Awas! Ada Was-Was

WAS WAS dalam kamus bahasa Indonesia bermakna ragu-ragu atau sangsi. Setiap orang pasti pernah merasa ragu atau sangsi. Ragu akan pilihan yang telah ia lakukan. Ragu akan kesuksesan dari ujian atau tes yang baru saja dijalani. Sangsi terhadap kemampuan yang dimiliki oleh orang yang akan bekerja sama dengannya. Atau sangsi atas keberhasilan dari usaha yang baru saja dirintis.

Namun was-was yang satu ini sedikit beda dengan was-was yang dimaksud di atas. Was-was dalam kajian utama kita pada edisi ini adalah was-was yang berasal dari bahasa Arab. Dalam perubahan kosa kata bahasa Arab, was-was berasal dari akar kata “waswasa-yuwaswisu – waswaasan”. Yang dalam kamus Bahasa Arab bisa bermakna bisikan, godaan dan hasutan. Bahkan al-waswaas itu sendiri bisa bermakna pikiran atau bisikan jahat, dan juga bermakna sebagai salah satu dari nama syetan. (Kamus al- Munawwir: 1559).

Was-was dalam pembahasan kita kali ini, sangat kental dengan ulah syetan dan tipu daya mereka, dalam rangka menjerumuskan hamba-hamba Allah ke jalan kesesatan. Dalam berbagai bidang dimanfaatkan syetan untuk menanamkan keraguan kepada manusia beriman akan kebenaran yang datangnya dari Allah. Sebagaimana mereka juga senantiasa berusaha untuk mengganggu kekhusukan dalam beribadah, serta membuyarkan konsentrasi para pelakunya.

Mungkin pernah muncul pertanyaan-pertanyaan usil dalam pikiran kita, siapakah yang menciptakan Allah 5. Apakah Allah 5 lelah dan capek dalam mengurusi makhluknya yang sangat banyak dan beragam. Apakah Allah merasa bosan melihat tingkah manusia yang penuh dosa dan kesalahan.

Atau saat melakukan wudhu dan bersuci, muncul perasaan bahwa wudhu kita belum sah, lalu kita ulangi lagi sampai berkali-kali. Bersuci kita belum afdhal, sehingga kita menghabiskan banyak liter air untuk mencapai keafdhalan yang kita maksud. Atau bisikan-bisikan lainnya yang kita rasa aneh dan ganjil.

Menurut penuturan banyak pasien yang pernah datang ke kantor ruqyah kami untuk menjalani terapi, ternyata banyak juga di antara mereka yang gangguannya adalah was-was. Was-was dalam ibadahnya. Was-was dalam pikirannya. Was-was dalam kehidupan keluarganya, jangan-jangan suaminya kawin lagi, jangan-jangan istrinya selingkuh dengan laki-laki lain. Dan bentuk was-was lainnya. Yang nota bene, mereka merasa sangat terganggu dengan munculnya perasaan was- was itu dalam keseharian mereka.

Sehingga sangat penting kiranya kita membahas was-was ini, untuk mengetahui sejauh mana upaya syetan melakukan gangguan terhadap diri kita melalui was-was. Serta upaya apa yang kita lakukan kalau rasa was-was itu hadir dalam kehidupan kita atau dalam pelaksanaan ibadah yang sedang kita lakukan. Apakah was-was dalam kehidupan sekarang masih pada ambang kewajaran, atau sudah berlebihan? Selamat mengikuti dan menikmati sajian berikut.
Bersambung….
Ghoib, Edisi No. 58 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN