PERDEBATAN di kalangan ulama apakah Iblis termasuk golongan malaikat ataukah dari bangsa jin cukup panjang. Namun, seperti diungkapkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya tentang ayat 50 dari surat al-Kahfi dapat dijadikan pedoman bagi seorang muslim dalam mensikapi masalah ini. Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ulama yang berpendapat bahwa Iblis berasal dari malaikat seringkali mendasarkan pendapat mereka kepada kisah Israiliyat (cerita-cerita yang berasal dari orang- orang Yahudi) yang banyak ditemukan dalam masalah-masalah seperti ini.
Padahal sesungguhnya apa yang diungkapkan Allah dalam al-Qur’an serta disampaikan Rasulullah dalam haditsnya yang shahih sudah lebih dari cukup bagi seorang muslim untuk menghilangkan keraguannya bahwa Iblis merupakan bapak moyangnya jin.
Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Dalam ayat ini Allah mengatakan dengan tegas bahwa Iblis berasal dari golongan jin. la bukan dari golongan malaikat yang tinggal di sebuah perkampungan yang disebut dengan Jaan.
Di sinilah lahir pertanyaan, bila memang Iblis bukan dari golongan malaikat mengapa ketika Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam, Iblis masuk di dalamnya? Jawaban dari masalah ini diungkapkan dengan jelas oleh Ibnu Katsir.
la mengatakan, Iblis yang berasal dari golongan jin itu terikat dengan perintah Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam, karena Iblis telah merubah tabiatnya. Iblis telah berkumpul dengan malaikat dan tasyabuh dengan segala hal yang dilakukan malaikat. Dalam tata cara ibadah Iblis juga mengekor kepada malaikat. Karena itulah perintah Allah kepada malaikat juga melibatkan Iblis. Konsekuensinya bila Iblis tidak mau melaksanakan perintah Allah, maka dia berhak mendapat hukuman.
Hasan al-Bashri senada dengan Ibnu Katsir. la mengatakan, Iblis sama sekali bukan dari golongan malaikat. Sesungguhnya Iblis adalah bapak moyangnya jin sebagaimana Nabi Adam adalah bapak moyangnya manusia.”
Sesungguhnya apa yang diungkapkan Ibnu Katsir dan Hasan al-Bashri juga diperkuat oleh hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab shahihnya. “Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari nyala api, dan Nabi Adam diciptakan dari apa yang dikatakan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim)
Asal penciptaan ketiga makhluk ini jelas menunjukkan perbedaan golongan mereka. Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam diciptakan dari tanah.
Perhatikan firman Allah dalam surat ar- Rahman ayat 14-15. “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”