Apakah Isa Sudah Wafat?

Benarkah nabi Isa sudah wafat? Kalau benar, di mana kuburannya? Kalau tidak benar, berarti ia masih hidup? Kalau begitu di mana tinggalnya? Karena selama ini ada orang yang menganggapnya telah meninggal, dan banyak juga yang meyakininya masih hidup.

Berdasarkan beberapa teks yang ada di al-Qur’an dan Hadits, para ulama’ sepakat bahwa nabi Isa sampai sekarang masih hidup, ia tidak dibunuh atau disalib tapi diangkat oleh Allah ke langit. Hanya saja mereka berbeda pendapat dalam proses pengangkatan, apakah dimatikan terlebih dahulu, atau hanya ditidurkan saja, atau tidak dimatikan dan tidak ditidurkan?

Allah berfirman, “(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir…” (QS. Ali Imran: 55), Dalam ayat tersebut ada kalimat “Mutawaffika”. Ada beberapa pendapat dalam menafsiri kalimat tersebut.

 

  1. Ditafsirkan dengan Mematikan

Tafsir ini berasal dari Ibnu Abbas, dan Wahab bin Munabbih mengatakan: “Allah mematikannya selama tiga jam dari saat pengangkatannya ke langit lalu menghidupkannya kembali.” (Tafsir al-Qurthubi: 2/95).

 

  1. Ditafsiri dengan Mengangkat

Imam al-Qurthubi sendiri menafsiri kalimat tersebut semakna dengan kalimat berikutnya “Rafi’uka”. Dengan demikian makna dari ayat tersebut adalah, “Aku mengangkatmu ke sisi-Ku dan menye lamatkan kamu dari orang-orang kafir dan mematikanmu (setelah kamu turun dari langit).” (Tafsir al-Qurthubi: 2/94).

 

  1. Ditafsirkan dengan Menidurkan

Mayoritas ulama tafsir mengartikan kalimat tersebut dengan menidurkan, sebagai mana yang difirmankan Allah dalam ayat lain, “Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. (QS. al-An’am: 60) Begitu juga Rasulullah saat hendak tidur, beliau membaca doa, “Ya Allah dengan nama-Mu saya mati dan hidup. Dan apabila bangun dari tempat tidur beliau membaca: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada Allah-lah kami kembali.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ar-Rabi’ bin Anas berkata: “Mutawaffika dalam ayat tersebut bermakna menidurkan, sebagaimana dalam firman Allah surat al-An’am ayat 60, karena tidur adalah saudaranya mati seperti yang disabdakan oleh Rasulullah ketika ditanya ‘Apakah penduduk surga juga tidur?”. Beliau menjawab, “Tidak, karena tidur saudaranya mati, dan di surga tidak ada kematian di dalamnya.” (HR. ad-Daruquth-ni). (Tafsir al-Qurthubi: 2/95).

 

  1. Ditafsirkan dengan Memegang

Abu Zaid menafsirkannya dengan memegang, sebagai mana yang difirmankan Allah di ayat lain, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan….. (QS. az-Zumar: 42).

Imam Hasan al-Bashri dan Ibnu Jureij berkata: “Yang dimaksud dengan Mutawaffika adalah memegangmu dan mengangkatmu ke langit, tanpa mengalami kematian.” (Tafsir al-Qurthubi: 2/95).

 

  1. Ditafsirkan dengan Menunda Ajalmu

Imam Zamakhsyari mengatakan: “Kalimat itu ditafsiri dengan menunda ajalmu. Jadi artinya: Aku melindungimu dari kejahatan orang-orang kafir yang hendak membunuhmu dan menunda ajalmu sampai pada waktu yang sudah Aku tentukan. Kemudian Aku kelak mematikanmu tidak melalui tangan-tangan mereka.”

“Dari beberapa ragam penafsiran di atas mayoritas ulama’ tafsir mengatakan bahwa Allah telah mengangkat Isa putera Maryam tanpa melalui proses kematian. Dan itulah tafsir yang tepat menurut saya”, begitulah Imam asy-Syaukani menegaskan. Lalu dia melanjutkan, “Karena telah banyak hadits Rasulullah yang shahih menjelaskan bahwa nabi Isa nanti akan turun kembali ke dunia ini untuk membunuh Dajjal. Sedangkan penafsiran bahwa Allah mematikan Isa dalam waktu 3 jam adal ah penafsiran yang lemah.” (FathulQadir: 1/344-355). Tapi kalau tetap diartikan dengan mematikan, Imam al-Farra’ mempunyai penafsiran lain, dia mengatakan dalam memaknai ayat tersebut berlaku hukum mendahulukan makna kalimat pertama dan mengakhirkan kalimat berikutnya. Dengan begitu arti dari surat Ali “Imran ayat 55 itu adalah, “Hai Isa, sesungguhnya Aku mengangkatmu dan membersihkan kamu dari orang-orang kafir, lalu mematikanmu (setelah kamu turun dari langit)”. (Fathul Qadir: 244).

Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa dalam proses pengangkatan Isa ke langit, tidaklah melalui proses kematian. Dan karena Isa diangkat ke langit, maka salah besar kalau orang-orang Yahudi mengklaim bahwa mereka telah membunuh nabi Isa. Dan salah pula orang-orang nashrani yang meyakini bahwa Isa telah disalib untuk menebus dosa. Karena Isa masih hidup, dan orang-orang Yahudi tidak berhasil membunuhnya ataupun menyalibnya. Allah memberi pernyataan yang tegas dalam al-Qur’an, “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. an-Nisa’: (57). Kalau kita ingin membuktikan bahwa Isa belum wafat secara kasat mata, maka tunggulah turunnya Isa putera Maryam ke bumi ini sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah.
Ghoib, Edisi No. 37 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN