“Bulan Maret Tidak Ada Hari Baik”

Parmin (Seorang Sopir):

S aya kan lahir di Ungaran, Semarang mas. Jadi hal-hal yang terkait dengan pantangan-pantangan itu memang sudah sering saya dengar sejak kecil. Apalagi setelah menikah dengan gadis asal Pati, Jawa Tengah, saya semakin tidak berani melawannya.

Misalnya untuk menentukan hari khitan saja sulitnya bukan main. Kebetulan anak saya kan perempuan. Jadi seharusnya sudah dikhitan sejak bayi. Cuma itu tadi, karena ingin memilih hari yang baik saat dikhitan, maka anak saya sampai berumur dua tahun masih belum dikhitan.

Niatan untuk mengkhitan sih masih ada. Tapi bagaimana ya, wong ibu mertua saya yang kebetulan seorang dukun pijat bayi masih terus melarang. Awalnya Ibu ingin mengkhitankan anak saya pada bulan Maret besok, tapi katanya khitanan itu harus ditunda lagi, karena pada bulan Maret masih tidak ada hari yang baik untuk anak saya.

Saya sih nurut saja sama orangtua, wong mereka yang lebih tahu. Cuma kalau dipikir-pikir apakah anak muda zaman sekarang masih nurut sama gaya seperti itu, misalnya seorang gadis yang tinggal di Jakarta, kemudian berpacaran dengan teman kerjanya. Ketika pulang kampung dan minta restu sama orangtua, apa mereka masih mau manut seperti saya gini. Saya tidak percaya. Bisa-bisa ia langsung menyerahkan kegadisannya kepada pacarnya (tertawa).

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN