Setelah menjalani terapi ruqyah, seorang gadis berdiskusi dengan ustadz yang meruqyahnya. Ia menceritakan awal mula saat ia mengalami mimpi buruk dan sering sakit kepala. Suaranya yang cempreng, menambah ceritanya semakin dramatis sesekali ia mengucapkan isrighfar atas apa yang telah dilakukannya di masa lalu.
Tak hanya itu, ia pun menyerahkan sebuah kendi yang didapatkannya dari seorang dukun yang pernah disambanginya beberapakali. Sambil menikmati air teh hangat, Majalah Ghoib mendengarkan semua curhatnya siang itu.
“Selepas lulus kuliah saya bekerja pada sebuah perusahaan yang cukup ternama di Jakarta,” ujar gadis berusia 29 tahun ini. Sebagai mantan aktivis kampus, ia merasa terbantu dengan pengalamannya dahulu. Proses komunikasi dan adaptasi sangat mudah ia lalui. Bahkan, dalam beberapa tahun ia dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih terhormat. “Saya semakin pede, dan terkena penyakit sombong Pak,” tegasnya. Jabatannya terus beranjak. Tugasnya pun semakin seabrek. la mulai melalaikan shalat lima waktu. Ia menjadi seorang wanita karir yang super sibuk.
“Saya seringkali memarahi bawahan saya yang berbuat salah. Bahkan, omelan itu terlalu kasar untuk mereka. Sehingga banyak orang yang tidak senang pada saya,” urainya lagi sambil menatap tembok dengan tatapan kosong. Hari berganti ganti. Bulan berganti bulan. Gadis ini merasa sangat sulit menahan emosinya. “Saya menjadi sering sakit kepala. Mimpi mimpi yang menyeramkan datang mengganggu tidur saya. Tidur pun harus menggunakan obat penenang,” paparnya lagi
Bukannya lebih mendekatkan diri kepada Allah, atas kondisinya itu. la malah terpropokasi teman sekantornya untuk mendatargi seorang dukun yang konon sakti madraguna. Beberapa kali ia telah mendatangi dukun itu. Sejumlah uang telah keluar dari kantongnya untuh membayar si dukun. Ia pun dibekali sebuah kendi oleh dukun itu, untuk mengurangi semua bentuk gangguannya. “Kamu telah disantet orang yang tidak menyukaimu, makanya harus punya kendi ini,” kata si dukun kepadanya. Namun, mimpi-mimpi buruk itu semakin menjadi-jadi. Kepalanya serasa mau pecah, jika malam tiba.
Suatu hari ia melihat Majalah Ghoib, di sebuah toko buku. Secara sadar, ia langsung membeli dan membaca semua isinya. “Mungkin ini bentuk hidayah Allah kepada saya. Makanya, saya langsung minta di ruqyah. Saya ingin hidup normal seperti dulu.
Saya rindu menjalankan shalat lima waktu secara sempurna. Saya ingin hidup dalam naungan Allah,” tegasnya menutup cerita. Setelah beberapakali menjalani terapi ruqyah, mimpi-mimpi buruk itu pun berangsur hilang. Sakit kepalanya agak mereda. Semoga Allah memberikan kekuatan kepadanya untuk tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
Bentuk Jimat
Jimat ini berbentuk sebuah kendi berwarna putih, dengan tinggi 15 cm. Pada bagian luar jimat ini terdapat gambar seekor naga berwarna biru.
‘Kesaktian’ Jimat
Jimat ini konon di dapatkan si dukun, saat pelangi terbentang di antara dua buah sungai. Kendi ini konon milik salah seorang bidadari yang sedang mandi. Si dukun mencurinya. Karena ini berkhasiat untuk menolak santet dan membuat pemiliknya bertambah pede dengan dirinya.
Bongkar Jimat
Bersyukur. Itulah yang seharusnya dilakukan gadis ini, saat saat mendapatkan pekerjaan dengan sangat mudah. Apalagi dalam beberapa waktu saja, jabatannya sudah semakin tinggi. Sebuah prestasi yang luar biasa, yang seharusnya diikuti dengan sikap rendah hati dan ketaatan kepada Allah. Tetapi, tentu saja syetan tidak menginginkan hal tersebut. Secara terus menerus syetan akan menipu pikiran manusia hingga berhasil memperdayainya. Tidak ada yang selamat dari muslihat syetan ini selain orang-orang yang dikehendaki Allah. Syetan menghiasi perbuatan yang sebenarnya akan mencelakakan manusia. Terlalu pede dengan kemampuan diri sendiri, adalah salah satu sifat sombong yang dimurkai Allah. Apalagi kalau sudah terjerembab kepada watak sombong itu sendiri. Seperti yang pernah dialami gadis ini, saat jabatannya meroket.
Sifat sombong itu, pasti akan membawa malapetaka bagi siapa saja. Selain murka dari Allah, juga dari manusia. Hasilnya, mimpi buruk selalu menghantuinya. Kepalanya sering terasa pusing, jika malam tiba. Lebih dari itu, ia menjadi malas menjalankan shalat lima waktu. Sebuah ibadahyang menjadi tiang agama. Ibadah yang menjadi tempat curhat manusia kepada Allah. Ibadah yang dapat menghilangkan kesombongan, stress, serta himpitan-himpitan permasalahan kehidupan kita. Ketika imannya sedang melemah, saat itulah ia semakin mudah terkena hasutan syetan. la malah pergi ke dukun. Tempatnya persekutuan antara manusia dengan syetan.
Jimat. Benda inilah yang menjadi senjata pamungkas dukun dalam mengelabui pasiennya. Padahal kendi seperti ini, adalah kendi biasa yang sangat indah jika diladikan hiasan di rumah. Oleh dukun, benda yang sebenarnya nyentrik ini, malah diiadlkan media kemusyrikan. Itulah kerjaan dukun. Selalu mengibuli manusia dengan berbagai cara. Cara mendapatkan kendi ini, yang katanya milik bidadari adalah bentuk kebohongan lainnya. Kendi ini sejatinya adalah kendi biasa, yang dijadikan media menipu orang oleh dukun. Ia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Memang begitulah cara dukun untuk menyesatkan umat manusia.
Rasulullah SAW. pernah mengajarkan kepada kita, agar senantiasa membekali diri dengan doa dan ibadah yang maksimal saat mempunyai masalah. Dan yang lebih penting lagi, bahwa kita harus segera mengevalusi perbuatan kita selama ini. Luka karena pedang bisa diobati. Luka karena lidah, hendak kemana obat akan di cari. Begitulah pepatah lama mengatakan.
Dalam berhubungan dengan sesama manusia, kita harus senantiasa menjaga lidah dari omongan yang dapat menyakiti orang lain. Gara-gara lisan, dua negara dapat berperang. Karena lisan pula orang akan terjerumus ke jurang neraka. Agar hubungan kita dapat berlangsung baik dengan siapa pun. Maka kita harus benar-benar dapat menata kata-kata yang akan keluar dari lidah yang tak bertulang ini. Tujuannya hanya satu, mendapatkan ridho dari Allah.
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah edisi: 84/4