Ikan Hias Mainan Tuyul?

Cerita seputar pesugihan sudah tidak asing lagi. Dari dulu hingga kini masih banyak orang yang mengaku pernah kehilangan uang karena ulah tuyul. Berita tentang kiprah jin yang satu ini kian berkibar setelah kisahnya banyak dimuat di koran maupun majalah. Atau bahkan merambah dunia maya melalui media televisi.

Hilangnya uang dengan cara yang di luar nalar, semakin menggila. Tumpukan uang senilai satu juta misalnya, tidak raib semuanya. Tuyul itu katanya hanya mengambil satu lembar dan meninggalkan yang lain tetap berada di tempatnya.

Katanya, tuyul itu juga bisa bersikap rakus. la tidak hanya mengutil satu lembar, tapi semua uang yang ada. Lebih heboh lagi bila ada seorang warga yang sedang hajatan. Biasanya tamu yang datang itu membawa amplop. Kemudian amplop demi amplop dimasukan ke dalam kotak.

Nah, di sinilah tuan rumah mulai ketar-ketir, bila uang sumbangan dari para tamu harus raib tidak berbekas. Hanya menyisakan kotak dengan amplop yang kosong.

Entah bagaimana asal-usulnya sehingga muncul ide untuk mengalihkan perhatian tuyul. Mungkin tuyul itu dianggap sebagai anak-anak yang masih suka mainan, sehingga di sebelah kotak uang sumbangan tersebut disediakan akuariuam yang berisi ikan mas koki atau pun ikan hias lainnya.

Demikianlah yang terjadi di sebagian warga Wonogiri, ketika mereka mengadakan hajatan. Terlebih bila ada warga masyarakat yang ditengarai memelihara tuyul.

Bila Wonogiri menggunakan ikan hias, maka lain halnya dengan mitos yang berkembang di sebagian warga Boyolali. Bukan lagi ikan mas koki yang cantik dan menarik, tapi seekor binatang bersapit. Hewan kesenangan tuyul katanya adalah kepiting. Ada-ada saja.

Secara tinjauan Islam, tuyul atau jin yang pandai mencuri uang tanpa meninggalkan jejak. Itu bukan hal yang aneh. Toh mereka juga melakukan hal yang sama menjadi pencuri berita dari langit. Satu hal yang jauh lebih sulit dari sekadar mencuri uang. Tapi sikap yang kemudian berkembang di masyarakat untuk mengantisipasi gangguan jin itulah yang perlu diluruskan.

Untuk mengusir pencuri dari kalangan jin atau sebutlah tuyul tidak seharusnya dengan menaruh ikan hias atau kepiting. Karena keduanya hanyalah binatang biasa. Tidak berbeda dengan hewan lainnya yang tunduk kepada aturan dan perintah Allah.

Seharusnya apa yang kita lakukan adalah dengan mengusir jin dan memaksanya untuk tidak kembali. Tentu dengan sebuah kekuatan yang bisa menghalangi mereka. Ya, dengan membacakan surat al-Baqarah atau ayat-ayat lain di rumah kita. Dan lebih khusus lagi membacanya di tempat penyimpanan uang. baik di brangkas, laci maupun tempat penyimpanan lainnya.

Buktinya, ketika salah seorang bendahara sebuah departemen pemerintah sering kehilangan uang dalam brangkas yang terkunci hingga jutaan rupiah, bisa diselesaikan melalui ruqyah yang dilakukan oleh salah seorang tim ruqyah Majalah Ghoib.

Tuyul menemukan kunci yang tidak seperti biasanya. la kena batunya dan tidak sanggup lagi menembus lalu mengeruk isinya. Akhirnya, uang selamat dan akidah pun tidak tergadaikan..
Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN