Seorang ibu beranak satu. berusia 44 tahun datang langsung dari Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ibu ini diantar oleh adik bungsunya yang bekerja sebagai supir di Ibu Kota negara Saudi Arabia, Riyadh. Dari negara penghasil minyak inilah, sang adik mendapatkan kabar dari seorang ustadz, agar mendatangi kantor Majalah Ghaib untuk diruqyah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah, kalau dia dan keluarganya terganggu makhluk jahat, sebangsa jin atau gangguan sihir yang dikirim oleh para dukun, sebagai kaki tangan syetan. Sebelum terapi ruqyah dimulai, Ibu ini bersama adik bungsunya tersebut, menyerahkan beberapa buah jimat yang telah tersimpan di rumahnya selama 3 tahun, untuk dihilangkan pengaruhnya dan dimusnahkan.
Pada sinar matanya yang paling dalam, tampak ibu ini menginginkan. kesembuhan atas dirinya dari gangguan yang selama ini dirasakan sangat menyiksanya dan sering tidak masuk akal. Ibu ini merasa heran, darimana datangnya gangguan yang selalu menghantuinya tersebut. Sehingga semakin hari semakin menyiksa dirinya. Gangguan ini berawal ketika suatau hari, kolam ikan yang sudah lama dirawat dan dipenuhi ikan-ikan yang sudah cukup besar, serta siap diangkat kalau ada tamu yang datang ke rumahnya, secara mendadak seluruh ikan yang berada di kolamnya tersebut mati mengambang, termasuk ikan lele yang menurutnya, ikan yang paling kuat kalau ada racun yang masuk ke kolam. Semenjak peristiwa itu, dimulailah penderitaan yang ibu ini rasakan, Kepalanya mendadak pusing dan panas, gerah menjalar pada seluruh bagian tubuh, tapi yang berkeringat hanya pada bagian leher dan dadanya saja. Yang lebih aneh lagi, di kepalanya seperti ada orang yang menggelisiknya (mencarikan kutu di rambut) setiap saat. Sementara pada bagian telapak kaki, serasa ada yang menusuk-nusuk dengan sekeras-kerasnya. Tak cukup dengan itu, telinganya pun seperti ada yang selalu mengorek- ngorek seperti menggunakan benda yang amat keras. “Sungguh semua itu, membuat saya tersiksa,” tuturnya.
Selain panas dan gatal yang menyelimuti tubuhnya tersebut, ibu ini mulai sering bermimpi yang aneh-aneh dan menakutkan. Di saat malam tiba, ketika ia mulai memejamkam matanya untuk beristirahat, ibu ini sering melihat wajah orang yang mirip suaminya dan selalu ingin mencelakainya. Mimpi yang lebih menyeramkan lagi dan datang hampir setiap malam adalah datangnya sesosok makhluk yang selalu mengajaknya untuk bersetubuh, ibu ini terus menolak, tetapi makhluk tersebut terus menggodanya untuk mengikuti segala keinginannya. Ibu ini mencoba menolak dengan tidur bertelungkup agar tidak lagi didatangi makhluk tersebut. Makhluk tersebut ternyata sangat licik, ia mencoba datang dari arah bawah tempat tidur ibu ini, untuk kembali meraihnya. Sepontan ibu ini bangun dari tidurnya, sambil ketakutan dan langsung menyebut nama Allah. Seiring dengan bacaan-bacaan itu, makhluk itu lenyap ditelan kegelapan malam.
