Adab Bersin

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin,” begitulah Rasulullah bersabda. Bersin, ya bersin memang berbeda dengan menguap. Perbedaan antara keduanya tidak bisa digambarkan. Jarak antara timur dan barat yang sering dijadikan sebagai contoh untuk memberikan penggambaran yang gamblang, tetap tidak bisa menyandingkan antara keduanya. Karena kecintaan dan ketidaksenangan Allah tidak bisa dilukiskan atau dibayangkan.

Yang bisa kita lakukan kemudian adalah mengambil manfaat dari hadits ini. Bila Allah menyukai bersin, tentu ada adab-adab yang harus kita jaga ketika bersin, sehingga kecintaan Allah itu tidak hilang begitu saja tanpa bekas, tanpa tambahan pahala yang dapat kitakumpulkan. Karena itu perhatikanlah beberapa adab bersin berikut. Semoga kita mendapatkan kasih sayang-Nya.

 

  1. Bacalah hamdalah saat bersin

Etika yang pertama ini berlaku bagi siapa saja. Laki-laki atau perempuan, anak-anak atau Joh orang dewasa. Semuanya diperlakukan sama selama dia mengaku sebagai seorang muslim. Yaitu dengan membaca alhamdulillah. Bacaan hamdalah ini bagian dari puja-puji syukur seorang hamba kepada Rabbnya.

Ketiadaan orang lain di sekitar kita bukan alasan untuk tidak mengucapkan hamdalah ketika bersin. Karena pada hakekatnya seseorang tidaklah sendirian di tengah keheningan dan kesepiannya dari orang lain.

Masih ada makhluk Allah yang selalu patuh dan tunduk kepada perintah-Nya yang mendengar bersin itu. Dan merekalah yang nantinya memberikan jawaban atas hamdalah yang kita ucapkan. Ya, malaikat tidak akan tinggal diam ketika orang yang bersin mengucapkan hamdalah.

Mereka juga mendoakan orang yang bersin. Begitulah berita yang disampaikan Ibnu Abbas, seperti diriwayatkan imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod. Ketika seseorang bersin dan mengucapkan alhamdulillah, maka ketahuilah bahwa saat itu ada malaikat yang meneruskan lafadz hamdalah yang belum sempurna itu.

Malaikat mengatakan, “Rabbil alamin”. Selanjutnya bila seseorang mengucapkan lafadz hamdalah dengan sempurna, maka malaikat  akan mendoakannya. “Yarhamukallah”. “Semoga kasih sayang Allah tercurah kepadamu”, kata malaikat.

Siapakah orang yang tidak ingin didoakan malaikat? Orang yang berakal sehat pasti sangat mengharapkannya. Karena itu bacalah hamdalah ketika bersin, kecuali bila saat itu kita sedang berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk membaca hamdalah. Baik ketika sedang shalat, atau saat berada dia kamar kecil.

 

2. Doakan orang yang bersin

Adab kedua berlaku bagi siapa saja yang mendengar orang bersin. Ketahuilah bahwa ketika ada orang bersin, dan mengucapkan alhamdulillah, maka sebagai sesama muslim kita berkewajiban untuk mengucapkan tasymit. Yaitu dengan mengatakan, ‘yarhamukallah’.

Ya, doanya memang sama dengan yang diucapkan malaikat seperti pada poin pertama di atas. Kita berdoa semoga Allah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada orang yang bersin. Islam dengan tegas mengatakan bahwa mengucapkan tasymit merupakan kewajiban. Karena ini adalah hak seorang muslim atas muslim lainnya sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.

Sebaliknya, orang yang bersin dan telah didoakan oleh temannya dia tidak boleh tinggal diam. la harus mendoakan balik seraya. mengucapkan’ yahdikallah wa yushlihu baalaka.”.

Hal ini seperti dituntunkan Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah. Rasulullah bersabda, “Jika seseorang bersin, hendaklah ia mengatakan ‘alhamdulillah‘. Bila dia mengatakan yang demikian, maka hendaklah saudaranya atau temannya mengatakan ‘yarhamukallah‘. Bila saudara atau teman mengatakan demikian, maka hendaklah (orang yang bersin) mengucapkan, ‘yahdikallah wayushlihu baalaka‘ (HR. Bukhari).

Namun, ada sedikit catatan pada poin ini. Kewajiban untuk membaca tasymit hanya berlaku bagi orang yang mengucapkan hamdalah ketika bersin. Sebaliknya bila dia diam saja, maka orang yang mendengarnya pun hanya diam saja. Ya, dicuekin saja.

Nasib seperti ini pernah dialami salah seorang sahabat seperti diriwayatkan imam Ahmad dari Abu Hurairah.

Suatu ketika Rasulullah duduk bersama dua orang sahabat. Satu dari mereka lebih mulia dari yang lain. Beberapa saat kemudian, orang yang lebih mulia itu bersin. Tapi dia hanya bersin saja tanpa membaca hamdalah. Rasulullah pun diam saja. la sama sekali tidak memberikan reaksi.

Selang beberapa saat kemudian, orang kedua bersin. Dan dia mengucapkan hamdalah. Rasulullah lalu mendoakannya. Orang pertama yang merasa lebih mulia dari orang kedua kecewa. la pun mengeluh. Dengan jelas Rasulullah membeberkan alasannya mengapa ia diam saja. “Sesungguhnya orang ini mengingat Allah, maka aku mengingatnya. Sedang kamu melupakan Allah, maka aku pun melupakanmu.” (HR. Ahmad).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN