Dosa yang paling besar dan tidak terampuni adalah dosa syirik. Apabila sesorang melakukan kesyirikan lalu mati sebelum bertaubat, maka Allah tidak akan mengampuninya. Tapi jika ia segera bertaubat sebelum sekarat, maka Allah akan mengampuninya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syink itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48).
Maka sudah sewajarnya, setiap orang mewaspadai dosa syirik. Apalagi kalau dosa itu sampai terbawa mati. Maka yang bersangkutan tidak akan beruntung selamanya, dan akan menjadikannya kekal di Neraka Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolong pun.” (QS. al-Maidah: 72).
Dosa syirik inilah yang banyak dijadikan perangkap oleh syetan untuk menjebak hamba-hamba Allah, syetan telah mengemas dan menghiasi kesyirikan dengan kemasan yang menarik dan manipulatif. Sehingga banyak orang yang melakukan kesyirikan, tapi ia tidak menyadarinya. Bahkan ada juga yang berbuat syirik tapi ia merasa itu adalah perbuatan ibadah yang diyakini berpahala. Syetan memang licik.
Ketika Majalah Ghoib gencar mensosialisasikan ruqyah syar’iyyah ke tengah masyarakat, dan mengulas materi materi keghaiban yang berkaitan dengan tauhid dalam kajian majalahnya, hasilnya ternyata luar biasa. Banyak masyarakat tersadarkan diri. Yang selama ini suka pergi ke dukun, akhirnya menyadari kesalahannya. Yang tadinya belajar ilmu yang melibatkan kekuatan jin, menyadari kesalahannya dan ingin berlepas diri darinya. Mereka tidak ingin dosa-dosa syirik itu dibawa mati. Akhirnya mereka memanfaatkan jasa terapi ruqyah.
Di antara mereka ada yang punya kekhawatiran bahwa saudara atau kerabatnya yang sakit dan tidak sembuh-sembuh itu, karena dahulunya mempelajari ilmu-ilmu kedigjayaan. Ada yang berprasangka bahwa unsur terlambat sembuhnya karena ada gangguan syetan dalam diri si penderita, dan ada yang berpresepsi bahwa orang yang banyak dosanya akan susah matinya. Lalu mereka berharap dengan terapi ruqyah, si penderita bisa lekas sembuh atau matinya mudah.
Padahal sebenarnya yang bisa menyembuhkan seseorang adalah Allah, bukan dokter, orang pinter, peruqyah atau obat dan ramuan. Kalau Allah telah menurunkan kesembuhannya niscaya ia akan sembuh. Dengan cara pengobatan yang menyimpang atau tidak menyimpang, Hanya saja efek dari keduanya sangat jauh berbeda. Bila caranya menyimpang, maka kesembuhan yang dirasakan itu berlumuran dosa. Tapi bila caranya sesuai syari’at, maka kesembuhannya bermuatan pahala. Dan susah atau mudahnya proses mati seseorang tidak tergantung pada banyaknya pahala atau dosanya. Karena sakaratul maut itu memang berat, dan itu akan berlaku bagi siapa pun, termasuk para nabi dan rasul.
Maka dari itu, yang diharapkan dari seorang hamba adalah kesadarannya untuk kembali ke jalan yang benar sebelum terlambat. Kalau dahulunya pernah melakukan kemaksiatan, hendaklah segera bertaubat. Karena pernah belajar ilmu yang sesat dan menyimpang, hendaklah segera berlepas diri darinya dan meninggalkannya sebelum nafas sampai di tenggorokan. Semoga Allah melindungi kita dari dosa syirik dan mengampuni dosa-dosa lainnya.
Ghoib, Edisi No. 39 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M