Perjalanan untuk mencari kesembuhan, mulai dilakukannya. Dengan harap-harap cemas, ibu ini selalu menanggapi setiap informasi yang datang kepadanya, mengenai orang yang bisa menyembuhkan gangguannya tersebut. Dari teman-teman dan keluarga terdekat ia mendapatkan informasi, untuk mendatangi “orang pintar” di beberapa daerah di Indonesia. Sebuat saja daerah yang pernah ibu ini kunjungi, seperti: daerah Sukaraja, Sukabumi, Cirebon, belahan selatan Provinsi Banten, sampai ke daerah Bumi Ayu, di Jawa Tengah. Dengan dalih ikhtiar, ibu ini mendatangi beberapa orang pinter tersebut. Dari beberapa orang pinter tersebutlah ia mendapatkan bekal jimat-jimat ini, yang kemudian dikirimkannya ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan, karena tidak membawa perubahan dan manfaat apa pun pada dirinya malah menjadi sumber kemusyrikan. Apalagi setelah sang adik banyak mengetahui tentang hal tersebut, dari rubrik bongkar jimat di Majalah Ghoib.
Bentuk Jimat
Ada beberapa jenis jimat yang diserahkan, di antaranya: sejenis sabuk kenaikan tingkat dalam ilmu bela diri, warnanya kuning dan hitam. Kemudian 4 buah aluminium berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 8×8 cm. Keempat aluminium tersebut, sangat lentur dan mudah untuk dilipat-lipat. Di atas aluminium tersebut bertuliskan rajah-rajah berbahasa Arab, seperti pembukaan surat al- Fatihah dan beberapa ayat dalam al-Qur’an, yang di antarannya dibatasi dengan huruf-huruf hijaiyyah yang tertulis secara terpisah.
‘Kesaktian’ Jimat
Jimat aluminium ini didapatkan dari seorang dukun di daerah Jawa Barat, dengan meminta imbalan ala kadarnya. Jimat ini diyakini bisa menangkal gangguan makhluk-makhluk jahat dari bangsa jin atau syetan yang meneror kebahagiaan manusia. Dalam penggunaannya, ke empat aluminium ini, harus diletakkan di empat penjuru rumah, sehingga yang tinggal di dalamnya akan aman dari berbagai macam gangguan jahat. Bahkan dalam perjalanan mendapatkan jimat- jimat ini, ibu pemilik jimat ini, pernah dimandikan oleh sang dukun dengan menggunakan penutup selembar kain, di tempat praktik sang dukun.
Bongkar Jimat
Inilah suasana kesyirikan yang telah mendarah daging di masyarakat dan telah membuat gelap hati banyak orang. Kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, menjadi hal yang biasa.
Aluminium hanyalah logam biasa yang kemudian disulap menjadi benda keramat dan berharga mahal setelah ditulisi dengan beberapa hurup atau angka Arab. Kemudian disertakan dengan bacaan manteranya dengan keyakinan bisa melindungi diri. Padahal setiap kita seharusnya tahu bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan dan menolak musibah kecuali Allah saja. Perhatikan dengan baik pertanyaan bernuansa sindiran dari Allah berikut ini, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ini. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain?). Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS.an- Naml: 62).
Dengan ayat tersebut jelaslah bahwa tidak ada yang mempunyai kekuatan menolak bencana kecuali Allah. Maka kalau hanya aluminium, itu adalah permainan dukun untuk menipu dan menyesatkan kita.
Kalau kemudian dikatakan bahwa aluminium adalah salah satu sarana atau perantara untuk meminta perlindungan Allah, maka ini lebih lucu lagi. Karena Allah tidak pernah menjadikan benda yang tidak ada maknanya di sisi Allah itu untuk menjadi perantara pada urusan besar seperti ini. Allah dekat dan tidak perlu perantara.
Ada lagi bentuk penghinaan yang lain. Yaitu dengan dimandikan oleh dukun dengan tubuh hanya ditutupi selembar kain. Kalau dukunnya adalah lawan jenis, maka bagaimana hal ini bisa terjadi. Padahal Islam sangat menjaga jarak agar tidak terjadi campur baur antara laki dan wanita. Dari ritual jenis seperti inilah, kemudian kita mendengarkan banyak berita di televisi tentang dukun cabul. Tentu bukan saja salah si dukun yang memang penipu itu, tetapi si pasien juga rela ditipu dan dicabuli. Semoga Allah menjaga ibu yang telah menyerahkan jimat ini dan membimbing kita ke jalan yang benar. Wallahu A’lam.
Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M