Adab Berdoa 3

Jangan Lewatkan Saat-saat ini

Rahmat Allah kepada hamba-Nya itu tidak mengenal batas. Bahkan dalam masalah doa sekalipun. Allah memberikan kemudahan kepada siapa saja, yang mau berdoa untuk memilih waktu dan keadaan tertentu. Waktu Yang lebih memungkinkan terkabulnya doa. Karena itu, memanfaatkan kemudahan Allah ini merupakan salah satu solusi, agar doa tidak lagi mengambang dan cepat dikabulkan.

 

1. Ketika Sujud

Saat bersujud adalah waktu yang paling baik untuk memperbanyak doa. Ya, saat itu kepala yang menjadi simbul mahkota dan tidak sembarangan dipegang orang itu harus tunduk dan menyatu dengan lantai. Kepala itu sejajar dengan kaki dan mencium tanah. Tanah yang biasa menjadi pijakan kaki. Siapapun pemilik kaki itu.

Inilah bentuk penyerahan total seorang hamba kepada Ilahi Rabbi. Kepatuhan yang mengesampingkan kesombongan. Membuang jauh segala bentuk keangkuhan. Bila sudah demikian, tentu Allah akan memberikan ganjaran yang setimpal. Allah berjanji untuk mengabulkan permintaan siapa saja yang dengan ikhlas mau bersujud kepada-Nya.

Saat itulah Allah menjadi dekat dengan hamba- Nya. Demikianlah berita yang disampaikan Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah itu sangat dekat dengan hamba-Nya saat ia sujud dalam shalat. Karenanya perbanyaklah doa di dalamnya.” (HR. Muslim)

Karenanya tidak wajar bila terbetik kemarahan dalam hati saat imam sujud terlalu lama. Atau kita sendiri berdoa dengan secepat kilat. Tanpa ada penghayatan. Tanpa ada usaha untuk belama- lama berada di dekat Allah. Apakah kemarahan itu disebabkan oleh ketidaktahuan kita akan bagaimana seharusnya berdoa? ataukah memang ada syetan yang menggoda hati? hanya kita masing-masing yang tahu jawabannya.

Karena itu, janganlah marah atau enggan berdoa agak lama ketika sujud. Sebagaimana dianjurkan Rasulullah, “… Dan ketika kalian dalam sujud, maka bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa. Karena saat itu adalah saat- saat terkabulnya doa.” (HR. Muslim)

Bukan berarti kita bebas membaca apa saja ketika sujud ini. Ada rambu-rambu y yang harus dipatuhi di antaranya adalah tidak membaca ayat Al-Qur’an atau berdoa dengan bahasa Indonesia. Sebaliknya pilihlah beberapa doa yang telah diajarkan Rasulullah.

 

2. Saat Bepergian

Mungkin kita pernah bepergian jauh mengarungi lautan. Bermain dengan ganasnya ombak yang menggulung. Sementara awan tebal menaungi kita. Dunia seakan menjadi gelap. Dan dari balik kegelapan itu sesekali kilatan petir yang menyambar-nyambar menjadi pelita yang menakutkan. Hati semakin ciut. Dan, nyali pun hilang entah kemana. Terlebih bila kilatan petir itu menyisakan suara yang menggelegar. Nyawa terasa mau lepas.

Memang tidak semua orang pernah merasakan ganasnya lautan. Tapi setidaknya ia pernah mendengarnya. Dalam kondisi demikian, bisa dipastikan bahwa setiap penumpang kapal itu penuh harap cemas. Dengan berlinang air mata dan tanpa sengaja tangannya menengadah ke langit. Berdoa kepada Allah agar diselamatkan dalam perjalanan. Saat seperti ini, wajar kalau kita ingat kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa.

Tapi bila kita bepergian dalam suasana yang menyenangkan. Langit cerah, cuaca pun bersahabat dengan semilir angin yang sesekali menerpa wajah. Dan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Seakan bayangan akan kematian itu jauh dari mata. Seakan kita tidak butuh pada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Padahal, sesungguhnya saat-saat seperti ini adalah saat yang tepat untuk melantunkan doa. Doa apa saja. Terserah kita. Karena kenyataannya kita memang makhluk yang membutuh pertolongan.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada tiga doa yang pasti terkabul. Doa orang yang terdhalimi, doa seorang musafir dan doa orang tua kepada anaknya.” (HR. Tirmidzi)

 

3. Saat Orang yang Didoakan tidak Bersamanya.

“Jauh di mata namun dekat di hati,” sebuah pepatah yang sering kita dengar. Pepatah yang menggambarkan seseorang yang tinggal jauh dari kita tetapi selalu ada dalam hati ini. Pada saat- saat seperti ini biasanya tergoreskan garis-garis kerinduan. Dan pada waktu seperti ini, doa it cepat dikabulkan.

Dalam kesendirian kita mengapa kita tidak berdoa untuk orang lain. Bukankah ada keluarga kita yang jauh di seberang sana. Ada orangtua, misalnya. Yang dengan penuh keikhlasan merawat kita sejak kecil, sementara keadaan harus memisahkan kita dengan mereka. Haruskah jasa-jasa mereka yang tidak akan pernah terbalas dengan apapun itu hilang tak berbekas. Dan tidak ada lagi ingatan kita untuk mereka. Jangan sampai itu terjadi.

Atau barangkali saat ini ada teman kita yang sedang sakit. la terbaring lemah. Seorang teman yang membutuhkan bantuan. Kalau toh tidak ada uang yang bisa kita berikan. Mengapa tidak kita panjatkan doa, dengan penuh keikhlasan. Doa yang insya Allah akan dikabulkan-Nya.

Dalam sebuah hadits riwayat Umi Kurzin disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Doa seseorang kepada temannya tanpa diketahui oleh yang didoakan itu mustajab. Ada seorang malaikat yang berada dikepalanya seraya berkata: Amiin, dan semoga engkau juga mendapatkan seperti apa yang kamu doakan.” (Kitab Ghoilaniat).

Subhanallah. Malaikat pun mengaminkan doa dan kita yang berdoa mendapatkan hasil dari doa itu. Bila demikian, mengapa ada rasa pelit untuk mendoakan mereka yang kini sedang tidak bersama kita.

 

4. Saat Turun Hujan

Orang tua sering kali marah ketika melihat anaknya bermain di luar saat turun hujan. Kemarahan yang wajar. Karena mereka khawatir anaknya akan demam dan terserang flu, kita tidak perlu kecewa, karena itu bukti kasih sayang mereka.

Terlepas dari itu semua, Rasulullah mempunyai kebiasaan yang berbeda saat hujan. Seperti yang diriwayatkan oleh Hakim dan Nasai dalam Sunan Kubro, bahwa ketika hujan turun, Nabi keluar dan membuka bajunya agar terkena guyuran hujan. Para shahabat bertanya mengapa beliau melakukan itu, beliau menjawab, “Karena dia baru saja dari Tuhannya.”

Karena itu, saat pergi kemanapun. Lalu tetesan-tetesan air hujan membasahi rambut dan baju kita, kita seharusnya berbahagia. Karena ada kesempatan untuk berdoa dan meminta apa saja, kepada Dzat yang telah menurunkan hujan. Boleh saja kita melipat tangan dan berteduh di bawah emperan bangunan yang ada, atau di bawah pepohonan. Tapi satu hal yang pasti jangan lewatkan kesempatan ini untuk berdoa. Karena inilah kesempatan emas itu.

Dalam sebuah hadits Sahal bin Saad meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada dua doa yang tidak akan tertolak. Doa saat (setelah) adzan dan doa saat turun hujan.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 13 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN