لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِيْنَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُوْنَ
“Akan selalu suatu golongan di antara ummatku yang tetap berjaya, sampai datang kepada mereka ketentuan Allah, sedang mereka tetap berjaya dalam kebenaran”
Takhrij Hadits:
Hadits ini shahih sebagaimana telah dikeluar- kan oleh Asy-Syaikhani (Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kenyataan dari yang diramalkan:
Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan manusia dengan berbagai macam tipe, karakter dan perilaku. Dan dari situlah selain Allah menunjukkan kemahabesaran-Nya juga mendidik kita bagaimana bisa memahami dan tetap berinteraksi dengan keanekaragaman tersebut. Ada laki-laki ada perempuan, ada tinggi ada pendek, ada dermawan ada yang pelit, ada yang mu’min ada yang kafir, ada yang taat ada yang maksiat, dan masih banyak lagi.
Fenomena yang tampak di sekitar kita adalah semakin besarnya prosentase orang-orang yang kafir dan yang bermaksiat kepada Allah dan semakin kecilnya prosentase orang mukmin dan yang senantiasa mau berbuat kebajikan. Ini salah satunya disebabkan semakin jauhnya jarak kita dengan era keemasan Islam di zaman Rasulullah sehingga semakin berat pula ujian orang-orang yang bertekad untuk tetap istiqamah di jalan-Nya.
Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi rahimahullahu berkata, “Bahwa sangat mungkin golongan ini menyebar di antara orang-orang mu’min yang berbeda-beda. Di antara mereka ada kelompok ksatria, yaitu prajurit pejuang. Ada pula ulama fiqhi, ada kaum yang zuhud, ada penegak amar ma’ruf nahi mungkar, dan sebagainya. Termasuk semua kelompok yang senantiasa berkecimpung di dalam bermacam-macam jenis kebajikan. Tidak mesti mereka itu selalu berada dalam satu kelompok, bahkan mungkin mereka tersebar di segala penjuru bumi.”
Beberapa ulama bersepakat bahwa yang dimaksudkan dalam golongan ini adalah ahlus sunnah dan orang yang berpegang pada madzhab ahli hadits. Sekali lagi, mereka mungkin tidak berkumpul dalam suatu kelompok tetapi komitmennya untuk senantiasa berada di jalan yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah menyebabkan mereka tergolong jamaah ahlus sunnah.
Kembali kepada diri kita masing-masing, adakah keinginan pada diri kita untuk masuk dalam golonngan ini. Di antara kita ada pedagang, petani, karyawan, atau profesi apa saja dengan bidang usaha yang berbeda-beda namun di saat kita berpegang teguh pada syariat Allah maka kita masuk dalam golongan yang kelak akan selamat di akhirat.
Namun perlu disadari ini bukanlah hal yang mudah. Surga itu mahal, untuk meraihnya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan dalam segala aspek. Surga dikelilingi halangan dan rintangan yang kadang terasa berat. Sedangkan neraka dikelilingi kesenangan dan kenikmatan sehingga sangat mudah masuk ke dalamnya.