Gangguan Jiwa, Bisakah Diruqyah?

Assalamu ‘alaikum warahamtullah wabarakatuh

  1. Apakah penyakit gangguan mental Skizofrenia. bisa dikatakan juga gangguan jin? Dan apakah gangguan mental Skizofrenia bisa disembuhkan dengan ruqyah syar’iyyah, selama penderita tersebut juga minum obat dari psikiater? 
  1. Apakah setiap penyakit jiwa yang lain seperti stres dan depresi juga merupakan gangguan jin?
  1. Apakah ada perbedaan antara penyakit gangguan mental medis dengan penyakit gangguan mental karena jin?
  1. Apakah Majalah Ghoib menganjurkan pasien-pasien ruqyah yang sedang rawat terapi jalan dipaksa untuk berhenti merokok, dan kepada yang wanitanya yang belum berjilbab tetapi dalam masa pengobatan ruqyah, sehari-harinya mereka harus memakai jilbab?
  1. Kita tahu pengobatan yang menggunakan me- dia seperti ayam, kambing adalah sesat, bagaimana dengan pengobatan alternatif yang lain?
  1. Usaha dan ikhtiar apa saja yang harus saya lakukan selain ruqyah dan minum obat darı psikiater, supaya saya bisa sembuh total dari penyakit Skizofrenia?

Muhammad Umar Chatab Ciputat

 

Saudara Umar Chatab dan seluruh pembaca Majalah Ghoib semoga selalu dalam lindungan Allah. Berdasarkan pengamatan kami selama meruqyah, dan hasil diskusi kami dengan tim medis yang bekerja sama dengan Majalah Ghoib yang telah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa gejala gangguan jiwa itu digolongkan menjadi tiga golongan. Pertama, gangguan jiwa murni. Kedua, gangguan jin murni. Ketiga, campuran antara keduanya. Kita dapat mengetahui dan membedakan antara ketiganya dari latar belakang pasien.

Pada gangguan jiwa murni, kondisi awal pasien normal atau biasa-biasa saja. Kemudian mengalami peristiwa traumatik (kehilangan anggota keluarga tercinta, di PHK, mengalami kecelakaan serius). Akhirnya ia menjadi lebih pendiam, tidak mau bersosialisasi dan suasana hatinya menjadi lebih labil, mudah marah, mudah tersinggung, mudah menangis. Gangguan jiwa murni ini dapat berupa depresi atau skizofrenia dan lainnya.

Sedangkan pada gangguan jiwa karena jin atau sihir murni, pasien mempunyai kondisi fisik dan mental yang biasa saja, lalu secara tiba-tiba berubah kondisinya tanpa ada peristiwa tertentu yang mengawalinya. Tiba-tiba pasien sering terbangun di tengah malam, ketakutan, menjerit- jerit, berbicara sendiri dan lain-lain.

Adapun pada gangguan jiwa campuran, biasanya pasien mengalami gangguan jiwa yang didomplengi oleh jin. Ada peristiwa yang menyebabkan ia mengalami gangguan jiwa, yang membuatnya suka murung, mengisolasi diri dan menyebabkan emosinya tidak stabil. Dalam kondisi itulah jin masuk dan mengganggu. Kemudian gangguan kejiwaannya memburuk dengan cepat. Ditandai dengan rasa curiga berlebihan, halusinasi. Bahkan sampai pada tahap melukal diri sendiri atau orang lain.

Karena gejala dari ketiga gangguan ini mirip satu sama lain, maka diperlukan pengamatan yang seksama terhadap latar belakang pasien beserta peristiwa yang mungkin menyebabkannya terganggu dan kronologinya. Misalnya apakah gangguan itu memburuk dengan cepat? Hal ini nantinya akan berguna untuk menentukan apakah pasien cukup menjalani ruqyah saja? Dan ataukah juga membutuhkan dokter dalam hal ini obat psikiater.

Bila dilakukan ruqyah lalu pasien bereaksi (mual, pusing, muntah dan lainnya), maka dianjurkan untuk melakukan terapi ruqyah saja. Tetapi bila pasien cenderung masih belum bisa mengontrol dirinya untuk tidak melukal diri atau orang lain, maka pasien dianjurkan untuk tetap menjalani terapi obat selain terapi ruqyah syar’iyyah.

Dan sebagai orang yang beriman kita harus yakın, bahwa tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan termasuk penyakit skizofrenia, stres dan depresi. Nabi bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Allah menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari).

Yang harus dipahami dalam menghadapi gangguan kewaan adalah kesungguhan pasien untuk mencari kesembuhan serta perhatian dan dorongan dari orang-orang terdekatnya. Jangan sampai kita terburu- buru atau tergesa-gesa. Saat yang kita harapkan belum terwujud lalu kita putus asa.

Saudara Umar Chatab dan seluruh pembaca Majalah Ghoib semoga selalu dalam lindungan Allah Dalam pengobatan ruqyah yang dilakukan Majalah Ghoib tidak ada yang sifatnya pemaksaan, termasuk dipaksa berhenti merokok atau dipaksa memakai jilbab. Tetapi ketika sedang dilakukan ruqyah memang itu termasuk yang harus dilakukan pasien, tidak merokok dan menutup aurat. Mengenakan mukena bagi wanita sehingga sesuai dengan sebutannya “ruqyah syar’iyyah” (ruqyah sesuai dengan syari’at islam). Ketika pasien berada di luar atau tidak sedang terapi, maka tetap kami anjurkan untuk melaksanakan ajaran Islam, termasuk meninggalkan rokok atau memakai jilbab atau ibadah lainnya, Sesama muslim berkewajiban mengingatkan dan mengajaknya untuk meninggalkan hal yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Untuk masalah pengobatan alternatif kita harus hati-hati. Kalau yang dimaksud adalah pengobatan alternatif dengan membaca ayat dan do’a, tidak dicampur dengan mantra kesyirikan atau yang tidak jelas, maka itu dibolehkan.

Kita tidak bisa menilai legalitas syar’ıyyah pengobatan alternatif yang ada, sebelum kita mengetahui praktik kinerjanya. Karena dewasa ini sangat banyak pengobatan alternatif yang bermunculan. Hanya saja ada garis besar dalam praktik pengobatan non medis yang harus kita pahami. Agar kita bisa memilah dan memilih praktik pengobatan alternatif yang ada. Anda bisa menyimak masalah ini di Majalah Gholb edisi khusus “Dukun-dukun bertaubat”, atau edisi 47 tentang ruqyah syar’iyyah versus ruqyah gadungan.”

Adapun usaha yang bisa Anda lakukan selain ruqyah dan minum obat, adalah dengan memperbaiki aktifitas ibadah dan memupuk ketakwaan kepada Allah. Laksanakan kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah, lalu tambahlah dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.

Allah berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi (keperluannya)” (QS. at-Thalaq: 2-3)

Abu Khuzaimah berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapat Anda tentang ruqyah untuk mengobati suatu penyakit, obat yang kita konsumsi untuk mengobati penyakit, dan ketakwaan yang kita miliki. Apakah menolak takdir Allah? Rasulullah menjawab, Itu semua juga bagian dari takdir Allah’.” (HR. Tirmidzi).

Bersabarlah dan tabah dalam menghadapi musibah, apa pun bentuknya. Termasuk dalam menghadapi penyakit atau gangguan yang Anda derita sekarang. Dengan kesabaran yang ada, semoga kesembuhan segera datang. Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang bersabar dan akan melipatkan gandakan pahalanya, serta akan mengangkat derajatnya di surga. Semoga kita termasuk mereka, amin.

Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh : Ustadz Akhmad Sadzali, Lc

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN