
Love is blind. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar, dari mereka yang sedang dimabuk cinta. Pengalaman ini pernah dialami Ali (bukan nama sebenarnya), seorang jejaka yang hidup di perkampungan kumuh di sebuah sudut ibukota. Berbekal ijazah STM, banyak sudah pintu kantor yang ia ketuk untuk mendapatkan pekerjaan. Perjalanan hidup ia rasakan semakin pahit, tatkala harus menggangur selama beberapa tahun. la jalani hidup dengan hampa.
Sebuah gitar butut, selalu menemaninya di sudut gang kecil, sambil menyapa setiap kenalannya yang akan berangkat ke kantor. Begitulah rutinitas yang ia lakukan setiap hari. Gambaran hidup Ali, setidaknya menjadi gambaran umum akan nasib para pemuda yang susah mencari keria di ibukota.
Pada pertengahan tahun 2006, saya berkenalan dengan seorang gadis yang lewat depan gang rumah,” ujarnya memberi penjelasan. Ali merasakan getaran cintanya. semakin menggelora. Apalagi sikap sang gadis yang begitu bersahabat. Setiap pagi Ali berdandan rapi, berharap beriumpa dengan sang gadis pujaan yang berstatus mahasiswa tingkat terakhir di sebuah Perguruan tinggi swasta bonafid di Jakarta.
Saya seperti orang tidak waras selalu ingin berjumpa dengannya, tambahnya lagi. Selidik punya selidik, ternyata gadis itu anak seorang pengusaha sukses di kampung sebelah. Jangan mimpi luh Li…..! Lu ama die seperti pungguk merindukan bulan. Dia itu anak orang kaya, kenang Ali menirukan ucapan teman nongkrongnya. Ali tidak peduli.
Layaknya seorang Pangeran di film-film, Ali malah nekat memberanikan diri menyatakan cintanya kepada gadis itu. “Situ salah paham dengan kebaikan saya selama ini.” Saya tidak punya perasaan apa-apa kok. Kita hanya berteman saja. Lagi pula papa, sudah punya calon untuk saya. la anak orang kaya, jelas si gadis kepada Ali. Bagai disambar petir di siang bolong. Tetapi, bukan Ali namanya kalau tidak punya akal, selanjutnya dengan ditemani teman setongkrongannya Ali mulai mendatangi beberapa ‘orang pintar’ di Jakarta. “Sudah kepalang tanggung Cinta ini tidak boleh padam, tekad Ali bersemangat. Oleh seorang dukun Ali disuruh mandi dengan kembang tujuh rupa tepat di malam Jum’at Kliwon. Biayanya pun cukup mahal. Tetapi, tekadnya telah bulat. Apa pun ia usahakan, walau harus menggadaikan celana jin satu-satunya ke tukang loak. Setelah mandi air kembang tujuh rupa, Ali dibekali sebuah jimat untuk menaklukan hati sang gadis.
Ali semakin PD. “Kalau kamu ketemu dia, usap jimat ini tiga kali,” Pesan sang dukun. Ia mencoba mendatangi rumah sang gadis pujaannya. Bukannya di sambut dengan senyuman manis sang gadis, ia malah di temui oleh anjing piaran gadis itu. Seorang pembantu rumah tangga malah keluar untuk segera mengusir Ali dari depan rumahnya.
Ali kecewa dan bahkan si gadis itu, tak lagi lewat depan rumahnya seperti dulu. Sejak saat itulah, Ali mulai sering bengong sendirian. Tak punya lagi pun semangat hidup.
Setiap hari, Ali sering mengamuk. Omongannya ngoco, tak tentu arah. “Wes-ewes bablas cintanya,” begitulah yang sering Ali ucapkan. Melihat kondisi anaknya yang seperti itu. Orangtua Ali meminta tolong seorang untuk meruqyah anaknya. Ustadz itu tinggal tak jauh dari rumah keluarga Ali. Terapi ruqyah terus dilakukan dan keaadaan atau kondisi Ali semakin membaik. Sholat lima waktu mulai ia kerjakan atas bimbingan sang ustdaz, Ali menjadi pemuda yang penuh optimis.
Setelah itu, ia mengerjakan titah sang Ustadz agar memusnahkan jimat-jimat yang selama ini telah dimilikinya. Untuk itulah, ia menyerahkan semua jimat yang telah dimiliknya kepada Majalah Ghoib.
BENTUK JIMAT
Jimat ini berbentuk seperti sebuah batu berukuran kecil. Jimat ini terasa cukup berat ketika digenggam karena terbuat dari bahan logam. Aroma minyak za’faron, terasa menusuk hidung. Pada bagian luar jimat ini, terdapat ukiran huruf-huruf al-Qur’an yang putus-putus. Ukirannya yang timbul itu, tidak dapat terbaca dengan jelas. Hanya sang dukun yang mengetahui rahasianya.
KESAKTIAN JIMAT
Jimat ini diyakini bisa menimbulkan rasa cinta seseorang kepada pemiliknya. Terlebih lagi setelah diusap sebanyak tiga kali.
BONGKAR JIMAT
Batu kali ini dijadikan dukun untuk menyesatkan manusia. Hanya dukun yang tahu, mengapa tulisan arab yang tertulis di situ dibuat secara terputus-putus.
Sebuah pelecehan terhadap al-Qur’an. Makud hati menggaet gadis pujaan, apa daya stress yang didapat. Dasar dukun, selalu mencari akal untuk menangguk keuntungan dengan cara ngibul. Allah telah menjadikan syetan dapat merasuk ke dalam rongga manusia dan dapat menembus ke dalam hati dan dadanya. Syetan itu berjalan seperti peredaran darah. Ia bercokol pada setiap hamba dan tidak akan meninggalkannya sampai mati. Anak panah setan adalah para dukun pembual.
Cinta dalam agama Allah (lslam) merupakan tali dan landasan iman terbesar. Bahkan cinta merupakan motivasi utama dari utama dari keyakinan seorang Muslim. Cinta memiliki jembatan yang dibentangkan Allah di antara orang-orang yang beriman dan menyambungkan mereka dengan-Nya.
Allah menyebutkan tentang cinta dalam berbagai ayat al-Quran. Misalnya, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara.” (QS. al-Huiuraat ayat 10), “Berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali lmran ayat 103).
lmam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah telah bersabda: “Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api.”
Cinta kepada manusia (lawan jenis), merupakan hal yang mendasar, bahkan menjadi kebutuhan fithrah insaniyah. Yang sering menjadi masalah, adalah bagaimana seharusnya memposisikan cinta tersebut agar sesuai kehendak Allah. Seringkali, kita melanggar bahkan menentang larangan Allah untuk mendapatkan cinta, seperti berpacaran sebelum menikah dan pergi ke dukun. Lebih dari itu, tidak sedikit dari manusia yang kecintaannya kepada sesuatu lebih besar daripada kecintaannya kepada Allah.
Hal ini seperti dijelaskan dalam al-Qur’an. “Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengangkat sembahan-sembahan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepadaAllah.” (QS. al-Baqarah ayat 165)
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS. Bara’ah/at-Taubah: 24).
Jangan lagi cinta yang buta itu, merusak kesucian kita untuk mencintai Allah dengan penuh keimanan.
Ghoib Edisi 72 Th. 4/15 Syawal 1427 H/07 Nopember 2006 M