Seorang mahasiswa tingkat akhir, datang ke kantor Majalah Ghoib untuk menjalani terapi ruqyah, karena ia merasa sulit tidur. Bersamaan dengan itu, ia juga membawa beberapa buah jimat yang selama ini telah disimpannya, untuk diserahkan dan minta segera dimusnahkan. Melalui saluran telepon ia menceritakan proses mendapatkan jimat-jimat ini.
“Awalnya saat kelas 3 SMA, saya trauma dengan sering terjadinya tawuran sesame murid SMA. Setelah seorang teman menawari saya ikut suatu perguruan, saya akhirnya tertarik untuk belajar ilmu yang dapat menjauhkan diri saya dari marabahaya. Awalnya, kegiatan perguruan hanya membaca sholawat Nabi. Pada perkembangan selanjutnya, pada malam Jum’at Kliwon, kami pergi ke Bogor untuk mengaji. Aktifitas di sana tidak membaca Al-Qur’an, tapi hanya membaca dzikir dan membaca sholawat Ibnu Abbas. Pengajian itu dimulai selepas maghrib. Di tengah-tengah pengajian tersebut terdapat sebuah gentong yang berisi air dan kembang-kembang. Setelah pengajian selesai, air tersebut diperebutkan oleh anggota pengajian untuk diambil berkahnya. Lebih dari itu, setiap bulan, perguruan ini mengeluarkan 13 lembar amalan untuk diamalkan secara mandiri. Yang dibaca setelah shalat wajib. Lembaran-lembara amalan tersebut hanya dihargai seribu rupiah per lembar.
Setelah berjalan satu tahun, pengajian yang sekaligus sebuah perguruan ini, mengeluarkan jimat-jimat untuk diperjual-belikan kepada anggotanya, dengan membayar mahar. Saya pun membeli beberapa jimat untuk pegangan, termasuk jimat kalung ini. Pada mulanya, saya tidak merasa ganjil dengan aktivitas perguruan ini, karena semua yang dibaca adalah shalawat. Namun, ketika ada kegiatan pengajian ulang tahun perguruan ini di daerah Puncak Bogor, sebagian anggota kelompok pengajian ini tidak melaksanakan shalat Isya’. Katanya, shalat kita sudah ditanggung oleh guru besar perguruan ini yang tingkatannya sudah selevel Nabi. Walaupun kita juga dilarang berbuat jahat oleh perguruan ini, tapi hati saya sudah semakin tidak bisa menerimanya.
Suatu ketika saya membaca Majalah Ghoib di sebuah took buku. Dari situ saya semakin tahu, bahwa jimat yang selama ini saya simpang adalah barang terlaknat dan biang kemusyrikan. Pada saat mengikuti pengajian dulu, saya sering bergadang. Sehingga sekarang merasa sulit tidur. Saya akhirnya memutuskan untuk diterapi ruqyah dan menyerahkan jimat tersebut”.
Bentuk Jimat
Ada dua jimat yang diserahkan pemuda ini. Yang pertama, 4 lembar amalan yang di dalamnya terdapat tulisan Arab yang lebih banyak terdiri dari dua rangkai huruf hijaiyyah, seperti, lam dan ha, serta dho’ dan waw. Pada bagian tengahnya terdapt tulisan ayat yang terpotong-potong disertai dengan rangkaian angka-angka Arab yang tidak jelas maksudnya. Sementara di bagian pinggir, terdapt 12 kotak yang secara bergantian bertuliskan angka Arab tiga digit dan satu huruf hijaiyyah. Untuk menambah keyakinan, tulisan ini sudah rapi di laminating.
Yang kedua adalah sebuah kalung berbentuk segitiga berukuran 8×8 cm. pada ketiga sisi kalung tersebut, bertuliskan gabungan huruf lam dan ha. Pada bagian tengahnya, terdapat juga sebuah kotak kecil berukuran 4.5×3 cm. pada kotak ini, terdapat tulisan Allah dan Muhammad dalam segitiga yang lebih kecil ukurannya. Empat buah lingkaran kecil terdapat pada keempat sisi kotak ini. Tidak jelas benar, apa yang ditulis di situ. Sementara tulisan Ya Allah dan Ya Muhammad mengelilingi seluruh sisi pinggir kotak ini. Yang lebih aneh lagi, pada pinggir kotak ini terdapat tulisan Allah dan Muhammad yang dipisah setiap hurufnya.
‘Kesaktian’ Jimat
Jimat ini didapat dengan membayar mahar Rp. 113.000,-. Katanya, “kalung ini manfaatnya untuk kebalikannya. Orang yang jahat kepada kita akan jadi baik, orang yang akan menagih hutang tidak akan jadi, orang yang membenci kita akan berbalik menyayangi kita. Jimat ini juga dapat menimbulkan rasa mahabbah atau cinta orang yang melihat kita. Sehingga setelah memakai jimat ini, kita akan semakin bertambah pede (percaya diri) saat mengahadapi siapa pun”.
Bongkar Jimat
Rasa takut adalah fitnah asasi manusia. Takut terhadap marabahaya, takut akan kejahatan manusia, takut akan gangguan syetan dan makhluk jahat serta takut akan penyakit kronis yang menimpa orang-orang yang kita cintai. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika kita salah dalam mencari perlindungan dalam mengahadapi segala marabahaya yang akan menimpa kita itu.
Mencari perlindungan dengan mengikuti pengajian atau perguruan yang menggunakan media jimat adalah sebuah pilihan yang fatal. Karena jimat yang telah dikeluarkan oleh perguruan tersebut sebagai alat perlindungan merupakan benda yang tidak memiliki manfaat apapun, bahkan menyesatkan. Allah adalah sebaik-baik pelindung, karena Allah penguasa makhluk yang Nampak maupun yang tidak Nampak. “Hendaklah kamu berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98).
Adapun tulisan-tulisan yang tertera pada kedua jimat tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kita. Karena Allah tidak menjadikan benda semacam kalung baik yang bertuliskan huruf-huruf Arab atau huruf lain sebagai sarana untuk menolak marabahaya yang akan menimpa kita. Karena pada hakikatnya, yang telah mentaqdirkan adanya marabahaya adalah Allah. Oleh karena itu, segala perlindungan yang kita mohon harus kita tujukan kepada Allah semata. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an , “Allah Pelindung orang-orang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Sedangkan orang-orang kafir pelindungnya adalah syetan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan.” (QS. Al-Baqarah : 257).
Huruf-huruf yang tertulis dalam jimat ini, merupakan potret kemusyrikan dan kesesatan. Huruf-huruf yang terangkai dari 2 huruf, seperti lam dan ha, tidak jelas apa manfaatnya. Atau behakan itu merupakan huruf-huruf yang biasa digunakan dukun untuk mengundang jin agar membantu orang yang mengamalkan atua menyimpan jimat tersebut. Bahkan pemenggalan tulisan Allah dan Muhammad merupakan bukti dari pelecehan terhadap kebesaran Allah dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Lebih dari itu, manusia yang mengaku selevel dengan Nabi Muhammad adalah sebuah pengakuan yang mungkar. Karena pada hakikatnya tidak ada menusia yang dapat menyamai kemuliaan Nabi Muhammad. Oleh karena itu, waspadalah terhadap segala jenis praktik perguruan yang menyesatkan dan menyimpang dari aturan syariat Islam serta contoh dari Rasulullah SAW.
Semoga allah memberikan ketenangan serta limpahan ampunan kepada pemuda ini, yang telah melepaskan segala bentuk aktivitas kemusyrikan. Dengan menyerahkan segala bentuk jimat yang selama ini dianggapnya mempunyai manfaat dan kekutan.
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah 48/3