Penyakit Demam Berdarah Dengeu, sedang melanda seluruh pelosok Nusantara, dari hari ke hari, korbannya semakin bertambah. Mungkin saja, hari ini, esok atau lusa, akan menimpa kita dan keluarga tercinta di rumah. Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat dituntut bisa menyelesaikan masalah demam berdarah secepatnya. Sebab, jika tidak segera diselesaikan, dampak yang bisa ditimbulkannya akan jauh lebih besar dengan perbandingan satu dari 50 orang penderita meninggal dunia. Untuk itu, sangat diperlukan adanya suatu kerja sama yang antara keduanya. Dalam al Qur’an surat al Baqarah, ayat 155, kita diperintahkan untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian, termasuk merebaknya gejala Demam Berdarah Dengeu ini. “Dan sunguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Penyakit demam berdarah dengeu disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3-15 hari, orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dan 4 bentuk berikut ini, yaitu: Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak- bercak perdarahan di bawah kulit. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam Berdarah Dengue/ DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dan sebagainya. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok sinergis/presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu waktu dapat mengalami syok/kematian.
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan mencegah/mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretiko. Salah satu bentuk alteranatif, dalam rangka meringankan penyakit. Demam Berdarah Dengeu ini, adalah dengan mempergunakan buah kelapa.
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10-14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3-4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2- 10 buah kelapa setiap tangkainya.
Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram. Daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95.5 gram dari setiap 100 gram.