Dosa warisan, memang tidak dikenal dalam dunia manusia. Artinya bila ada seorang ayah telah melakukan dosa tertentu, maka anaknya tidak ada yang mewarisi dosa atas kesalahan orangtuanya. Anaknya tidak layak dan tidak seharusnya menerima hukuman atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
Tapi hal ini berbeda dengan nasib yang menimpa cicak. Cicak yang hidup pada masa kita sekarang mendapat hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Bangsa cicak yang melakukan dosa besar yang tidak terampuni.
Kisahnya terjadi ketika nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup. Saat itu tidak satu pun binatang yang berdiam diri dan membiarkan api membakar tubuh nabi Ibrahim, kecuali cicak. Memang, semua binatang yang ada di bumi bergerak serentak ke arah tempat pembakaran. Kesemuanya ingin memadamkan api, kecuali cicak.
Peristiwa itulah yang menyebabkan lahirnya perintah untuk membunuh cicak. Sejak dulu hingga akhir zaman. Tanpa ada yang bisa merubah perintah itu. Seperti yang diungkapkan dalam hadits berikut. Suatu saat Saibah maula Fakih bin Mughirah masuk ke dalam rumah Aisyah. Di sana, dia melihat sebuah tombak, la pun bertanya, “Wahai umul mukminin apa yang kamu lakukan dengan tombak ini?” “Kita gunakan untuk membunuh cicak-cicak ini. Karena Rasulullah memberitahu kami bahwa ketika nabi Ibrahim dilempar ke dalam api, semua binatang di bumi berusaha memadamkan api, kecuali cicak. Bahkan sebaliknya cicak-cicak itu berusaha mengobarkan api. Lalu Rasulullah menyuruh kami untuk membunuhnya.” (HR. Ibnu Majah).
Itulah kesalahan yang dilakukan oleh para cicak di zaman nabi Ibrahim. Kesalahan yang harus ditanggung akibatnya oleh semua keturunan cicak. Tapi, saat melaksanakan perintah Rasulullah kita tidak boleh semena-mena. Mentang-mentang ini adalah kesempatan untuk membalas dendam, lalu kita permainkan cicak sesuka hati. Istilahnya, cicak itu dibuat mati perlahan.
Rasulullah telah menjanjikan balasan kebaikan yang berlimpah untuk orang yang berhasil membunuh cicak. “Barangsiapa membunuh cicak sekali pukul maka dia mendapat kebaikan segini dan segini. Dan yang membunuhnya dua kali pukulan, maka dia mendapat kebaikan yang lebih sedikit dari yang pertama. Dan bila ia membunuhnya tiga kali pukulan, maka dia mendapat kebaikan yang lebih sedikit dari yang kedua.” (HR. Muslim)
Dalam hadits Abu Hurairah yang juga diriwayatkan imam Muslim disebutkan bahwa orang yang membunuhnya dengan sekali pukulan maka dia mendapat seratus kebaikan.
Cicak. Meski telah banyak menarik perhatian seorang anak dan bisa menghentikan tangisannya. Tapi dia adalah tetap binatang yang diperintahkan untuk dibunuh. Terlepas dari apa yang menyertai kotoran cicak sehingga menimbulkan bau yang sangat menyengat atau penyakit yang ditimbulkan oleh cicak itu.
Ghoib, Edisi 31 Th. 2/1425 H/2005 M