Gara-Gara Jelangkung Semua Jadi Bingung

Jelangkung, jelangkung datanglah ke sini. Di sini ada pesta. Datang tak dijemput pulang tak diantar.

Begitulah mantra sederhana untuk mengundang jin. Kata-kata itu menjadi semakin tenar setelah film layar lebar Indonesia laris ditonton di bioskop-bioskop. Film Jelangkung. Bahkan Hollywood pun mempunyai perhatian terhadap film ini. Sutradaranya diundang untuk menjelaskan tentang Jelangkung. Sukses dengan film ini, film kedua menyusul dengan nafas yang bermiripan, Tusuk Jelangkung.

Tanpa disadari oleh siapa pun, ternyata film ini bukan hanya menjadi hiburan. Tetapi telah menjadi sumber bencana. Selain ikut meramaikan kesyirikan negeri ini, film itu menyebabkan kesurupan masal yang menimpa puluhan siswa-siswi berikut guru SMU Handayani, Pekanbaru Riau.

Enam pelajar yang kesemuanya perempuan itu diperintahkan untuk maju ke depan teman-temannya supaya mengaku bersalah telah mengundang jelangkung. Jin yang mengaku datang dari Blitar berikut rombongannya itu, merasa terundang ke Pekan Baru untuk pesta.

Lisa murid kelas II 1 yang ditemui Majalah Ghoib di kelasnya, mengaku bahwa ia bermain jelangkung bersama teman-teman nya di kelas. Pada saat jam pelajaran sekolah telah usai.

“Sebenarnya kami bukan hanya berenam, bang. Di kelas ketika itu ada sekitar 20 orang,’ katanya. “Tapi kebetulan yang dipanggil untuk meminta maaf cuma berenam saja,” lanjut Lisa.

Sebenarnya mereka bukan hanya main jelangkung di kelas. Bahkan sejak tiga minggu sebelum kejadian, mereka sudah main-main jelangkung. Beberapa siswi bermain jelangkung di rumah dinas DPRD yang kosong. Kebetulan salah seorang dari mereka adalah anak dari anggota DPRD setempat.

Permainan itu dilanjutkan di kelas. “Sebenarnya anak-anak kelas III juga main jelangkung pada hari Sabtu sebelum kejadian,” tutur Wiwit yang juga ikut bermain jelangkung bersama anak-anak kelas III.

Dalam permainan yang mengundang jin itu, mereka bertanya-tanya tentang beberapa hal. Setelah jinnya datang, ada yang bertanya tentang jodoh, ada pula yang iseng bertanya tentang apakah pacar barunya. itu cocok untuknya atau tidak. Dan ada juga yang iseng bertanya tentang nomer togel.

Lisa juga mengakui bahwa ide awal untuk bermain jelangkung di kelas adalah film jelangkung yang mereka tonton. Siang itu, mereka membicarakan tentang film itu. Dan kemudian terjadi kesepakatan untuk mencobanya.

Berawal dari iseng itu, kesurupan masal terjadi. Semua pihak bingung dan merasa dirugikan. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Erlianti, Ketua Yayasan Handayani, yayasan yang menaungi SMU Handayani itu, “Dengan kejadian ini, kami jelas dirugikan. Berita media ada yang tidak benar. Saya khawatir anak-anak tidak mau lagi melanjutkan sekolah di sini.”

 

Tayangan Mistis Digemari

Sejak beberapa tahun silam, tayangan-tayangan mistik marak di media. Tayangan itu kini kian subur. Kebanyakan dari tayangan tersebut ide ceritanya digali dari dongeng-dongeng yang bersumber dari mulut ke mulut, seperti Nyi Roro Kidul, Nyi blorong. Nenek Lampir dan yang sejenisnya. Atau dari sejarah, seperti Wali songo, Jaka tingkir, Si Pitung yang kesemuanya sudah dibumbul mistis. Atau bersumber dari khayalan sang sutradara sendiri alias fiktif, seperti Jelangkung. Kafir, Bidadari, Kisah Cinta si Hantu Cantik, Hantu Cilik, dan yang sejenisnya. Belum lagi tayangan live berupaya menangkap dunia yang tidak nampak tersebut atau menampilkan kekuatan ghoib itu. Mulai dari Uji Nyali di Dunia lain, Gentayangan, Uka-uka, Percaya nggak Percaya, Hipnotis, Info Supranatural, Bantuan Gaib, Kismis, Kesurupan. Dengan merebaknya acara mistis di layar kaca, praktis bisa dipastikan setiap hari kita bisa menyaksikan acara yang tidak mendidik itu.

