Sebuah gedung megah, berdiri di tengah-tengah perkampungan di Jalan Seha II- Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di situlah Ustadz yang pernah menulis tesis tentang fiqh keluarga ini, mengabdikan dirinya. Dengan mengunakan sepeda motor, setiap hari ia datang dari rumahnya di daerah Depok, Jawa Barat. Sebagai seorang pimpinan, ia nampak sangat serius membina 73 orang santri yang akan dipersiapkannya menjadi da’i di seluruh Indonesia. Majalah Ghoib, menemuinya untuk memperdalam kajian, tentang syetan yang takut kepada orang-orang yang memiliki kedalaman serta keluasaan ilmu agama. Berikut petikannya.
Bisa Anda jelaskan makna yang terkandung dalam surat al-Hijr ayat 39-42?
Bismillahirrahmanirrahim. Dalam ayat ke-39 dijelaskan bahwa, syetan berjanji kepada Allah akan menyesatkan seluruh manusia. Tidak ada satu pun manusia yang akan luput dari program penyesatannya. Bentuk penyesatan tersebut diantaranya adalah menghiasi sesuatu yang tidak baik menjadi terkesan baik, sesuatu yang mungkar terkesan menjadi tidak mungkar. Dalam ayat ke 40 sampai 42, Allah memberikan penjelasan lebih dalam, bahwa hamba- hamba-Nya yang ikhlas dalam beribadah, tidak akan dapat disesatkan oleh syetan. Hanya orang-orang yang mengikuti syetan dan telah berbuat kesesatan yang akan mudah dikuasai iblis. Berarti hanya orang-orang yang ikhlas (orang yang punya hubungan kuat dengan Allah ) yang akan selamat dari jerat-jerat dan bujuk rayu syetan. Dalam kehidupannya orang tersebut berbuat untuk Allah, karena Allah dan sangat dekat dengan Allah.
Bagaimana prosesnya, sehingga seseorang bisa berbuat ikhlas dalam segala aktivitas hidupnya?
Dalam sebuah ungkapan dikatakan, bahwa manusia itu akan hancur binasa kecuali orang- orang yang telah Islam (beragama Islam). Orang Islam juga akan tidak bermakna, manakala mereka tidak memiliki keimanan yang kokoh. Orang yang memiliki keimanan juga tidak akan bermakna, manakala tidak mempunyai ilmu. Orang yang mempunyai ilmu juga tidak akan bermakna, jika tidak diamalkan. Dan orang-orang yang mengamalkan tidak akan bermakna, jika tidak berbuat ikhlas kepada Allah. Untuk sampai kepada tingkat keikhlasan, maka harus ada proses langkah demi langkah yang diantaranya adalah mempunyai ilmu dalam beribadah. Terutama ilmu agama. Orang-orang yang berbuat ikhlas senantiasa berada pada naungan atau dekapan Allah. Karena dalam setiap denyut nadi dan setiap langkahnya, yang dipikirkannya adalah bagaimana mencapai keridhoan Allah. Hal inilah yang membentenginya dari jerat-jerat syetan.
Bagaimana kedudukan orang-orang yang mempunyai ilmu dalam Islam?
Sudah sama-sama kita fahami, bahwa orang- orang yang memiliki ilmu jelas berbeda dengan orang-orang yang tidak memiliki ilmu. Dalam surat az-Zumar ayat 9 dijelaskan, “Katakalanılah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.” Dalam surat al- Mujadalah ayat 11 juga dijelaskan tentang kedudukan orang-orang yang mempunyai ilmu,” Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” Ilmu yang akan mengangkat derajat seseorang adalah ilmu yang disertai dengan anal dan juga keikhlasan. Jika tanpa hal tersebut, maka ilmunya hanya sekadar teori saja tidak berkualitas.
Adakah cerita atau kisah yang menunjukkan bahwa syetan sangat takut kepada orang- orang yang memilki ilmu?
Siapa sih yang tidak mengenal shahabat ‘Umar bin Khattab, la adalah seorang manusia yang sangat ditakuti syetan. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, pada saat ‘Umar bin Khattab berjalan, maka syetan tidak berani lewat terlebih dahulu, sebelum ‘Umar lewat lebih dulu. ‘Umar bin Khattab sangat ditakuti oleh syetan, karena ilmu, amal serta keikhlasan senantiasa selaras dalam segenap aspek ibadah serta kehidupannya.
Bagaimana jika orang-orang yang mempunyai ilmu, akan tetapi masih juga terkena gangguan jin (dalam artian kena sihir atau sejenisnya)?
Seperti yang saya katakan, bahwa ilmu memang mempunyai kedudukan yang tinggi dan ilmu jugalah yang membuat seseorang menjadi sangat berkualitas, baik dihadapan manusia maupun di hadapan Allah. Cuma saja, orang yang mempunyai ilmu bukan berarti otomatis berada dalam dekapan Allah. Kecuali ilmunya tersebut disertai dengan Iman, Amal dan Ikhlas. Sebab keikhlasan itu mengindikasikan adanya dzikir kepada Allah secara terus-menerus. Manakala seseorang ada keterikatan secara terus menerus dengan Allah, maka itulah yang akan membentenginya dari godaan syetan. Makanya orang yang berilmu pun bisa terkena gangguan syetan, manakala iman, ilmu, amal serta keikhlasannya tidak dipadukan secara utuh. Hal itu memungkinkan seseorang yang mempunyai ilmu kemudian lalai dalam mengingat Allah , maka syetan akan dengan mudah masuk.
Bagaimana pendapat Anda tentang sebuah ungkapan yang menyatakan, bahwa orang yang mempunyai satu ilmu, lebih baik daripada orang yang taat beribadah tetapi tidak disertai dengan ilmu?
Perkataanya ini sangat benar sekali. Orang yang punya satu ilmu itu lebih berharga daripada orang yang sangat taat beribadah tanpa didasari ilmu. Kenapa? karena orang yang beribadah tanpa didasari dengan ilmu, ia beribadah dengan kebodohan. Ibadah yang dilakukannya belum tentu benar, belum tentu salah. Kalau pun benar, benarnya tidak didasari dengan keyakinan. Jadi sama dengan orang yang meraba-raba atau orang yang menduga-duga yang tidak didasarkan pada sebuah keyakinan. Padahal syarat diterimanya amal, diantaranya adalah keikhlasan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Bagaimana dia akan beribadah, sesuai dengan petunjuk Rasulullah, kalau ibadahnya tidak disertai dengan ilmu. Orang yang mempunyai satu ilmu itu pun, akan lebih berharga jika didasari pada amal dan ikhlas.
Banyak di antara kaum muslimin, yang pelaksanaan ibadahnya hanya didasari pada ‘taklid’/ikut-ikutan orangtua atau orang lain, bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini?
Harus dilihat kondisinya terlebih dahulu. Kalau untuk orang yang sudah tua dan fisiknya sudah renta. Maka untuk mereka, tidak mengapa mengikuti orang-orang yang shalih. Tetapi, untuk orang-orang yang masih muda dan fisiknya sehat. Maka wajib bagi orang-orang tersebut untuk mau dan terus belajar. Proses tersebut dalam rangka mencari kebenaran hakiki yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya.
Apa yang harus kita lakukan agar terhindar dari godaan syetan?
Yang pertama tentunya, terus meningkatkan kualitas keimanan. Dalam surat an-Nahl ayat 99 dijelaskan bahwa syetan tidak bisa mengganggu orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah. Yang kedua adalah belajar ilmu agama dari sumber-sumber dan pemahaman yang benar. Yang ketiga, ikhlas dalam setiap aktivitasnya. Yang berikutnya adalah selalu dzikir untuk minta perlindungan kepada Allah , seperti yang dijelaskan dalam surat al-A’raf ayat 200. Kemudian kita diperintahkan untuk melakukan amal shalih seperti: membaca al-Qur’an, menjaga kesucian diri serta berinteraksi dengan orang-orang shalih dalam pergaulan sehari-hari. Insya Allah, syetan tidak akan bisa mengganggu kita.
Pesan Anda sebagai seorang Ulama?