau Allah belum mengabulkan permintaannya, atau ada hal lain yang belum kita ketahui. Yang jelas, kesalahan bukan pada surat atau ayat yang dibaca.
Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Janganlah menjadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan al-Baqarah tidak akan dimasuki syetan.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).
Rasulullah bersabda, “…Bacalah surat al-Baqarah, sesungguhnya membacanya adalah barokah, dan meninggalkannya adalah kerugian. Dan dengannya, para tukang sihir tidak akan mampu berbuat apa- apa.” (HR. Ahmad, Muslim dan ad-Darimi).
4. Membaca Sepuluh Ayat dari Surat al-Baqarah
Bacaan yang paling utama utama membentengi rumah dari gangguan Iblis dan syetan adalah surat al-Baqarah, karena banyaknya riwayat shahih yang menjelaskan hal tersebut. Namun ada juga riwayat lain yang menjelaskan bahwa beberapa ayat dari surat al- Baqarah kalau kita baca di suatu rumah, maka bacaan itu dengan izin-Nya juga dapat membentengi rumah dari Iblis dan syetan.
Asy-Sya’bi berkata, “Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Barangsiapa yang membaca (di rumahnya) sepuluh ayat dari surat al-Baqarah di malam hari, maka syetan tidak akan masuk rumahnya di malam tersebut sampai pagi. Yaitu, empat ayat di permulaan surat al-Baqarah, ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, dan tiga ayat di akhir surat al-Baqarah (yang dimulai dari Lillahi ma fis samawati…).” (Riwayat ad- Darimi).
Dalam riwayat lain, Ibnu Mas’ud berkata, “barangsiapa yang membaca empat ayat dari awal surat al-Baqarah, ayat Kursi dan dua ayat setelahnya, dan tiga ayat terakhir dari surat al-Baqarah, maka syetan tidak akan mendekatinya, juga tidak akan mendekati keluarganya. Dan tidak akan tertimpa sesuatu yang tidak disukainya.” (Riwayat ad-Darimi).
Ini merupakan alternatif yang bisa kita lakukan untuk membentengi tempat tinggal kita dari gangguan musuh yang utama. Apabila kita dihadapkan dengan kebutuhan yang mendesak, dan waktu yang kita miliki tidak lama. Maka kita bisa membentengi rumah kita dengan bacaan beberapa ayat di atas. Tapi ini bukanlah pilihan satu-satunya. Kita bisa memakai cara ini, atau cara lainnya sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadits-hadits yang ada.
5. Membaca Ayat Kursi
Ayat kursi adalah termasuk ayat yang dihafal oleh banyak orang. Banyak keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada ayat tersebut. Rasulullah menyebutnya sebagai pemuka ayat-ayat al-Qur’an. Banyak hadits yang menjelaskan ayat kemujaraban ayat tersebut sebagai kiat untuk membentengi rumah dari gangguan Iblis dan syetan.
Kegunaan ayat tersebut sebagai benteng tidak hanya ditegaskan secara langsung oleh Rasulullah. Tapi juga diberitahukan oleh jin dan syetan itu sendiri kepada. beberapa shahabat Rasulullah. Mereka menyatakan sendiri bahwa ayat Kursi yang dibaca seseorang mampu untuk membentengi dirinya atau rumah yang ditempatinya dari gangguan syetan. Dan ketika hal itu disampaikan ke Rasulullah, beliau pun mengiyakannya atau mengakui kebenarannya.
Abu Ayyub al-Anshari mempunyai sebuah gudang yang berisi kurma. Lalu datanglah hantu dan mencurinya. Kemudian ia mengadukan hal itu ke Rasulullah, Rasulullah bersabda, “Pergilah, apabila kamu melihatnya, katakanlah, ‘Dengan nama Allah, taatilah seruan Rasulullah! Kemudian ia pun menangkapnya, dan hantu itu berjanji bahwa ia tidak akan mengulanginya. Abu Ayyub melepaskannya. Ketika Abu Ayyub datang ke Rasulullah, Beliau bertanya, ‘Apa yang dilakukan tawananmu semalam?’ Abu Ayyub menjawab, ‘la berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Rasulullah bersabda, ‘la berbohong, dan sesungguhnya ia telah terbiasa untuk melakukan kebohongan.’
Selanjutnya Abu Ayyub menangkapnya lagi dan berkata, ‘Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku membawamu ke Rasulullah. Lalu ia berkata, ‘Aku akan memberitahumu sesuatu, ‘Bacalah ayat kursi di rumahmu, maka syetan dan lainnya tidak akan mendekatimu.’ Kemudian Abu Ayyub (melepaskannya) lalu mendatangi Rasulullah. Beliau bertanya, ‘Apa yang dilakukan tawananmu? Lalu la memberitahukan apa yang telah didengarnya. Rasulullah ber- sabda, “la telah berkata benar kepadamu, padahal ia adalah pendusta.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, la pun menshahihkannya serta diriwayatkan Bukhari di kitab at-Tarikhul Kabir: 1/28).