Nampaknya, pihak stasiun TV memberi porsi yang serius untuk tayangan-tayangan seperti itu. Karena rata-rata acara seperti itu mendapatkan rating yang lumayan tinggi. Kategori sinetron yang bernuansa mistislah yang banyak penggemarnya. Dan yang ratingnya tertinggi dari kategori ini adalah sinetron mistis yang berpadu dengan humor.

Hal ini menyebabkan acara tersebut ditayangkan pada prime time (jam tayang utama). Tuyul dan Mbak Yul adalah salah satu judul sinetron mistis- humoris yang pernah meraih rating paling tinggi, yaitu pukul 19.30 WIB di RCTI, yang tarif iklannya bisa belasan juta rupiah sekali tayang. Bahkan sampai sekarang pun masih ditayangkan secara ulang oleh stasiun TPI dari hari Senin sampal Jumat pada jam 18.30 WIB dan masih mem. punyai rating yang nggi Jinny oh Jinny yang ditayangkan menjelang maghrib yaitu pukul 18.00 WIB, bisa disaksikan oleh keluar. ga, juga dari Senin hingga Jum’at.

Hidup dan matinya TV salah satunya tergantung iklan yang masuk. Sehingga mereka selalu menayangkan acara yang bisa menyedot iklan banyak. Acara- acara mistis adalah acara yang bisa mendatangkan iklan terbanyak Dalam setahun saja hasil iklan dari tayangan mistis bisa mencapai ratusan milyar rupiah. Sangat menggiurkan..

Selain itu, ada sisi lain yang perlu dicermati. Yaitu minat besar masyarakat ini pada masalah- masalah yang berhubungan dengan mistis. Segala hal yang berbau mistis selalu ramai dikerubuti orang. Negeri ini belum terlepas dari belenggu mitos- mitos yang sudah melebur menjadi satu dalam kebudayaan nenek moyang.

Ini bisa kita saksikan pada ritual kesyirikan dan tempat- tempat pemujaan syetan yang tidak pernah sepi pengunjung. Tayangan mistis TV yang menjadi gong, semakin membesarkan gema kesyirikan yang sudah menyatu dengan darah dan daging negeri ini.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, akhirnya juga tidak terlepas dari dunia dukun, magic atau mistis. Dari urusan perebutan kekuasaan. Seperti yang terjadi ketika tiga orang memperebutkan kursi walikota, Satu orang dibeking dukun dari Madura, yang kedua dibantu dukun dari Banten sedang yang lain dibantu dukun asli Betawi. Sampai pada masalah yang sangat sepele. Seorang yang sangat percaya akan perdukunan, datang ke dukunnya hanya sekadar untuk mencari sumber air jernih untuk rumahnya. Ternyata, di lingkungan itu hanya rumahnya saja yang airnya keruh di saat seluruh tetangganya mempunyai air yang bagus.

Kasus ditipu dukun, dicabuli dukun, dikerjai dukun sering sekali kita dengar. Tetapi aneh, sampai sekarang masih ada saja yang percaya tentang mitos bank gaib. Seperti yang terjadi pada seseorang yang tinggal di Bogor. Maksud hati ingin cepat melunasi hutangnya akhirnya dia datang ke orang pinter. Bukannya bisa menutup hutangnya, malah seluruh isi rumahnya terjual. Bahkan istrinya pun sudah diminta si dukun ngibul itu.

Sebagian lagi, digerogoti oleh rasa penasaran. Seorang mahasiswa fakultas tehnik sangat ingin bisa melihat jin seperti yang disaksikannya pada acara percaya nggak percaya. Buku-buku mistis pun dilahapnya.

Dan kasus penasaran lah yang menimpa siswi-siswi SMU Handayani. Karena ingin mencoba kebenaran jelangkung, mereka mencoba dan akhirnya syetan- syetan berdatangan dan meresahkan semua.

Tayangan mistis di negeri kita sudah sangat menyesatkan generasi. Orang-orang media yang mempunyai kesadaran bagus, tidak mampu berbuat banyak. “Yang berkuasa sekarang sebenarnya para kapitalis terutama pengusaha iklan. Mereka itulah yang menentukan strategi tema,” jelas Chaerul Umam seorang sutradara muslim.

Lanjutnya, “Sebetulnya iklan itu juga tidak sepenuhnya bergantung pada pengusaha bahkan lebih bergantung pada rakyat.” Memang, kecenderungan mistis masyarakat inilah yang ditangkap para pengusaha. Untuk dijadikan ladang uang terluas. Aqidah dan mental masyarakat bangsa ini sudah tercabik-cabik.”

Gara-gara jelangkung, semua jadi bingung. Korban berjatuhan, bahkan aqidah pun tergadaikan.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 14 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN