Berikut ini di antara ciri-ciri praktik perdukunan yang bisa kita kenali menurut syariat lslam. Siapapun pelakunya, apapun gelar dan titelnya, bagaimana-pun penampilannya, kalau pada praktik kerjanya, atau cara pengobatan yang dilakukannya, serta cara memberikan solusi dari permasalahan yang kita hadapi terdapat unsur-unsur di bawah ini, secara sebagian atau keseluruhan, maka bisa dipastikan kalau dia seorang dukun.
- Bertanya namanya dan nama ibunya.
- Minta benda atau barang bekas pakai (pakaian, celana dalam, sapu tangan, kaos, sarung, dan lainnya. Bahkan ada juga yang minta foto pasien dan rambutnya, serta hari pasaran atau weton kelahirannya.
- Minta hewan dengan jenis dan corak tertentu sebagai administrasi praktiknya.
- Menulis rajah dan mantra-mantra syirik, yang terkadang dicampur dengan ayat-ayat al- Qur’an atau kalimat thaiyibah.
- Membaca mantra-mantra dan jampi-jampi yang tidak bisa dipahami, atau baca ayat dan doa yang dicampur mantra syirik.
- Memberi jimat, gembolan, pegangan yang diyakini bisa menangkal bahaya atau mendatangkan berkah dan keberuntungan.
- Menyuruh pasiennya untuk mengisolir diri di tempat yang gelap, terpencil, atau tempat-tempat yang dianggap angker dan keramat.
- Melarang pasien untuk menyentuh air selama kurun waktu tertentu.
- Memberi jimat, isim atau rajah kepada pasien untuk ditanam di rumah, kantor, tempat usahanya, atau tempat lainnya.
- Menebak lati diri pasien atau keperluannya sebelum pasien sermpat memberitahunya (weruh sok durungi winarah).
- Melakukan proses pengobatan pasien dengan jarak jauh.
- Menggunakan mediator dalam praktiknya, dengan mediator yang tidak sesuai dengan syariat islam atau mengandung unsur kesyrikan.
Kedua belas poin di atas adalah fenomena praktik perdukunan yang menonjol. Masih ada lagi poin lainnya yang harus kita waspadai. Kita harus banyak belajar agar tidak terjerumus dalam praktik perdukunan yang ada.
Ghoib Ruqyah Syar’iiyah