Dunia memang sudah semakin gila. Segala cara dipakai para dukun untuk membohongi para pasiennya. Kali ini, garamlah menjadi medianya. Seorang gadis (26) yang berprofesi sebagai konsultan pendidikan, membagi pengalamannya kepada Majalah Ghoib, setelah ia berhasil keluar dari jerat-jerat dukun yang membuatnya sengsara. Lewat saluran telepon, ia menceritakan kisahnya.
AWAL TAHUN 2006, saya bersilaturahim ke rumah saudara di Jawa Tengah bersama teman-teman sekantor. Tidak jauh dari rumah yang kami kunjungi, ada seorang dukun yang banyak dikunjungi orang untuk berobat. Awalnya saya tidak tahu bahwa di situ ada praktik perdukunan. Pertama kali melihat rumahnya, saya merasakan ada perbedaan suasana. Hiasan- hiasan rumahnya berbetuk peninggalan kraton Jogja tempo doeloe. Di dalamnya, ada sebuah ruangan yang tidak bisa dimasuki oleh orang sembarangan, kecuali pasien khusus si dukun. Saya merasakan nuansa tidak nyaman, sangat mistis.
Oleh teman-teman, saya dipaksa ke sana untuk berkonsultasi. “Kamu kan belum dapat jodoh, ayo kita usaha ke sana! ” kata mereka membujuk. Sebetulnya, sudah ada beberapa orang laki-laki yang mencoba melamar saya. Anehnya, saya selalu merasakan ketakutan tak berasalan setiap kali ada yang mencoba melamar. Ketakutan tersebut sampai sekarang tidak bisa saya jelaskan kepada siapa pun. Hanya dinding- dinding kamar rumah, yang dapat mengerti perasaan saya.
Sebenarnya saya malas untuk menemui dukun itu. Namun, teman-teman terus saja memaksa. Akhirnya saya duduk dan menemui dukun tersebut bersama teman-teman lainnya. Dukun itu memberikan beberapa buah jimat, lengkap dengan ritual yang harus saya jalankan. Awalnya hati saya terus memberontak Sampai akhirnya saya terpana, ketika dukun itu menyuruh saya untuk mandi tengah malam dan langsung shalat tahajud agar aura saya terbuka. Dalam hati ini saya bergumam, ini pasti betul, kaena menyuruh saya shalat tahajud.
Dalam rombongan kami, sebenarnya ada seseorang yang mengerti agama. Bahkan ia sering memberikan nasehat kepada kami tentang kemusyrikan. Anehnya, di situ ia tidak bisa berbuat apa-apa, seakan terlena dengan suasana mistik di sana. Sebelum pulang, pundak sebelah kanan saya ditepuk oleh dukun tadi. Sebelum mengerjakan semua ritual tersebut, saya sudah merasakan kejanggalan, karena semua ini menurut saya gak beres. Semua teman-teman saya, telah meminum air yang diberikan oleh si dukun sejak masih di perjalanan pulang. Sementara, saya hanya mengabaikan saja semua benda-benda ini, bahkan saya taruh di sembarang tempat.
Saya tiba di Jakarta, saat kumandang adzan Isya membahana. Dalam diri saya terus ada pergolakan bathin. Saya memutuskan untuk menelpon teman yang mengerti agama. “Wah itu udah gak benar, pasti ada Jinnya. Udah buang semua benda-benda itu, jangan disimpan lama-lama,” tegasnya. Saya takut untuk membuangnya. Jangan-jangan nanti malah dipakai or ang lain. Teman saya itu menyarankan untuk datang ke tempat ruqyah di Salemba.
Setelah meneleponnya, malam itu saya merasakan kesedihan yang mendalam. Kesedihan itu datang tanpa sebab, sampai saya menitikkan airmata. Perasaan saya seperti ditimpa musibah berat. Kesedihan itu saya alami selama dua malam berturut turut. Selama itu pula, sholat saya tidak pernah khusuk bahkan sering lupa. Pada pagi harinya, sangat merasakan kebahagiaan sesaat. Jantung saya berdegup kencang. Saya bertanya tanya, kok kemarin sedih sekarang malah merasakan kesenangan yang tak berasalan. Saya pun memutuskan pergi ke tempat ruqyah, ditemani seorang teman.
Ketika diruqyah pertama kali, pundak saya terasa ada yang menekan sekeras-kerasnya. Alhamdulillah, setelah terus diterapi, pundak saya terus membaik. Bahkan sholat pun terasa lebih nikmat apalagi saat melaksanakan shalat tahajud. Bacaan Qur’an saya semakin meningkat pesat. Padahal baru sekali saya diruqyah loh. Semoga hal seperti itu bisa berlangsung terus.
BENTUK JIMAT
Jimat-jimat yang diberikan oleh dukun itu seperti: 2 plastik kecil garam beryodium dengan berat 150 gram, sebotol air aqua serta sebuah bungkusan kecil yang tidak boleh dilihat isinya.
KESAKTIAN JIMAT
Untuk yang garam harus dicampurkan ke dalam makanan yang akan dimasak. Setelah memakan masakan tersebut, dipastikan aura kita akan terbuka. Tentunya akan menebar perasaan cinta kepada saja yang memandang. Sementara sebuah bungkusan kecil yang dibungkus dengan sebuah kain berwarna biru, harus dibawa kemana pun ia pergi. Seperti masuk WC, hingga tidur pun harus tetap dipegang.
BONGKAR JIMAT
Siapa pun orangnya, tentu saja ingin hidup memilki pasangan yang serasi sesuai dengan yang diidamkan. Namun, kerap kali kita sulit menangkap makna di balik takdir yang diberikan Allah kepada kita. Ada rahatia yang disembunyikan Allah Yang Maha kuasa dan mungkit sulit diterjemahkan atau dipahami akal pikiran kita yang terbatas. Kerap kali ada seorang wanita cantik, namun sampai menjelang usia lebih 35 tahun, belum juga mendapatkan jodoh. Demikian pula janda cantik yang ditinggal mati suaminya, namun belum juga mendapatkan lelaki yang didambakan. Hidup memang misteri. Apa yang kita inginkan belurnlah tentu baik bagi kita. Demikian pula sebaliknya.
Hidup sendiri pada usia dewasa, memang menjadi masalah serius dan sering menjadi perbincangan orang yang tidak sedap didengar Namun, tentu saja, siapa pun tidak berkeinginan untuk menjalani hidup demikian. Sebagai manusia normal blasa, sangat membutuhkan rasa kasih sayang dan perhatian darı lawan jenis. Setiap insan butuh untuk menyalurkan dan mencurahkan perasaan dan berbagi rasa dengan pasangannya. Tetapi, dalam kenyataan, tidak sedikit manusia yang mengalami stres dan depresi sebagai akibat tidak dapat merasakan kasih sayang dan perhatian dari lawan jenisnya.
Kalau sudah demikian, pikiran kita pun terkadang tidak rasional lagi. Segala cara kita tempuh untuk mendapatkan seorang pasangan yang kita dambakan. Salah satunya adalah dengan mendatangi dukun. Dan sudah dipastikan, bahwa para dukun tersebut menggunakan berbagai media, seperti garam yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa. Si dukun itulah yang telah menyulap garam itu atau menjampinya, sehingga dipercayai bisa memancarkan aura. Padahal, apa yang telah dilakukannya tersebut, banyak menjerumuskan orang ke lembah kemusyrikan.