Dalam kehidupan para shahabat, ada di antara mereka yang menjadikan ayat kursi ini sebagai bacaan rutin untuk membentengi rumah dari gangguan Iblis. Seperti riwayat berikut. Abdullah bin ‘Ubaid bin ‘Umair berkata, “Abdurrahman bin ‘Auf apabila masuk rumahnya, ia membaca di empat pojok rumahnya ayat kursi.” (HR. Abu Ya’la, dan al-Haitsami menyatakan rijalnya terpercaya).
Rasulullah juga sudah berpesan kepada kita semua, agar tidak lupa untuk membaca ayat Kursi saat mau tidur, agar tidur kita dijaga oleh Allah. Kalau ada orang yang tidak suka sama kita atau dukun yang ingin berbuat jahat kepada kita, insya Allah dengan ayat Kursi yang kita baca, kita akan terlindungi dan terbentengi. “Apabila kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas, karena Allah senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi”. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah).
Namun kita harus tetap waspada, apabila ada orang yang memberi bacaan ayat Kursi sebagai amalan atau wirid, dengan dibaca sekian ratus atau sekian ribu kali, untuk kepentingan ini dan itu atau untuk menggapai kesaktian dan kadigdayaan. Karena cara yang salah dalam berdzikir tidak akan mengantarkan kita kepada Allah, tapi kepada syetan. Kerjakanlah apa yang sudah ada dalilnya dan caranya pun sesuai dengan yang dicontohkan Rasul.
6. Membaca Dua Ayat Terakhir Surat al-Baqarah
Mayoritas kita tidak asing dengan kedua ayat ini, bahkan banyak di antara kita telah menghafalnya di luar kepala, yaitu dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah. Tapi banyak di antara kita tidak mengetahui keutamaan dan kegunaan dari kedua ayat tersebut. Padahal kedua ayat itu adalah bacaan yang dengan izin-Nya, sangat ampuh untuk membentengi rumah kita dari gangguan syetan.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat al- Baqarah pada suatu malam, maka hal itu cukup baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).
Ibnul Qayyim berkata, “Yang dimaksud dalam hadits itu adalah pembacanya akan terlindungi dari kejahatan yang mengancamnya.” (al-Wabilus Shayyib: 25).
Sedangkan Imam Nawawi berkata, “Makna dari ‘Kafatahu’ dalam hadits di atas adalah, cukup baginya sebagai pengganti qiyamul lail, atau terlindungi dari syetan, atau terlindungi dari segala malapetaka. Dan bisa juga maksudnya terjaga dari hal itu semua.
Adapun Syekh Abdul Aziz bin Baz menyatakan bahwa makna dari Kafatahu adalah terjaga dari segala bentuk keburukan yang ada, wallahu a’lam. (Fathul Haqqıl Mubin: 15)
Dalam riwayat lain, “Sesungguhnya Allah telah menulis Kitab (al-Qur’an) dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, dan Dia berada di ‘Arsy. Lalu Dia menurunkan darinya dua ayat yang dengannya Dia menutup surat al-Baqarah. Dan tidaklah keduanya di baca pada suatu rumah dalam waktu tiga malam, kecuali syetan tidak akan mendekatinya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i dan dishahihkan al-Albani).
Al-Munawi berkata, “Tidaklah kedua ayat itu dibaca di rumah, masjid, madrasah atau tempat lainnya, dalam tiga malam -setiap malam sekali-, kecuali syetan tidak akan mendekatinya. Disebutkan waktu malam di sisni, karena biasanya malam adalah waktu istirahatnya manusia danbertebarannya syetan. Dan dikatakan, ‘Syetan tidak akan mendekatinya’ berarti merupakan penegasan bahwa mereka tidak akan masuk. Jangankan masuk, mendekat saja mereka sudah tidak mampu.” (Faidhul Qadir: 2/ 348)
7. Membaca Do’a Saat Masuk Rumah
Masuk dan keluar rumah adalah pekerjaan rutinitas kita sehari-hari. Entah berapa kali kita masuk dan keluar rumah dalam waktu sehari, baik itu rumah sendiri atau rumah orang lain. Mungkin karena begitu seringnya aktifitas itu kita lakukan dan kurangnya perhatian kita akan pentingnya do’a masuk rumah, akhirnya kita masuk dan keluar dengan berlalu begitu saja, tanpa berdo’a terlebih dahulu. Mulai saat ini, pola hidup seperti itu harus kita rubah. Saat masuk rumah, jangan biarkan diri kita berlalu tanpa do’a.
Perhatikanlah kegunaan do’a yang dibaca seseorang saat masuk rumah sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah, Khaulah binti Hakim as- Sulamiyyah bercerita, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa singgah di suatu rumah (tempat), lalu membaca, ‘Aku berlindung dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah Dia ciptakan’, niscaya ia tidak akan ada yang mencelakainya sampai ia meninggalkan rumah (tempat) tersebut.” (HR. Imam Muslim).
Atau berdo’a dengan do’a lain sebagaimana yang tercantum dalam hadits berikut. Abu Malik al-Asy’ari berkata: Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang masuk rumahnya, hendaklah ia membaca: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan waktu masuk dan waktu keluar. Dengan nama Allah (Bismillah) kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar, dan kepada Allah (Tuhan kami) kami bertawakkal’, lalu mengucapkan salam kepada penghuninya.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh al-Albani).