SERING MENGIGAU, DICERAIKAN SUAMI
Saya seorang wanita yang sering mengigau dan mimpi aneh-aneh sewaktu tidur, karena terganggu kebiasaan saya itu, akhirnya suami menceraikan saya. Bagaimana solusinya ustadz untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut?
(Akhawat, Karawang)
Bismillah wal hamdulillah, kami turut prihatin atas musibah ini, bersabarlah agar Allah merahmati anda. Mengigau atau mimpi buruk yang sering dialami oleh seseorang, memang termasuk gangguan jin (syetan). Anda bisa melakukan terapi ruqyah secara mandiri ataupun minta dibacakan muslimah yang lain. Rutinkanlah untuk membaca dzikir pagi dan sore, serta jangan lupa untuk berwudhu sebelum tidur, dan membaca al-Ikhlas, al-Falaq, an- Nas lalu tiupkan ke telapak tangan, kemudian usapkan ke sekujur tubuh anda. Dan bacalah ayat kursi agar Allah menjaga tidur anda. Kalau semua itu sudah anda lakukan, ternyata mimpi buruk masih menggangu tidur, maka meludahlah ke kiri tiga kali seraya membaca ta’awwudz. Lalu rubahlah posisi tidur anda, kalau perlu ambillah air wudhu kemudian shalat dua rekaat. Begitulah tips yang diberikan Rasulullah untuk mengatasi problem anda.
JIN SENANG TINGGAL DI RUANGAN KOSONG
Apakah jin senang tinggal di ruangan kosong yang jarang ditempati penghuninya?
(Abdullah, Balikpapan)
Bismillah wal hamdulillah, Jin yang muslim atau kafir memang suka menempati tempat-tempat yang kosong, atau tempat yang sunyi dan jarang dikunjungi manusia, atau juga tempat yang kotor terutama jin kafir. Dan banyak hadits yang menjelaskan hal itu. Sehingga kita disuruh untuk membaca doa ketika mau masuk toilet. Rumah yang berpenghuni pun dijadikan tempat tinggal mereka. Ketika penghuninya masuk dengan menyebut nama Allah, maka mereka kabur dan tidak akan tinggal atau bermalam di dalamnya. Begitulah Rasulullah menjelaskannya dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdillah.
SERING MERASA SAKIT KEPALA, TANGAN, KAKI DAN PERUT
Ustadz, saya sering merasa sakit kepala, tangan, kaki dan perut. Saya juga suka ngantuk. Tapi kadang- kadang tidak bisa tidur berhari-hari, bisakah diruqyah?
(Juju Jubaedah, Karawang)
Bismillah wal hamdulillah, semoga Allah cepat menyembuhkan penyakit Ibu Juju. Terapi ruqyah bisa dilakukan untuk segala jenis penyakit, karena hakikat penyembuh segala penyakit (fisik / non fisik) adalah Allah. Dan ruqyah yang kita lakukan tuju- annya adalah memohon kesembuhan dari Allah, dengan cara yang telah dicontohkan Rasulullah. Banyak kesaksian yang kita terima dari beberapa pasien yang merasakan sakit seperti yang dirasa Ibu, setelah diterapi di kantor majalah Ghoib dengan ruqyah, mereka bersyukur kepada Allah atas kesembuhannya, walaupun ada yang harus mengulang pengobatan beberapa kali. Kita juga menyarankan Ibu untuk berkonsultasi ke dokter, barang kali apa yang Ibu rasakan adalah gangguan medis. Semoga Ibu bersabar dan tidak salah dalam proses mencari kesembuhan.
BACAAN PADA SAAT HAID AGAR TIDAK DIGANGGU SYETAN
Bacaan apa saja yang bisa kita baca saat haid, agar kita tidak lalai dan mudah diganggu syetan?
(Ibu Azim, Villa Nusa Indah Bogor)
Bismillah wal hamdulillah, banyak dzikir-dzikir yang bisa dibaca oleh siapa saja, dalam kondisi suci maupun haid. Apalagi kalau bacaan tersebut sudah dihafal dan menjadi wirid harian, yang rutin kita baca setiap pagi dan sore atau saat mau tidur. Diantara bacaan itu adalah, ayat kursi, surat al-Ikhlas, al-Falaq, An-Nas yang dibaca setiap pagi dan sore atau menjelang tidur, dan bisa juga ditambah dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah. Serta doa-doa lain yang bersumber dari hadits-hadits yang shahih.
SERING TAKUT DAN CEMAS, APAKAH GANGGUAN JIN
Kalau hati tidak tenang, terus mengalami ketakutan dan kecemasan, apakah termasuk gangguan jin?
(Abdullah, Karawang)
Bismillah wal hamdulillah, kalau tidak tenangnya hati karena belum menyelesaikan tugas atau kewajiban, seperti shalat atau tugas dari pimpinan, itu adalah suatu yang wajar. Begitu juga kecemasan yang diakibatkan ketidak jelasan dari apa yang kita harapkan, atau hilangnya sesuatu yang kita cintai, itu juga perasaan yang lumrah. Tapi kalau ketidak tenangan, kecemasan dan ketakutan selalu meliputi hati kita di setiap saat, itulah bagian dari gangguan jin (syetan). Karena suasana hati yang seperti itu menyebabkan seseorang tergesa-gesa dalam menunaikan tugas, bahkan mengabaikan dan menelantarkannya. Baik tugas kita kepada Allah atau tugas kita terhadap sesama. Inilah misi jin dalam menimbulkan ketidak tenangan dan kecemasan. Maka perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan dzikir-dzikir yang sudah dicontohkan Rasulullah, karena dengan dzikirlah hati akan menjadi tenang (QS. 13: 28).
MERUQYAH DENGAN MELIHAT FOTO
Bisakah meruqyah seseorang hanya dengan melihat fotonya?
(Hamba Allah, Cikarang)
Bismillah wal hamdulillah, kalau yang anda maksud dengan ruqyah disini berdoa, maka itu bisa saja kita lakukan, dengan adanya foto orang tersebut atau tidak ada. Tapi kalau yang anda maksud disini ruqyah pengobatan, maka adanya foto saja tidak berguna. Sebab lazimnya ruqyah itu berhadapan langsung, sehingga si peruqyah bisa memperdengarkan bacaan ruqyah di telinganya, serta tahu betul reaksi orang yang diruqyahnya saat mendengarnya. Dan juga mengetahui bagian mana yang dirasa sakit, urat mana yang harus dipijit, atau mendakwahi jin yang mengganggunya. Jadi orang yang minta diruqyah seyogyanya datang langsung ke orang yang akan meruqyahnya.
PENDAMPING SAAT RUQYAH
Perlukah kita didampingi seseorang saat melakukan ruqyah mandiri?
(Hamba Allah, Balikpapan)
Bismillah wal hamdulillah, kalau yang dimaksud ruqyah disini ruqyah penjagaan, maka tidak dibutuhkan pendamping saat melakukannya. Tapi kalau ruqyah pengobatan, lebih baiknya ada pendamping di sisi kita. Memang tidak semua orang yang diruqyah akan beraksi frontal (mengamuk). Hanya sebagai tindakan preventif saja, apabila jin menggerakkan anggota badan kita, atau akhirnya kita pingsan, dengan adanya pendamping berarti ada yang membantu atau memberitahu yang lainnya, bahwa kita lagi pingsan. Kalau ternyata gerakan kita tak terkontrol pun, dia bisa memegangi kita agar tidak merusak apa yang ada disekitar. Wallahu alam.
Dijawab oleh : Ustadz Hasan Bishri, Lc.
Ghoib, Edisi No. 16 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M