Apakah Saya Dulu Dipelet?

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Ustadz Junaidi yang saya hormati. Saya seorang wanita berumur 32 tahun, saya baru saja bercerai dengan suami setelah melewati proses yang panjang karena banyaknya masalah yang menimbulkan pertengkaran yang berkepanjangan, yang akhirnya terjadi konflik di antara kedua keluarga besar kami.

Yang membuat saya penasaran sampai sekarang adalah, selama kami pacaran dulu (+/- 8 tahun) selalu diwarnai putus-sambung, sampai akhirnya menikah (+/-7 tahun) selalu terjadi pertengkaran. Yang terkadang berawal dari hal hal yang sepele. Tapi selalu kembali rukun dan saya pun kembali sayang serta kasihan kepadanya. Walau dia sering menyakiti perasaan saya, dan sebagai seorang suami atau bapak dia tidak bisa bertanggung jawab, untuk urusan dunia atau akhirat.

Semula saya tidak mengerti hal-hal yang berbau mistik. Tetapi setelah saya sering ikut pengajian, dan Kyai mengaji saya bilang kalau perasaan cinta saya kepada suami dari mulai pacaran sampai sekarang tidak wajar. Mulanya saya tidak percaya atas pernyataan tersebut. Tapi setelah saya berlangganan dan baca Majalah Ghoib dan melihat contoh-contoh jimat pada rubrik ‘Bongkar Jimat’, ternyata jimat-jimat tersebut ada yang mirip dengan jimat yang dimiliki mantan suami. Jimat itu terbuat dari kulit binatang, kertas, logam dan lainnya. Itu pernah saya temukan di dompetnya, di atas pintu dan sebagainya. Bahkan saya pernah melihat dia punya mantera bertuliskan huruf arab di atas dadanya saat tertidur, mungkin dibacanya sebelum tidur. Di situ ada nama lengkap saya, tapi saya tidak tahu apa maksudnya.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah: mungkinkah apa yang saya alami ini karena pengaruh jimat yang dimiliki mantan suami? Karena selama hidup dengannya saya mengalami penyakit dan gangguan seperti orang yang diganggu jin. Seperti mudah emosi, benci tanpa sebab, malas shalat dan tidak khusu. Sebagai Informasi tambahan, selama ini mantan suami dan keluarganya jarang sekali melaksanakan shalat, dan mereka gemar ke orang pintar atau dukun bila ada masalah.

Demikian, mohon bapak berkenan menjawabnya agar terjawab rasa penasaran saya. atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

UUN Semarang

 

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah. Saudari UUN dan pembaca lainnya dimana saja Anda berada. Hanya dengan iman kita bisa menjalani hidup dengan tenang dan damai. Namun karena minimnya pemahaman, sebagian besar umat Islam masih banyak yang melakukan perbuatan yang dilarang Syari’at Islam. Misalnya, masalah pacaran, bercampur-baur antara laki dan perempuan yang bukan mahramnya, memelihara jimat dan lain sebagainya.

Apa yang terjadi pada saudari tidak perlu membuat putus asa dan terus larut dalam kesedihan, sehingga melupakan masa depan dan menelantarkan ibadah yang menjadi kewajiban. Atau senantiasa mengingat keburukan mantan suami dan kedzalimannya yang akhirnya bisa menimbulkan dendam kesumat yang tiada akhirnya. Serahkan kepada Allah, karena Dia-lah yang menghukum orang yang bersalah dan membalas orang yang benar.

Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk Anda pribadi atau para pembaca lainnya. Hendaklah berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Islam sudah punya aturan yang harus kita taati agar kita tidak salah dalam mencari teman, apalagi untuk mencari pasangan hidup atau suami. Dengan berpacaran tentu banyak hal negatif yang akan muncul, karena kita telah mengundang syetan sebagai pihak ketiga. Apalagi sampai terjadi perzinahan atau dosa besar yang sejenisnya. Na’udzu billahi min dzalik. Rasulullah pernah bersabda, “Jangan ada seorang laki-laki berduaan dengan perempuan karena yang ketiganya adalah syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam menghambakan diri, kita hanya punya dua pilihan. Kalau kita enggan untuk menjadi hamba Allah, pasti kita menjadi hamba Iblis atau syetan. Kalau kita enggan untuk mengikuti sunnah Rasulullah, pasti kita terjerumus dalam ‘sunnah’ dukun. Sejauh mana kita mengikuti petuah syetan dukun, sejauh itu pula kita meninggalkan syari’at Allah dan Rasul-Nya. Kalau benar pengamatan saudari, bahwa mantan suami Anda sangat jarang shalat dan suka pergi ke dukun, maka indikasi jalinan hubungan Anda dengan mantan suami dari pertama pertemuan sampai cerai berbau klenik dan mistik sangatlah menyengat. Apalagi Anda telah menemukan bukti-bukti yang jelas, berupa jimat atau mantera, berarti indikasi pelet semakin kuat adanya. Itulah yang bisa kami simpulkan dari sekelumit cerita yang Anda paparkan.

Sedangkan kemalasan saudari dalam beribadah, gampang emosi dan benci tanpa sebab, memang merupakan indikasi gangguan jin. Apakah itu ada kaitannya dengan jimat-jimat dan mantera yang dimiliki mantan suami? Jawabannya tentu butuh bukti, agar kita tidak salah tuduh. Anda perlu introspeksi diri. Sebelum ketemu dengan mantan suami pertama kali, apakah tiba- tiba mencintainya atau melalui proses bergulirnya waktu dan intensitas pertemuan? Kalau tiba-tiba, berarti ada indikasi pelet. Lalu sifat Anda sebelum ketemu dia, apakah emosional, malas shalat dan ibadah? Kalau tidak, bahkan malah sebaliknya berarti ada kekuatan lain yang mempengaruhi sifat Anda. Dan itu salah satu pengaruh sihir yang dihembuskan oleh syetan secara langsung atau melalui dukun. Dalam surat Anda juga tidak bercerita apakah gangguan yang dulu dirasakan masih ada pasca perceraian atau sudah hilang. Kalau masih ada berarti Anda butuh terapi ruqyah syar’iyyah. Kalau sudah hilang, maka bersyukurlah kepada Allah dengan bertaubat kepada-Nya.

Bersyukurlah kepada Allah karena Anda tidak terseret ke dalam kebiasaan buruk mantan suami yang bergelimang jimat. Allah telah memberi petunjuk kepada Anda lewat Majalah yang Anda baca. Peliharalah petunjuk itu agar bisa menjadi penerang hidup, dengan senatiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Perbanyaklah berdzikir kepada Allah dengan membaca kitab-Nya dan mengamalkan sunnah Rasul-Nya. Dekatkanlah diri Anda kepada Allah, agar hati bisa tenang dan tidak gamang dalam menatap masa depan.

Ada beberapa bacaan yang bisa Anda jadikan wirid harian. Bacalah surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas setiap pagi dan sore atau setiap habis shalat lima waktu. Ketika hendak tidur baca tiga surat tersebut ditambah ayat kursi dan dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah Semoga Allah mengganti kepergian suami Anda dengan yang lebih baik.
Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN