Gelang Surgawi

Gelang. jenis perhiasan yang melingkar di pergelangan tangan itu, memang menarik perhatian. Ayunan terasa lebih meyakinkan bila. dalam pergelangan tangan itu ada sesuatu yang melilitnya. Entah terbuat dari bahan apa, bukan masalah. Lihatlah! Tidak sedikit dari kaum wanita itu yang memakai gelang di tangannya.

Dewasa ini gelang bukan lagi menjadi monopoli kaum wanita. Karena tidak jarang kita menyaksikan pemuda tanggung yang juga mengenakan gelang. Meski tidak terbuat dari emas. Karena emas memang terlarang untuk kaum Adam. Beragam alasan mereka sampaikan untuk membenarkan alasan mereka. Biar kelihatan macho dan modis serta tidak ketinggalan zaman, misalnya.

Itulah pernak-pernik gelang dunia. Memikat dan menarik sekian banyak orang. Padahal gelang dunia tidak akan pernah sama dengan gelang surgawi. Jelas sangat tidak layak untuk disandingkan.

Di dalam surga setiap orang berhak untuk mengenakan aneka perhiasan. Termasuk juga gelang yang terbuat dari berbagai jenis. Perhatikanlah firman Allah berikut, “Bagi mereka surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas.” (QS. Faathir: 33)

Ayat ini dengan tegas mengatakan bahwa penghuni surga akan mengenakan gelang dari emas. Lalu lihatlah surat al-Hajj, “Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara.” (QS. Al-Hajj: 23) kemudian bukalah surat al-Insan, maka anda akan menemukan bahwa penghuni surga juga mengenakan gelang dari perak, “… dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih,” (QS. Al-Insaan: 21)

Namun, tidak berarti bahwa di dalam Al- Qur’an terjadi pertentangan. Karena pertentangan dalam Al-Qur’an adalah sesuatu yang mustahil. Emas, perak atau mutiara adalah jenis-jenis gelang di syurga. Karena itu ada sebuah riwayat dari Said bin Jubair yang mengatakan bahwa setiap penghuni surga akan mendapat tiga macam gelang yang terbuat dari emas, perak dan mutiara.

Memang tidak semua ulama sependapat dengan Said bin Jubair dalam masalah ini. Sebagaimana dinukil Imam Qurthubi bahwa ada juga ulama yang berpendapat bahwa setiap penghuni surga sesekali akan mengenakan gelang dari emas. Dalam kesempatan lain dia melepas gelang emasnya lalu menggantinya dengan gelang dari perak. Dan pada saat lainnya dia mengenakan gelang dari mutiara.

Meski pada akhirnya ada juga ulama yang mengatakan bahwa setiap penghuni surga bebas memakai gelang sesuai dengan yang disenanginya. Boleh saja dia memilih mutiara atau emas sesuka hatinya.

Bila demikian halnya, sesungguhnya semua penafsiran itu seharusnya membawa kita untuk merindukan kehidupan surgawi. Bukan sebaliknya seperti yang dilakukan oleh sebagian orang di negeri ini. Ya, kaum Adam yang tidak bisa menahan diri untuk memakai perhiasan yang terbuat dari emas. Padahal sebenarnya kenekatan mereka itu pada akhirnya menutup nikmat yang jauh lebih besar. Karena mereka tidak akan bisa menikmati indahnya gelang yang terbuat dari emas.

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Ali bin Abu Thalib berkata, “Rasulullah melarang saya memakai emas.” Jelas bahwa dalam hadits ini secara umum Rasulullah melarang seorang muslim laki-laki memakai emas. Aneka perhiasan emas hanya diperbolehkan buat perempuan. Sedangkan dalam berbagai riwayat lain dikatakan bahwa piring atau bejana yang terbuat dari emas itu diperuntukkan bagi orang-orang kafir di dunia. Sedangkan orang muslim, maka dia akan memperoleh kesempatan itu di akhirat kelak.

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 17 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN