Heboh. Kesurupan massal menimpa puluhan siswa SMU Handayani Pekan Baru, Riau. Tiga guru juga mengalami hal serupa. Dalam waktu hampir bersamaan, SMUN 6 dan SMUN 2 Air Tiris juga mengalami musibah yang sama. Di Kampar, Riau, SMUN 2 Siak Hulu para siswanya juga bertumbangan kesurupan. Bukan hanya di Riau, Di Bogor dan Lampung pun terjadi. SLTP Yapis, beberapa siswinya juga kesurupan. Berikut laporan Majalah Ghoib langsung dari Pekanbaru dan Bogor.
Sejak pagi hari Jumat tanggal 5 Maret 2004 hujan terus mengguyur kota Pekanbaru Riau. Pagi itu Majalah Ghoib berada di SMU Handayani yang terletak di jalan Kapten Fadillah yang dulunya bernama Jalan Suka Indah No. 1. Tidak ada kegiatan belajar mengajar. Para siwa dan guru bersama-sama mengadakan pengajian. Pasalnya sudah lima hari lamanya beberapa siswa kesurupan.
Ketika semua siswa, guru, pengurus yayasan dan perwakilan dari Diknas mendengarkan dengan seksama siraman rohani yang disampaikan oleh tiga ustadz dari pesantren Al-Furqon, kembali seorang siswi kesurupan. Nampak betul kegelisahan di raut muka siswa di tengah guyuran hujan bahwa akan terjadi kembali kesurupan masal. Siswi yang kesurupan itu segera dibawa ke Musholla untuk ditangani dengan ruqyah oleh sebagian ustadz dari pesantren tersebut.
Suasana pengajian semakin mencekam ketika Drs. H. Azadin Amal, MBA selaku kepala sekolah menyampaikan sambutan, “Ternyata bukan hanya kita yang mendapatkan ujian seperti ini. Hari ini ada sekitar 30 siswa SMUN 6 yang kesurupan.”
Peristiwa kesurupan di SMU Handayani dimulai pada hari Senin tanggal Maret. Ketika upacara pagi sedang berlangsung, 4 siswa pingsan. Dua siswi karena belum sarapan pagi, sedangkan dua yang lainnya karena kesurupan. Karuan saja keadaan menjadi gaduh. Pihak sekolah segera memanggil Mujiono (54), orang yang dituakan di tempat itu.
Mujiono memerintahkan untuk membacakan surat Yasin. Saat pembacaan surat Yasin sedang berlangsung, menyusul siswi-siswi lain kesurupan. Total yang kesurupan hari itu mencapai 27 pelajar. Setelah keadaan lumayan reda, semua siswa dipulangkan agar korban kesurupan tidak bertambah. Tidak ada kegiatan belajar mengajar.
Pada hari Selasa, ketika siswa kembali belajar, 10 siswi kembali kerasukan. Beberapa ‘orang pintar dikerahkan untuk menangani masalah ini. Dari sekian banyak orang yang berusaha menyelesaikan itu kebanyakan tidak lepas dari kesyirikan. (Baca: Kesalahan yang Tidak Boleh Terulang).
Tidak terhenti sampai di situ, pada hari Rabu kesurupan masih saja terjadi walaupun lebih sedikit. Tercatat 5 orang tidak sadarkan diri kemudian berteriak-teriak. Kesurupan juga terulang hari Kamis pada 2 siswa. Sedangkan hari Jum’at pukul 09.30, ketika Ust. Agus Timar, Lc dari pesantren Al-Furqon memberikan siraman Rohani, seorang siswi kembali ambruk tidak sadarkan diri kesurupan.
Puluhan siswa SMU Handayani yang kesurupan itu hampir semuanya adalah pelajar putri. “Hanya satu pelajar laki-laki yang terkena,” kata Zainal, guru agama.
Kasus kesurupan masal ini mengundang perhatian banyak pihak. Sebagian media berspekulasi meraba-raba penyebab inti kesurupan. Dengan mengatakan bahwa tempat dibangunnya SMU Handayani dulu ada pohon tua besar yang dikeramatkan.
Namun berita itu disangkal oleh seseorang yang tinggal di situ sejak 1970. “Tidak ada pohon besar yang dimaksud. Yang ada hanyalah kebun ubi dengan parit besar di tengahnya,” katanya.
Sebagian media ada yang menulis bahwa tempat itu dulunya adalah kuburan masal PKI. Lagi-lagi pernyataan ini dibantah. “Yang saya dengar, dulu tempat itu bekas tempat tahanan PKI. Tetapi ketika saya masuk tahun 1970 sudah tidak ada apa-apa selain kebun biasa,” jelas bapak yang bertugas menjaga TK Pembina itu.
Kuburan yang terdekat berjarak sekitar 200 M dari SMU Handayani. Itu pun sudah dibongkar semua, kini di bekas areal itu didirikan Fakultas Kedokteran Universitas Riau yang belum dipakai sampai sekarang. “Sekitar 1000 orang dikubur di situ. Tetapi waktu pemindahan hanya sekitar 500 mayat yang dipindahkan,” tutur Mujiono.
Wakil Diknas yang datang ke SMU Handayani hari Jum’at berkata di hadapan para siswa, “Jangan main-main dengan makhluk dunia ghoib. Apalagi tempat kita ini dekat dengan bekas pemakaman umum. Walaupun kuburan itu sudah tidak ada, tetapi suasananya masih terasa.”
