Suatu hari, Abdullah bin Yasrah datang kepada Rasulullah SAW. seraya berkata,”Ya Rasulullah, aku adalah seorang yang sudah tua renta. Aku sudah sangat lemah. Aku telah banyak mengamalkan syariat lslam. Sekarang tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dapat memperkokoh iman dan amalku.” Rasulullah SAW. menjawab, “Sebutlah terus nama Allah sampai lidah dan bibirmu tidak sempat kering.” (HR. AtTirmidzi, Ahmad, lbnu Maiah dan Baihaqi. Dishahihkan oleh Al-Albani)
Itulah tips yang diberikan Rasulullah SAW. kepada orang yang sudah renta dan lemah fisik itu. Berdzikir memang merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan namun memiliki keutamaan yang luar biasa. Mudah dilakukan karena kapanpun dan di manapun, umumnya setiap orang bisa melakukan dzikir. Bisa di saat seseorang bepergian di atas kendaraan, saat ia bekerja, saat ia mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya. Bisa dilakutan ketika posisi duduk, berbaring, berjalan dan sebagainya.
Berbeda dengan aktifitas sholat yang hanya bisa dilakukan pada saat saat yang telah ditentukan, tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, dan harus dilakukan dengan gerakan tertentu. Begitupun dengan ibadah lain, seperti puasa yang terkadang sulit dijalankan oleh seseorang. Meskipun sholat dan puasa tentu merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap Muslim. Bayangkanlah betapa banyaknya kemudahan dalam dzikir. Maka, sering-seringlah berdzikir.
Orang-orang yang berdzikir dalam segala keadaan, disebutkan oleh Allah SWT. sebapi ulul albab, atau orang-orang yang cerdas. Allah SWT. berfirman, “(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptaka inidenpn sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imron : 191)
Ada banyak faidah-faidah dzikir bagi seseorang, antara lain:
Pertama, menjadikan Alah ridha dan mengusir syaitan.
Tak ada yang dapat mempengaruhi, menandingi dan melawan kekuatan syetan kecuali dengan dzikir (mengingat) Allah SWT. lbnu Abbas mengatakan, ”Syetan itu laksana ular yang menunggui hati. Apabila seorang hamba berdzikir (mengingat) Tuhannya yang Matra Suci lagi Maha Luhur, maka ia akan jinak dan diam saja. Tapi apabila si hamba tadi lengah dari berdzikir kepada Allah, maka ia akan membikin hamba itu was-was.”
Kedua, memperbanyak amal sholeh, Meningkatkan derajat dan membuat wajah berseri.
Pada hari kiamat, dzikir kepada Allah akan menjadi amalan yang akan memperberat timbangan dan meninggikan derajat di sisi Allah, bagi manusia. Abu Darda pernah mengatakan, “Barangsiapa yang senantiasa berdzikir kepada Allah, maka ia akan masuk syurga dengan tertawa.”
Ketika hari kiamat nanti, wajah orang-orang yang senang berdzikir pada Allah akan kelihatan berseri-seri. Allah SWT. berfirman, “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang meniadi putih berseri dan ada pula muka yang meniadi hitam muram.” (QS. Ali lmron : 105) Dan wajah orang-orang yang biasa berdzikir adalah wajah-wajah yang putih berseri cemerlang
Hal ini sebenarnya sudah bisa dirasakan sejak kehidupan di dunia. Orang yang dekat dengan Allah, selalu ingat kepada Allah dan bibirnya selalu basah dengan dzikir, selalu tampak tenang, simpatik dan berwibawa. Sebaliknya orang yang hidupnya dipenuhi dengan kesenangan duniawi, kepuasan materi, melakukan sesuatu yang bisa memuaskan nafsunya, maka wajahnya akan kelihatan muram, kerap dilanda kegundahan, dan tidak simpatik.
Ketiga, membantu bersikap tabah dalam menghadapi persoalan hidup
Banyak sekali makna kalimat-kalimat dzikir yang diajarkan Rasulullah, yang sangat menggugah hati. Misalnya saja, Rasul mengajarkan ketika kita menaiki jalan yang menanjak, kita mengucapkan, “Laa haula wa laa quwwata illa billah” yang artinya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Ketika kita menghadapi suatu tantangan kita dianjurkan mengatakan, “Hasbiyallaj wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir,” yang artinya, Allah-lah yang mencukupi ku dan Dia adalah sebaik-baik yang Dipercaya, sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik yang memberi pertolongan. Ketika teringat sebuah dosa, kita dianjurkan untuk mengucapkan, “Astaghfirullahal ‘azhiim..” yang artinya, aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Ketika mendapat mushibah dianjurkan untuk mengucapkan, “lnna lillaahi wa inna ilaihi rooii’uun,” yang artinya, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. Dan sebagainya.
Semua makna kalimat-kalimat yang diucapkan dalam dzikir dan do’a yang dianjurkan oleh RasuIuIlah itu bila dihayati akan menambah rasa optimism dan ketabahan dalam hati seseorang dan dapat membuatnya lebih tabah menghadapi berbagai persoalan dalam hidup.
Keempat, menjauhkan rasa was-was
Dzikir adalah benteng yang sangat kokoh untuk menghadapi serangan was-was. la laksana gunung yang berdiri tegar, dan tak mudah digoyahkan oleh kekuatan apapun. Pada hakikatnya, penyakit-penyakit psikolgis seseorang timbul karena ia jarang melakukan dzikir kepada Allah, enggan melaksanakan sholat, membaca Al-Qur’an atau tidak mau mempelajari sunnah Rasulullah dan tidak mau berdo’a. Akibatnya, orang seperti itu akan mudah ditimpa kebingungan. Laksana seorang pelaut yang terombang ambing oleh ombak dan arah angin tanpa tujuan, hingga akhirnya terdampar atau karam di tengah laut. ltulah kondisi orang yang kemudian menderita tekanan batin, stress, depresi, kecewa berat, frustasi menghadapi berbagai problema hidup yang mensguncangnya.
Semoga Allah memberi kita petuniuk dan pertolongan-Nya, agar kita senantiasa termasuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang berpredikat adz-dzaakiriin dan adz-dzaakiroot, yakni orang laki-laki dan perempuan yang senantiasa berdzikir. Allah SWT, berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah
Sumber : Majalah Ghoib Edisi 1/1