Bisikan Jin Penemu Harta Karun

Saefudin memang sosok fenomenal di mata sebagian masyarakat. Bapak beranak dua yang berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif ini diyakini memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Sehingga kabut misteri yang menutupi kabar tentang harta karun Bung Karno pun bisa ditembusnya. Padahal tiga tahun yang lalu, Saefuddin bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang tukang ojek.

Sebuah profesi yang tidak banyak membantu perekonomian keluarganya. Penghasilannya dalam sehari hanya berkisar antara tujuh hingga sepuluh ribu rupiah. Ia juga tidak jauh berbeda dengan pemuda sebayanya. Yang menurut penuturan Atin Supriyatna teman mainnya dulu, Saefudin adalah pemuda begajul suka mabuk. Demikian juga ungkapan Anton yang sampai sekarang masih menjadi tukang ojek, “Dia sih, dulu kayak kita-kita anak muda.” Bahkan H. Memed, seorang warga yang rumahnya tidak jauh dari rumah Saefudin mengatakan bahwa Saefudin pernah masuk penjara karena ulahnya merusak rumah ketika mabuk berat.

Kisah perjalanan Saefudin menjadi ahli pengobatan alternatif ini memang tidak terlepas dari bantuan makhluk jin. Yang menyerupai sosok kakek tua renta dengan suara bas treble. Menurut pengakuan Saifudin kakek itu berjenggot dua ratus meter berwarna putih sehalus sutra dan dililitkan di kepalanya dipakai sebagai surban. Entahlah bagaimana sosok sebenarnya jin yang ada dalam mimpi dan sering membisikkan berbagai hal itu. Yang jelas sosok jin yang dipanggil dengan H. Syafi’i itu sangat mempengaruhi kehidupan sang paranormal. “Kalau memang ingin hidup makmur, tenang, tentram sejahtrera kamu harus tafakkur di masjid. Harus dzikir istighfar, subhanallah, alhamdulillah” demikianlah bisikan yang diperoleh Saefudin.

Semenjak itu, suara yang katanya mirip gelombang radio itu selalu memberikan bisikan- bisikan. Bahkan ketika dilarang datang ke rumah pasien, Saefudin pun menurut saja. “Jangan pergi! Hari ini tidak bagus untuk pengobatan. Hari ini untuk mencari rizki.” Bisikian semacam ini sebagaimana diakui Saefudin adalah hal yang biasa. Karena pengobatan yang dilakukan selama ini atas bantuan jin H. Syafi’i. “Bila saya tidak mampu menyembuhkan pasien, maka saya langsung berhubungan dengan H. Syafi’i,” aku Saifudin.

Sesungguhnya bisikan yang dialami Saefudin tersebut bukan sesuatu yang asing bagi orang- orang yang berhubungan dengan jin atau setidaknya orang-orang yang mendapat gangguan jin. Namun, barangkali yang membedakannya adalah bagaimana seseorang menyikapi apa yang terjadi itu. “Selama tidak menyimpang dari agama saya akan mengikutinya” ujarnya dengan yakin bahwa apa yang dilaku- kannya ini tidak menyimpang dari agama.

Persahabatan dengan dunia jin, pada akhirnya membawa Saefudin untuk selalu berpindah dari satu makam ke makam yang lain. Hal ini tidak lain adalah untuk mempertajam kemampuan spiritualnya. Ada beberapa makam yang menjadi tempat tirakatnya. Sebut saja makam Eyang Santri yang terletak di Bojong, makam KH. Aki Martha dan makam Syaikh Ali Akbar. Semuanya di wilayah Bogor.

 

Berawal dari Mimpi dan Bisikan Jin

Menurut Saefudin awal penemuan harta karun itu tidak terlepas dari petunjuk dalam mimpi. “Saya mimpi naik ke awan. Dan ketika saya melihat ke bawah saya merasa takut. Ketika saya bilang demikian, maka saya langsung turun dengan sendirinya. Selanjutnya saya mendengar suara, ‘Kalau memang ingin bersambung dalam impian. Kita bisa ketemu langsung,” kenang Saefudin.

Wangsit yang didapat dalam mimpi itu pun didiskusikan dengan jin H. Syafi’i yang pada akhirnya menyuruhnya untuk membuat sumur di dalam rumah saja. “Pokoknya kalau di dapur ada hikmahnya,” itulah petunjuk yang didapat dari bisikan jin H. Syafi’i.

Apa yang selanjutnya terjadi semakin memperkuat keterlibatan jin dalam penemuan emas itu. Bagaimana tidak, bila untuk menemukan harta karun itu tangannya harus dibimbing jin H. Syafi’i membuat peta untuk menentukan sejauh mana sumur itu digali. Dan setelah sampai pada batas tiga meter barulah ditemukan batangan- batangan logam. Lima batangan logam bergambar padi dan kapas dengan tulisan LM di tengahnya. Di bagian atas ada angka 99,99.

Sebenarnya Saefudin mendapatkan sejumlah harta karun tersebut dari tempat yang berbeda-beda. Pertama kali dia mendapatkan dua kalung besar dan 2 kalung keroncong di kolam belakang rumah Kepala Desa Bantarsari pada akhir April 2004. Penemuan kedua terjadi pada bulan Mei di kawasan tanah wakaf bapaknya, saat itu dia menemukan 2 kalung besar, I kalung kecil, 3 gelang keroncong dan 4 gelang rantai di bawah pohon Nangka.

Asep (partnernya) menemukan logam ketiga pada hari Kamis (6/5) di sekitar makam Eyang Santri desa Bojong. Rancabungur. Empat batang logam berwarna kuning dual diantaranya bergambar Ir.. Soekarno, lengkap dengan. nama dan tanda tangan di bawahnya dan di sisi lainnya. tercantum 24 K. Saefudin mengakui sebenarnya masih ada lima batang lagi yang masih gaib dan tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

Ketiga penemuan yang pertama tidak terlalu menarik perhatian warga, meski apa yang ditemukan bisa dibilang tidak kalah pamornya dengan penemuan di galian sumur. Berita penemuan ‘harta karun Bung Karno’ baru tersebar luas ketika benda tersebut ditemukan di dalam rumah Saefudin yang notabenenya adalah seorang paranormal.

Sejak itu rumah Saefudin diserbu puluhan warga setiap harinya Warga yang penasaran bahwa ‘emas’ dan air sumur tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Untuk mengetahui apakah itu emas asli atau bukan kepolisian Bogor segera bertindak cepat dengan membawa satu batang logam bergambar Ir. Soekarno dengan berat 769,06 gram, dua rantai seberat 109,60 gram, dan satu gelang keroncong seberat 14 gram untuk diteliti di pegadaian cabang Bogor, Jl. Juanda. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa benda tersebut bukanlah emas asli.

Dalam surat berita acara taksiran (BAT) yang dikeluarkan Pegadaian JI. Juanda, bernomor. 206.SP/03/185.2004, disebutkan, emas hasil penemuan Saefudin, bukanlah emas asli alias palsu. Penelitian tersebut dilakukan Siti Nurbijati, seorang petugas penaksir dari pegadaian. “Hasilnya ternyata benda- benda itu bukanlah emas, seperti yang ramai dibicarakan,” ungkap Kapolsek Kemang, AKP Syamsiarno.

Untuk penelitian lebih lanjut batangan ‘emas’ tersebut akan diperiksa di puslabfor, Mabes Polri seperti diungkapkan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Paiman, “Pemeriksaan di Kantor Pegadaian itu dilakukan Kapolwil Bogor, Kombes Pol Bambang Wasgito. Hasilnya emas tersebut palsu,” ungkap Irjen Paiman.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN