Daun Asam Jawa “Penangkal” Eksim

Gejala eksim adalah sekresi (keluarnya) cairan dari luka, rasa gatal, panas, dan sakit berdenyut-denyut, kemunculan berkala penyakit ini setiap tahun, dan tergerogotinya tubuh hingga ke tulang, akibat serangan virus yang akut dari penyakit ini. Eksim adalah reaksi alergi terhadap kulit, yang ditandai dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit. Penyakit eksim ini dalam dunia kedokteran biasanya disebut juga dengan atopic dermatitis. Gaya hidup kita ikut berperan penting dalam menyuburkan jamur pada kulit. Faktor luar yang menjadi pemicu utama berjangkitnya penyakit kulit seperti eksim ini adalah alam tropis Indonesia yang sangat panas dan lembab menyuburkan semua penyakit kulit, karena badan kita lebih sering mengeluarkan keringat. Kegemukan, stres, penyakit menahun seperti TBC atau Diabetes Mellitus, dan status sosial ekonomi yang rendah juga dapat menjadi pemicu datangnya penyakit eksim. Eksim lebih sering menyerang pada orang-orang yang berbakat alergi. Penyakit ini cenderung diturunkan dalam keluarga, terutama pada keluarga yang memiliki sejarah alergi terhadap makanan ataupun barang-barang tertentu. Penyakit eksim dapat terjadi pada siapapun, dari balita sampai orang dewasa.

Eksim dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksim kering dan eksim basah. Eksim kering akan tampak pada kulitnya kering, bersisik, kemerah- merahan, kadang-kadang bengkak, dan terasa gatal. Sedangkan pada eksim basah kulitnya akan tampak merah, bengkak, melepuh, dan basah, timbul bintil-bintil yang mengandung air atau nanah yang menimbulkan rasa gatal.

Daerah-daerah yang sering terjangkit penyakit eksim adalah pada sela-sela jari tangan atau kaki, dan daerah-daerah lipatan tubuh, seperti sela paha, belakang lutut, pergelangan tangan, dan daerah sekitar leher. Penyakit eksim sering terjadi secara berulang-ulang atau kambuh, oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahan- bahan yang dapat menimbulkan alegi (alergen).

Jika keempat unsur, berupa getah bening. darah, daging dan lemak, kesemuanya terganggu, maka eksim muncul. Itulah sebabnya penyakit ini lebih berbahaya dari leucoderma, atau lepra putih (vertiligo). Bila, akibat kelemahan darah (kelemahan ini pada sebagian besar kasus diakibatkan serangan disentri, khususnya jika penyakit ini ditekan dengan pemakaian obat-obatan yang bersifat astringent; menciutkan), kulit, daging, serta lemak menjadi lemah dan daya tahan tubuh kehilangan kekuatannya, kuman eksim kemudian mampu berkembang dalam tubuh seseorang. Akibat pertempuran yang terus menerus antara sel-sel darah putih dan kuman-kuman eksim, sel darah putih dan kuman yang mati kemudian mulai keluar dari badan dalam bentuk nanah, atau nanah yang bercampur cairan dan darah. Pasien kemudian mengalami penderitaan yang terus menerus, karena nanah, cairan, dan darah yang keluar seungguhnya jauh berasal dari dalam tubuh.

Gejala atau tanda-tanda penyakit eksim adalahRasa panas dan dingin yang berlebihan pada bagian kulit yang terkena eksim: Rasa gatal terutama terasa pada malam hari. Akan tampak lepuhan-lepuhan kecil dan kulit bersisik yang keras pada permukaan kulit yang akan disertai dengan pembengkakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh para penderita penyakit eksim adalah: Jangan terlalu sering mandi (karena kalau terlalu sering basah maka akan susah keringnya) atau bila perlu di lap saja. Bila akan mandi gunakan air hangat-hangat kuku (jangan terlalu panas) Hindari pengunaan sabun pada daerah yang terserang eksim karena bila daerah yang terserang eksim terkena sabun maka akan teriritasi. Hindari kontak dengan kain atau selimut yang terbuat dengan wol, pakailah pakaian yang bersih, tidak ketat dan menyerap keringat. Bila eksimnya dikarenakan alergi terhadap makanan tertentu, maka hindari makanan tersebut. Jangan menggunakan sabun atau deterjen yang keras. Hindari penggunaan zat-zat kimia seperti kosmetik dan obat-obatan yang terlalu keras terhadap kulit. Jaga keseimbangan berat badan, orang yang mempunyai berat badan lebih, apalagi sangat gemuk lebih banyak berkeringat dan mempunyai gesekan pada lipatan kulit yang memicu jamur kulit. Dan yang paling penting jangan menggaruk. Menggaruk eksim hanya akan memperburuk keadaan, karena kulit akan terinfeksi oleh bakteri-bakteri yang ada di dalam kuku, dan bila lukanya sudah mengering maka warna kulit akan tampak berbeda. Sebaiknya guntinglah kuku pada orang yang mempunyai penyakit eksim agar luka tidak terinfeksi oleh kuman. Penyakit eksim ini bila tidak diobati akan mengakibatkan terjadinya pemborokan dan bisa menjalar ke setiap kulit yang belum terinfeksi, Salah satu bentuk pengobatan alternatif, adalah dengan menggunakan daun dari tumbuhan Asam Jawa.

Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2-5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.

Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phiobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.

Ramuan Asam jawa yang biasa dipakai untuk menangkal Eksim: Bahan. 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari. Cara membuat kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan ditempelkan pada bagian yang sakit.

 

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 37 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN