Gara-Gara Kucing Meong

Malam itu Mbah Pinah (nama samaran) uring-uringan. Gara-gara beberapa kucing yang kejar-kejaran di atas genteng rumahnya. Sudah diusir dengan teriakan yang cukup keras untuk orang tua seusianya, ditambah lagi lemparan sandal berkali-kali, tapi kucing-kucing itu tetap saja berlarian di sana. Malah ada sebagian genteng yang melorot. Namanya juga kucing. Mbah Pinah semakin geram dan jengkel.

Keesokan harinya, cucu perempuannya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak tiba-tiba sakit panas. Mbah Pinahpun segera komentar, “Pasti ini gara-gara kucing semalaman!!” nadanya kesal.

“Apa salah saya?” mungkin begitu jawab kucing kalau saja dia bisa bicara seperti bahasa manusia.

Katanya, kalau ada kucing yang meraung-raung di sekitar rumah, maka harus segera diusir jauh-jauh. Kalau tidak, bisa-bisa salah satu dari keluarga rumah tersebut ada yang jatuh sakit. Mungkin karena raungan kucing itu yang mengundang penyakit. Benar nggak ya??

Jangan mudah percaya dengan yang namanya “katanya”, sebelum kita mengetahui penjelasan syar’inya. Lantaran jika kita terus-terusan mengikuti apa kata “katanya”, bisa jadi iman kita bolong-bolong tanpa kita menyadarinya.

Seekor kucing yang sedang birahi biasanya meraung-raung untuk memanggil atau menarik lawan jenisnya. Dan raungan itu akan semakin menjadi-jadi bila ada kucing jantan lain yang berusaha mendekat. Sang kucing jantan yang satunya akan berusaha menghalaunya yang itu selalu diiringi dengan raungan menyeramkan.

Begitulah kucing. Lain halnya dengan burung merak. Dia akan membentangkan bulunya yang indah untuk menarik pasangannya. Masing-masing dari berbagai jenis binatang itu mempunyai tabiat dan karakter yang berbeda-beda.

Menurut kaca mata agama, jelas sekali tidak ada satupun ayat al-Qur’an ataupun hadits Rasul yang menjelaskan keterkaitan antara suara kucing dengan datangnya penyakit. Kalau kaitannya dengan toharoh, nabi pernah berkomentar ketika ditanya tentang kucing, “Dia (kucing) itu termasuk hewan yang hidup di sekeliling kalian.”

Namanya juga hewan yang biasa hidup berdampingan dengan manusia, maka suara meongan atau raungannya pun semestinya juga sudah akrab dengan kita, tanpa perlu ditafsirkan dengan hal-hal yang nyeleneh alias neko-neko.

Tapi, kalau “katanya” ini salah, kok cucu Mbah Pinah sakit setelah semalaman ada kucing yang meraung-raung di atas atap rumahnya? Nah, itu dia masalahnya. Ltu sebenarnya hanyalah kebetulan saja. Tapi sebagian orang lebih suka membuat-buat alas an yang tidak beralasan, ketimbang mengembalikan semuanya kepada Allah SWT. Bisa jadi dia sakit panas karena kecapekkan, makan yang kurang teratur, atau makan jajan sembarangan. Kalau kita berpikir demikian, maka itu ngak apa-apa. Itu manusiawi.

Setitik noktah keyakinan yang salah, jika kita biarkan berlarut-larut bisa mengotori akidah lslam kita. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan lslam sebagai solusi hidup. Tingkatkan kewaspadaan! Jangan sampai debu-debu katanya menodai akidah Anda! Wapadalah!! Waspadalah !!

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN