Bisakah Ustadz Mendeteksi Pencuri dari Jauh

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Begini ya ustadz, saya dan beberapa kawan di kantor baru dapat musibah. Kami harus bertanggungjawab atas uang gaji karyawan yang hilang sebelum dibagikan, tugas saya waktu itu hanya memasukkan amplop-amplop yang berisi uang ke dalam brangkas, pada saat itu tanpa curiga saya langsung memasukkannya ke dalam brangkas tanpa saya hitung terlebih dahulu. Kemudian setelah brangkas dibuka ternyata jumlahnya berkurang. Jadi saya yang kena getahnya, karena seandainya uang itu hilang setelah dimasukkan berarti akan hilang semua atau ada bekasnya di brangkas tersebut. Saya ingin supaya ustadz meraba (menerawang) pencurinya dari jauh agar saya dapat mengetahuinya, apakah ustadz bisa melakukannya?

Ibnu Abdillah, Jakarta Utara.

 

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Saudara Ibnu yang semoga dirahmati Allah serta seluruh pembaca dan pecinta kami dimana saja berada. Kami turut merasakan keprihatinan yang sedang anda hadapi, tetaplah bersabar dan selalu bertawakkal kepada Allah serta jangan lupa terus menerus berdo’a kepadaNya.

Sangat banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang senada dengan hal ini, seperti : Masalah perselingkuhan, rizki yang seret, sulit jodoh, dagangan sepi, keterbelakangan mental, dll. Dari seabreg masalah-masalah yang disampaikan kepada kami, sebagian besar mereka menganggap praktek ruqyah yang diselenggarakan kami tidak berbeda dengan praktek paranormal atau dukun yang selalu menjanjikan kesuksesan atau keberhasilan yang instan dan dapat mengatasi semua penyakit dan semua persoalan. Padahal kita sebagai manusia sangatlah banyak kekurangannya dari sisi manapun, begitu juga kami yang mengenalkan terapi ruqyah kepada masyarakat ini. Manusia dengan keterbatasannya itu tidak mungkin melakukan sesuatu diluar yang telah Allah takdirkan kepadanya sehingga keluar dari fitrah kemanusiaannya. Ini kekhawatiran kita yang sudah ada sejak lama. Maka apabila diantara pembaca kami yang ingin berkonsultasi atau melakukan terapi ruqyah harus memahami bahwa terapi Ruqyah Syar’iyyah berbeda dan bertolak belakang dengan klenik atau perdukunan.

Ruqyah Syar’iyyah yang kita lakukan berlandaskan al-Qur’an dan sunnah Rasul yang memiliki misi untuk membersihkan kesyirikan yang banyak terjadi di masyarakat kita.

Dan perlu diketahui pula bahwa tidak semua persoalan yang diderita seseorang baik itu berupa sakit, kemiskinan, kesulitan mendapatkan pasangan hidup disebabkan oleh jin, sihir atau dikerjain orang lain. Karena banyak sekali diantara saudara-saudara kita yang salah dalam mencari solusi atas permasalahan keghoiban yang sedang mereka hadapi. Ditambah lagi ketika mencari jawaban atas permasalahan yang ia hadapi kepada dukun, biasanya yang sering dikatakan adalah: Oo, kamu kena dari penghuni tempat ini dan itu, kamu dikerjain oleh orang dekatmu dll.

Ingatlah, segala sesuatu yang menimpa seseorang adalah merupakan ketentuan (taqdir) Allah terhadap hamba-Nya. Allah berfirman, “Katakanlah: sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.” (at-Taubah: 51).

Semakin jelas bagi kita bahwa apapun yang sedang dialami oleh seorang hamba yang beriman, senang atau susah, sehat atau sakit, kaya atau miskin dan seterusnya adalah taqdir yang harus diterima dengan lapang dada, namun jika ada yang belum sesuai dengan harapan kita, sebagai makhluk, manusia masih memiliki hak untuk berdoa dan berikhtiyar (usaha) yang diperbolehkan dalam syariat Islam, termasuk di dalamnya datang ke kantor Majalah Ghoib untuk ruqyah.

Berkaitan dengan pertanyaan di atas, apakah ustadz bisa menebak atau meraba pencuri uang gaji karyawan yang telah hilang? Ini sangat berbau perdukunan dan ramal meramal. Mengapa saya katakana demikian? Karena Rasulullah sendiri pernah dicandai oleh salah seorang shahabat beliau yang datang ke majlisnya seraya bertanya: Wahai Rasul apakah saya datang mengendarai unta atau kuda? Rasul menjawab: “Saya nabi dan bukan peramal,”

Seorang utusan Allah yang memiliki gelar imamul anbiya’ (imamnya para nabi) tidak mengetahui sesuatu yang ghoib yang tidak terlihat olehnya kecuali memang Allah memberi wahyu kepadanya. Rasul sangat manusiawi sekali. Maka beliau menolak permintaan untuk tebak menebak, dikarenakan hal itu biasa dilakukan oleh dukun.

Yang menjadi masalah, terkadang tebakan atau ramalan dukun itu benar sehingga kebanyakan orang awam tertipu oleh hal itu dan selalu menggantungkan urusannya dengan para dukun, na’udzubillah. Ketahuilah jika suatu saat tebakan dukun itu benar, maka itu adalah berita yang dicuri oleh syetan yang mencuri dengar dari langit kemudian membocorkannya kepada dukun tersebut. Jadi kebenaran itu suatu kebetulan belaka bahwa apa yang ia katakan sesuai dengan ilmu Allah. Tapi kenyataan kebetulan seperti itu terjadi sekali dalam seratus kali ucapannya, sehingga tingkat kebenaran dan kebohongannya adalah satu per seratus. Dengan demikian tingkat ketepatannya sangat lemah bahkan teramat jauh.

Di dalam al-Qur’an Allah telah menceritakan kisah Nabi Musa alaihissalam, yaitu tatkala terjadi perselisihan tentang siapa pembunuh salah seorang dari mereka. Allah berfirman, “Lalu Kami berfirman: pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu, demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. (al-Baqarah: 73).

Pelajaran yang sangat berharga dari kisah yang diabadikan dalam Al-Quran tersebut adalah bahwa nabi Musa tidak mengetahui yang ghoib, seandainya dia mengetahui yang ghoib atau dia bisa mengetahui pembunuh dengan menebak dari jarak jauh tentu ia akan melakukannya dan tidak menunggu jawabannya dari Allah melalui wahyu- Nya.

Marilah kita semua berhati-hati dalam setiap aktifitas yang kita lakukan baik yang berkenaan dengan pekerjaan kita sehari-hari yang kasat mata ini apalagi yang ghoib dari kita, jangan sampai sudah kehilangan uang malah ketimpa dosa. Merugi dunia dan akherat. Wallahu ‘alam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN