Memang tidak semua buah-buahan yang tumbuh di belahan bumi ini disebutkan dalam al-Qur’an. Hanyalah beberapa jenis buah tertentu saja yang tersebut di sana. Seperti kurma, anggur, pisang, sidr, talh dan beberapa buah yang lain. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kesenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.” (QS. An-Naba’: 31-32). Dalam surat lain disebutkan, “Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman: 68)
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak.” (QS. Al-Waqi’ah: 27-28).
Meski tidak semua jenis buah-buahan disebutkan keberadaannya di dalam surga, bukan berarti kemudian nikmat Allah yang berupa buah-buahan di dunia ini lebih baik daripada yang dijanjikan Allah di surga. Tidak, sekali lagi tidak. Penyebutan ini hanyalah sekadar sebuah contoh kecil dari sekian banyak buah-buahan yang ada di surga.
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih.” (QS. Al-Waqiah: 20). Mereka bebas memilih buah apa saja yang mereka inginkan. Tidak terbatas pada buah-buahan yang disebutkan dalam al-Qur’an.
Mereka bebas memilih buah apa saja, tanpa terpengaruh dengan musim. Seperti diketahui bahwa buah-buahan di dunia tidak berbuah sepanjang tahun. Artinya mereka hanya berbuah pada musim-musim tertentu saja, sehingga kita mengenal istilah musim durian, musim rambutan, musim mangga dan seterusnya. “Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya.” (QS. Al-Waqi’ah: 32-33)
Dalam surat lain, Allah berfirman, “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah (seperti taman) mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya tidak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).” (QS. Ar-Ra’d: 35)
Sebagian buah yang disebutkan dalam al-Qur’an memang tidak dikenal sebagai buah-buahan yang manis, tapi hal itu tidak berarti bahwa keadaan yang sama akan terjadi pula di surga, seperti dikatakan Ibnu Katsir, seorang ahli tafsir ternama, dalam kitab an-Nihayah. Ibnu Katsir berkata, “Apabila keadaan pohon Sidr yang di dunia ini tidak berbuah, kecuali buah yang lemah dan banyak berduri, sedang pohon Talh di dunia tidak berguna kecuali untuk berteduh, maka di surga keduanya sangat banyak buah dan keindahannya.” Bahkan satu buah mengeluarkan tujuh puluh macam rasa dan berwarna-warni yang sebagiannya menyerupai sebagian yang lain, maka bagaimana sangkaanmu mengenai buah-buahan dari pohon-pohon yang di dunia mempunyai buah yang bagus seperti apel, kurma, anggur dan yang lainnya? Dan bagaimana sangkaanmu mengenai berbagai macam wewangian dan bunga-bunga? Ringkasnya, sesungguhnya di dalam surga terdapat terdapat segala sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia. Kita mohon kepada Allah dari semua itu dari karunia-Nya.” (An-Nihayah oleh Ibnu Katsir, 2/2620
Ibnu Abbas, seorang ahli tafsir dari generasi sahabat mengatakan, “Apa yang ada di akhirat tidak akan ditemukan di dunia ini, kecuali sekadar persamaan nama. Buah-buahan yang ada di surga dan di dunia sangatlah jauh berbeda, tingkat keutamaannya pun jauh berbeda.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/278)