Janin Penglaris?

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Mungkinkah anak yang meninggal karena keguguran dapat hidup dialam lain dan hidup sesuai umurnya lalu menjadi jin, dan jika kuburnya tidak dirawat ia akan mengamuk dengan menempel pada orang lain. Anak itu akan bicara kalau rumahnya tidak dirawat. Tapi kalau kuburnya dirawat ia akan membantu orang tuanya dalam hal mencari rizki, contohnya: berdagang. Benarkah itu?

Atas jawabannya terima kasih.

NB. Anak itu akan mengatakan siapa ibunya.

Ummi Laila – Sungai Langka

 

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada RasuI akhir zaman. Ummi Laila dan para pembaca Majalah Ghoib yang mudah-mudahan mencintai dan dicintai oleh Allah, makhluk hidup apakah itu jin atau manusia pasti akan mengalami kematian. Allah SWT. berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali lmron: 185)

Kematian datang tidak mengenal usia dan sebab, apabila sudah di tentukan waktunya, pasti tidak ada yang bisa mempercepat atau memperlambatnya. Dalam hal ini Allah juga telah menyatakannya di dalam al-Qur’an “Tiap-tiap umat mempunyai batas wakur; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34)

Ada manusia yang meninggal sewaktu masih di rahim (keguguran), atau sewaktu balita, anak-anak, remaja, dewasa dan tua renta. Kesemuanya terjadi karena Allah telah menggariskannya demikian. Wajib bagi kita mengimani serta menerima qodho dan qadar Allah yang berlaku pada setiap hamba-hamba-Nya.

Ketika seseorang meninggal dunia baik yang masih anak-anak, dewasa atau yang berusia lanjut, semua ruhnya ada dalam kekuasaan Allah. Tidak ada yang gentayangan atau berkeliaran. Memang banyak pendapat dari para ulama seputar tempat ruh manusia ketika sudah meninggal dunia. Kalau kita menelusuri keberadaan ruh setelah meninggalkan jasadnya, maka dikhawatirkan akan membuat kita bingung dan menggoyahkan keimanan. Karena hal itu termasuk permasalahan ghaib yang pembahasannya harus berdasar pada syari’at lslam. Kita membicarakan hal itu sebatas yang sudah diinformasikan oleh Allah dalam al-Qur’an atau yang sudah disampaikan Rasulullah melalui haditsnya. Sedangkan Allah telah berfirman,  “Dan mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al Isra’: 85)

Tidak satu ayat pun yang menjelaskan bahwa ruh seorang bayi yang meninggal dalam rahim atau di luar rahim akan berubah menjadi jin. Begitu juga dalam hadits Rasulullah, tidak ada satu pun riwayat yang menjelaskan tentang perubahan itu. Kalau ia diciptakan oleh Allah sebagai manusia, dia akan tetap sebagai manusia sampai  di alam akhirat kelak. Dia tidak akan berubah menjadi jin, walapun matinya ketika masih dalam rahim. Karena materi penciptaan manusia tidak sama dengan materi penciptaan jin sebagaimana yang dijelaskan al-Qur’an, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14-15).

Pembaca Maialah Ghoib yang tercinta, sejauh ini kami tidak mendapatkan dalam ayat al-Qur’an atau hadits Rasul yang menjelaskan bahwa (penghuni) kuburan yang tidak dirawat akan mengamuk dan menempel ke orang lain. Sebagaimana tidak kami dapatkan juga dalil yang menjelaskan, apabila kuburan itu dirawat maka mayat yang didalamnya akan membantu orang tuanya untuk mencari rizki. Kalau pun cerita itu ada dan berkembang di masyarakat luas, berarti itu bagian dari mitos dan khurafat yang tidak boleh kita percaya. Kalau kita meyakini suatu keghaiban yang tidak ada dalilnya, berarti kita telah mengada-ada. Dan hal itu dilarang syari’at lslam.

Pada umumnya kematian seorang janin atau bayi itu sama dengan kematian seseorang yang sudah besar dan dewasa. Ruhnya tidak akan gentayangan, lalu mengganggu orang yang masih hidup atau merasukinya. Kalau sampai terjadi orang kesurupan, lalu mengomel dan mengaku kalau yang ada dalam tubuh orang tersebut adalah arwah bayi yang tidak dirawat kuburannya, ketahuilah itu merupakan kebohongan syetan dan tipu dayanya. Tim ruqyah Majalah Ghaib berkali-kali telah menyingkap kebohongan syetan dengan modus semacam itu. Ketika ada orang yang diruqyah, kemudian jin yang di dalam tubuhnya berbicara melalui mulut orang tersebut, jin itu mengaku sebagai ruh kakeknya atau neneknya. Saat disanggah akan kebenaran pengakuannya itu, jin itu terdiam. Atau terkadang langsung meralat ucapannya, seraya menggantinya dengan nama lainnya. Tapi ketika dibacakan ruqyah terus menerus, jin itu teriak kencang dan mengakui bahwa pengakuannya itu bohong. Ternyata dia adalah jin seperti jin pengganggu lainn ya dan bukan arwah seseorang.

Apabila ada orang yang telah meninggal, kemudian beberapa hari setelah meninggalnya ada keluarganya yang melihat kehadiran sosok si mayit. Ketahuilah, itu bukan ruh mayat yang kembali atau gentayangan. Tapi itu adalah syetan yang menyerupai sosok si mayat atau jin qarinnya yang menampakkan diri. Kalau dia sampai berwasiat sesuatu, jangan dilaksanakan. Karena wasiat disyari’atkan bagi orang yang mendekati ajalnya alias sebelum mati bukan sesudah mati. Jangnlah mau diperbudak syetan atau ditipu.

Keyakinan bahwa arwah bayi yang meninggal bisa membantu orangtuanya berdagang atau mencari rizki juga termasuk keyakinan yang tidak berdasar pada syari’at lslam. Seseorang yang sudah meninggal alamnya berlainan dengan alam manusia yang masih hidup. Dan tidak akan kembali ke dunia untuk bertanya kepada ibunya. Dan tidak sepatutnya ibu yang ditinggal mati bayinya mempercayai mitos-mitos di atas.

Seharusnya ibu tersebut mengikhlaskannya serta berdoa semoga bayi yang telah mendahuluinya bisa menjadi aset dan investasinya di akhirat kelak. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah kepada para shahabat wanita, “Tidaklah salah seorang di antara kalian yang tiga anaknya meninggal, kecuali akan menjadi penghalang dari Neraka. Seorang wanita bertanya: dan dua? Nabi menjawab: dan dua.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bishowab.

 

Achmad Junaedi, Lc.

Pimpinan Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN