KATANYA, bila ada seseorang yang kejatuhan daun, maka dia harus mengambil dan meludahinya. Ya, kasihan amat daun yang berguguran itu. Sudah dibuang oleh pohon, eh …..sekarang harus menerima ludah. Seandainya daun itu bisa berkata, tentu dia akan marah. Atau bahkan adu jotos.
Alasan meludahi daun tersebut tidak terlepas dari mitos yang berkembang bahwa bila dibiarkan tergolek begitu saja, maka orang yang kejatuhan daun akan mengalami kecelakaan. Karena itu, sebelum benar- benar celaka ludahi dulu daunnya. Biar hilang sialnya. Begitulah mitos yang berkembang di sebagian masyarakat.
Seperti pengalaman lan, asal Jawa Tengah. Dulu, ia pernah jalan bareng dengan bibinya. Nah, di tengah jalan tiba- tiba ada daun yang melayang. Dan…pluk, daun itu menimpa badan lan. Sebenarnya lan tidak mempedulikannya. Ia terus saja melangkah, tapi bibinya malah berteriak, “Ludahi dulu daunnya. Nanti celaka kamu,” ujar sang bibi.
Emangnya daun punya kekuatan apa ya, kok bisa-bisanya membuat orang celaka. Oh, iya memang ada daun yang bila jatuh dan menimpa seseorang, akan mencelakainya. Nah lho…
Tapi jangan berburuk sangka dulu. Daun ini bukan sembarang daun. Ia adalah daun kelapa. Bayangkan, seseorang tertimpa pelepah kelapa, wah akibatnya bisa gawat kepala bisa bocor. Tapi bila daun rambutan, mangga, belimbing atau daun-daun yang melayang terbawa angin tentu tidak akan menimbulkan luka sedikit pun. Tidak sekarang tidak pula nanti. Daun itu hanya benda mati yang tidak bisa memberi manfaat atau madharat pada diri seseorang hanya karena telah menjatuhinya.
Bagi kalangan muslim, keyakinan semacam ini tidak dibenarkan. Apalagi bila sumber semua itu mitos semata. Sungguh sengsara orang yang masih mempercayainya. Terlebih bila ia hidup di kampung atau kawasan yang banyak ditumbuhi pepohonan. Berapa kali ia harus meludahinya.
Dalam pandangan syariat Islam. Sekali lagi ini masuk dalam wilayah syirik. Karena seseorang telah meyakini suatu benda bisa mendatangkan manfaat atau madharat dalam hal yang hanya bisa dilakukan Allah.
Bila memang seseorang mengalami kecelakaan setelah kejatuhan daun, yakinlah itu bagian dari takdir Allah yang tidak terkait dengan daun. Karena itu tidak perlu cemas atas sesuatu yang belum terjadi. Yakin dan percayalah dengan ketentuan Allah dan jangan hubungkan dengan sesuatu yang hanya bersumber pada ‘katanya.