Kesurupan Masal di tiga SMU lainnya
Kesurupan masal para pelajar SMU bukan hanya terjadi di SMU Handayani. SMUN 6 Pekan Baru yang terletak di jalan Bambu Kuning No.28 juga mengalami musibah yang sama. SMU yang mempunyai 786 siswa itu berada di sebuah tempat dekat dengan lembah yang masih rimbun ditumbuhi pepohonan. Dari jalan raya masih lumayan jauh untuk bisa sampai di SMU itu. Dan harus melewati pohon-pohon Sungkai yang tinggi.
Menurut catatan kepala sekolah Wan Syamsurizal yang ditemui Majalah Ghoib menjelang sholat Jum’at, terdapat 2 siswa kesurupan di hari senin, 27 di hari selasa, hari Rabu dan Kamis masing-masing 2 dan yang terparah adalah hari Jum’at. Sementara, Sahid, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, menambahkan, “Seperti biasa kami selalu membaca surat Yasin setiap hari Jum’at pagi. Jumat ini, belum selesai kami membaca Yasin, anak-anak bertumbangan pada teriak-teriak. Teman-teman yang berusaha membantu memegangi juga ikut kesurupan. Sekitar 32 siswa hari itu kerasukan.”
Siang itu, nampak seseorang dengan memakai baju koko dan kopiah memegang botol yang ditutup plastik hitam dengan sedikit air di dalamnya. Botol itu diserahkan kepada kepala sekolah. Dia berpesan agar botol itu dibuang ke sungai. “Di dalam botol ini jin induknya. Sudah beres. Adapun sisanya hanya jin- jin kecil saja,” kata ‘orang pintar asal Cilacap, Jawa Tengah itu.
Dari Diknas juga menyempatkan diri untuk mendatangi SMU ini tetapi tidak ada tindakan yang diberikan. “Tidak ada tindakan apa-apa dari Diknas,” kata Wan Syamsurizal. Kesurupan ini terjadi tak lama setelah para siswa diperintahkan bekerja bakti membersihkan seluruh areal sekolahan yang banyak ditumbuhi rerumputan dan pohon-pohon liar.
Ketika salah seorang siswa dipulangkan karena kesurupan, sesampainya di rumah jin yang ada dalam tubuhnya minta agar dia dipulangkan ke rumahnya. Menurut pengakuan jin itu, rumahnya berada di lingkup sekolah. Setelah sampai di sekolah kembali, ternyata jin itu bingung tidak menemukan rumahnya yang dulu.
Sementara itu RTV (Riau TV) menayangkan kesurupan yang terjadi di SMU 2 Air Tiris dan SMU 2 Siak Hulu Kampar, Riau. Kegiatan belajar mengajar sempat terganggu bahkan beberapa siswa tercatat absen mengaku takut kesurupan seperti teman- temannya.
Jin Mengamuk hingga di SMP Bogor dan Lampung
Hari Sabtu tanggal 6 Maret, Majalah Ghoib mengisi dua acara di Bogor. Mendadak ada berita bahwa ada beberapa siswa SLTP Yapis kesurupan. Selesai acara, tim Majalah Ghoib langsung meluncur ke sekolah tersebut.
SLTP Yapis terletak di Jalan A. Yani I. Pada hari Rabu tanggal 3 Maret ada 8 siswa SLTP yang tiba-tiba kesurupan. Mereka yang kesurupan rata-rata setelah keluar dari kamar mandi. Sebagian mereka melihat makhluk menakutkan di dalam kamar mandi (Lihat boks: Kesaksian Dina). Pada hari Jumat dan Sabtu kesurupan terjadi pada beberapa siswa lagi.
Menurut Ahmad, wakil kepala sekolah, belum ada tindakan yang serius untuk menangani kesurupan itu. Hanya ada seorang guru yang ikut beladiri pernafasan Mahatma mencoba untuk menanganinya.
Tidak jelas, mengapa tiba- tiba siswa sekolah itu melihat makhluk menyeramkan. Suryana yang bekerja sebagai TU di sekolah itu mengatakan, “Tempat ini kalau malam suka dipakai untuk latihan pernafasan tenaga dalam Mahatma. Mungkin itu yang menyebabkan tempat ini menjadi seram,” katanya lagi.
Sementara itu, pada hari Rabu tanggal 3 Maret di Lampung terjadi kesurupan di SMK Gajah Mada. Pada saat jam pelajaran tengah berlangsung 30 siswa SMK tersebut tiba-tiba tidak sadarkan diri kesurupan. Pada hari Jum’at, musibah itu terulang lagi. 10 pelajar kesurupan lagi. Awalnya, seorang siswa menangis kemudian kejang-kejang. Teman-temannya berusaha untuk menolongnya tetapi yang terjadi malah mereka yang berusaha membantu justru kesurupan.
Pihak sekolah telah mengundang orang pinter. Dia memerintahkan agar semua pihak membaca tahlil dan Yasin selama 40 hari. “Kami sedang menghubungi kepala sekolah untuk menawarkan ruqyah pengobatan Islami,” kata ust. Hafi Suyanto, Lc staf pengajar ma’had Darul Fattah, Lampung.
Beliau dan para ustadz yang lain juga mendapatkan berita bahwa kesurupan masal juga terjadi di SMP Metro.
Ini sebuah fenomena baru, kesurupan masal menimpa para pelajar. Kasus merebaknya kesurupan masal ini harus diwaspadai. Bukan hanya mengganggu dan menyakiti siswa, tetapi penyelesaian yang tidak Islami membuat berbagai pihak terjerumus ke dalam kesyirikan.
Sudah saatnya kita mengevaluasi para pelajar kita yang lemah iman dengan bukti rentan kesurupan. Dan segera menyadarkan berbagai pihak yang berurusan dengan sekolah agar mereka menjauhi solusi syirik. Supaya tidak jatuh tertimpa tangga pula.
Ghoib, Edisi No. 14 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M