Ada beberapa hal penting yang bisa kita ambil pelajaran dari kasus kesaksian Siska dan Bambang di atas.
Pertama, sesungguhnya jin adalah makhluk yang sama seperti manusia. Mereka sekali-kali tidak akan berubah menjadi tuhan. Jin pun mempunyai keperluan-keperluan makhluk seperti manusia. Keperluan makan, minum, seks dan sebagainya. Seperti kelakuan jin yang ditujukan kepada Siska. Di mana malam itu, muncul dua Bambang yang sama. Ternyata, Bambang yang pertama adalah jin yang berusaha untuk menodai.
Maka dari itu, jin yang mempunyai kebutuhan seperti manusia jangan diposisikan seperti tuhan. Yang masih punya keinginan duniawi, berarti lemah seperti manusia. Sehingga ketaatan dan rasa hanya kepada Allah saja, “… Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.” (QS. al-Maidah: 3).
Kedua, Jin bisa menampakkan diri atas seizin Allah. lmam lbnu Taimiyyah berkata, “Jin bisa menyerupakan dirinya dengan manusia ataupun binatang. Mereka bisa berwujud ular, kalajengking dan sebagainya. Sebagaimana mereka bisa berubah wujud menjadi unta, sapi, kambing, kuda, keledai. Atau berupa burung. Dan bisa juga menyerupai salah satu anak cucu Adam.” (Kitab Risalatul Jin hal. 32).
Jin bisa menampakkan diri dengan menggunakan mantera sihir yang mereka baca atau gerakan-gerakan sihir yang mereka lakukan. Untuk itulah ketika Umar bin Khattab diceritakan tentang kisah jin yang menampakkan diri dalam bentuk yang bermacam-macam, dia berkomentar, “Sesungguhnya seseorang di antara kalian tidak mungkin bisa berubah dari bentuk dirinya yang telah diciptakan Allah, tetapi mereka mempunyai sihir seperti halnya sihir kalian manusia.” (Fathul Bari 6/344). Maka, jin yang menampakkan dirinya kepada Siska dengan wujud wajah suaminya, adalah salah satu sihir yang dilakukan oleh jin tersebut.
Ketiga, Jin berusaha untuk mengacaukan keluarga. Suasana tenteram dalam keluarga Siska seketika berubah menjadi kacau dan tidak nyaman, ketika peristiwa-peristiwa janggal bermunculan. Dari mulai penampakan jin dalam bentuk suaminya hingga penampakan jin dengan kepalanya saja berikut darah segar yang masih menetes, atau angin keras yang tiba-tiba bertiup di malam hari.
Dan memang prestasi tertinggi .jin adalah ketika mereka berhasil memisahkan antara suami istri bagian dari sihir yang juga diajarkan oleh para syetan itu kepada manusia, “… Hanya syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil … Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.” (QS. al-Baqarah: 102).
Demikian panjang rasa dendam lblis kepada anak cucu Adam. Sehingga dia tidak pernah merasa puas untuk terus menciptakan jebakan-jebakan penyesatan dan tingkah yang membuat sengsara anak cucu Adam, Sesungguhnya Allah telah berkali-kali mengingatkan dalam al-Qur’an bahwa syetan adalah musuh nyata bagi kita. Maka hanya dengan kembali kepada ajaran-Nya kita bisa melawan tipu daya mereka.
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah