Seorang gadis yang berprofesi sebagai tenaga marketing di sebuah perusahan swasta di jakarta, mengantarkan jimat ini bersama ibunda tercinta, ke kantor Majalah Ghoib. Sebagai wanita karir, gadis ini banyak berkomunikasi dengan banyak pihak melalui internet. Lewat artikel-artikel di lnternet tersebut, gadis ini banyak memperoleh keilmuan baru yaitu seputar masalah agama lslam. Banyak pertanyaan yang disampaikannya kepada para ustadz melalui , internet seputar masalah lslam khususnya alam ghoib.
Pertama kali mendengar istilah Ruqyah, ketika di kantornya diadakan terapi ruqyah yang mendatangkan beberapa orang ustadz dari tim ruqyah Majalah Ghoib.
Gadis ini bercerita, bahwa ketika ia mengikuti terapi ruqyah, seorang ustadz menjelaskan, sebagai seorang muslim harus selalu tawakkal kepada Allah, dengan tidak bergantung kepada siapapun dan benda apapun termasuk seperti kebanyakan kaum muslimin masih mempergunakan benda-benda tertentu yang digunakan sebagai jimat untuk penjagaan diri atau rumah mereka dari marabahaya.
Setelah mengikuti ruqyah pertama kali di kantornya, gadis ini merasa belum puas karena terlalu banyak yang mengikuti acara ruqyah tersebut. Setelah mendapat alamat kantor majalah ghoib gadis ini berniat untuk diruqyah untuk kedua kalinya. Namun ia berkeinginan mengajak ibunda tercinta, sekaligus membawa jimat-jimat yang tersimpan di rumahnya semenjak ayahandanya masih hidup dan jimat itu sampai sekarang masih tersimpan sampai sekarang. Perlahan-lahan ia mulai memberikan pengertian kepada ibunda tercinta tentang harus segera dimusnahkannya jimat-jimat yang tersimpan selama bertahun-tahun di pojok kamar rumahnya. Pertama
kali dijelaskan hal tersebut ibundanya ragu-ragu dan masih takut akan janjinya pada suami untuk merawat dan menjaga jimat-jimat tersebut setelah suaminya meninggal.
Akhirnya ibunda gadis ini dapat dipahamkan (menerima saran anaknya) dan bersedia membawa jimat-jimat itu ke kantor Majalah Ghoib untuk dimusnahkan. Dengan tekad yang bulat untuk membersihkan diri dari hal yang mengandung unsur kemusyrikan, mereka berdua datang ke kantor dengan menaiki mobil pribadi milik keluarga gadis ini dari Tanjung Priok, sebuah sudut kota Jakarta di bagian utara.
Ada peristiwa yang menakutkan menimpa mama, setelah saya dan mama datang ke Majalah Ghoib untuk memusnahkan jimat-jimat yang pernah papa simpan. Semalam setelah kesana, mama bermimpi di datangi ribuan binatang kecil yang ingin mencelakai mama
saya, akan tetapi mama terus berusaha untuk menghindar dari ribuan binatang tersebut bahkan mama terus melawan dan akhirnya dapat mengusir binatang itu, dari peristiwa itu saya pasrahkan semua kepada Allah, dengan tetap berpositif thinking agar semuanya baik-baik saja.
Dan saya tidak ingin seperti kebanyakan orang selalu mengaitkan dengan hal-hal yang ghoib; nanti takut musyrik kepada Allah tuturnya dengan penuh keyakinan yang mantap.
BENTUK JIMAT
Ada banyak jimat yang dibawa oleh gadis dan ibudanya ini diantaranya dua buah tongkat dari tembaga berukuran kira-kira 1 meter dengan peganya seperti kepala naga yang nampak sangat garang dengan gigi bertaring, satu kotak rupa dengan warna emasnya yang menyala, sebuah mahkota raja Jawa berhiaskan gambar seekor naga yang menjulurkan lidahnya ke angkasa dengan matanya yang kelihatan sangat menyeramkan dan yang terakhir sebuah kepala macan asli yang telah diberi air keras dengan mata yang terbuka.
Jimat Pertama yaitu tongkat dari tembaga berukuran kira-kira satu meter dengan pegangannya seperti kepala naga yang terlihat garang sementara giginya bertaring di bagian atas dan bawahnya disertai juluran lidah panjang yang keluar dari mulutnya. Di bagian tengah tongkat nampak gambar ornamen hiasan Jawa dikelilingi oleh empat ekor buaya yang menempel pada dinding tongkat. Tidak jelas apa maksud dari menempelnya ke-empat ekor buaya tersebut. Makin ke bawah ukuran tongkat ini makin kecil. Di bagian hampir ujung tongkat terdapat dua buah tulisan jawa kuno yang berbunyi “podo joyo” yang berarti diharapkan orang yang memiliki tongkat ini bisa berhasil dalam segala bidang termasuk masalah usaha untuk mencari nafkah. Ornamen seperti kulit ular juga terlihat di ujung tongkat ini ditutup dengan bandulan kecil pas dibagian bawahnya.
Jimat yang kedua adalah satu kotak penuh berisi keris sepanjang 15 cm berwarna “emas menyala”, keris ini ukurannya tidak seperti keris biasanya, sehingga mudah dibawa kemana-mana, untuk dipakai sebagai jimat. Keris ini bermotif jawa kuno, kira-kira khasiat keris ini untuk penjagaan diri dari kejahatan orang yang akan mencelakai kita. Sementara keris bagian dalammya bertuliskan ayat-ayat Al quran yang tidak bisa kita baca, tanpa menggunakan mikroskop/kaca pembesar.
Penggunaan ayat-ayat tersebut seperti biasa untuk menipu kaum muslimin yang memiliki atau yang melihat keris tersebut sehingga mengira kalau keris ini dapat menolong manusia dari gangguan makhluk jahat. Padahal yang tahu maksud dari rajah-rajah tersebut hanya orang yang memberikan keris ini, yang tentunya dukun yang biasa mempergunakan keris ini untuk berkomunikasi dengan makhluk sebangsa jin sebagai perantara dukun itu untuk menolong orang yang datang kepadanya.
Jimat selanjutnya lebih unik Jimat ini terbilang unik karena berbentuk sebuah topi mirip mahkota raja yang berwarna-warni. Di bagian atas mahkota ini terdapat sebuah benda mirip pion catur yang bertengger kokoh. Bagian dalam mahkota seperti dibuat dari ijuk berwarna hitam. Tepat di bagian depan mahkota terlihat gambar seekor naga merah yang menjulurkan lidahnya keluar. Di pinggiran mahkota tersebut terdapat gambar-gambarseperti wayang yang menggambarkan gunung dalam dunia pewayangan. Sekali kali, kita tidak bisa mengetahui secara jelas apa makna dari hiasan-hiasan tersebut, namun jimat mahkota ini dipercayai sebagai benteng dari gangguan dan juga memancarkan kewibawaan si pemiliknya.
KESAKTIAN JIMAT
Menurut pengirimnya, jimat-jimat ini adalah peninggalan leluhur mendiang ayahanda tercinta. Ketika masih aktif menjadi seorang angkatan miIiter, ayahnya secara khusus menyimpan jimat-jimat ini di sebuah kamar di bagian pojok rumahnya di daerah Tanjung Priok. Ayahnya juga sering mendatangi “orang pinter” untuk mendapatkan jimat-jimat yang lainnya yang diyakini untuk membentengi rumahnya dari gangguan makhluk jahat. Bahkan ayahnya juga sering di ajak sang komandan, untuk mencari jimat-jimat semacam ini ke “orang pinter tadi”. Ayah saya sebagai seorang bawahan ya menurut saja kepada komandannya,” tutur gadis ini kepada Majalah Ghoib.
Setiap malam iumat sang ayah sering mengadakan ritual khusus dengan membakar kemenyan untuk berdialog dengan makhluk ghaib lewat perantara jimat-jimat tersebut yang salah satu jimatnya terdapat seekor kepala macan yang sudah di sirami air keras namun tetap terlihat menampakkan wajah gagahnya.
BONGKAR JIMAT
Kepala macan yang kita bongkar saat ini, adalah Jimat peninggalan leluhur yang disimpan sejak sekitar tahun 1984 oleh seorang (TNI) angkatan yang saat itu masih bertugas aktif. Jimat ini diyakini bisa membentengi rumah dari kejahatan makhluk lain yang akan mengganggu si pemiliknya.
Jimat kepala macan ini ketika diserahkan sudah dalam keadan rusak karena sudah lama tidak ada yang merawatnya semenjak pemiliknya meninggal dunia. Kepala macan ini diyakini sebagai kepala macan asli yang telah di siram air keras.
Kepala macan ini tidak memiliki leher hanya bagian kepala yang terlihat kupingnya sudah rusak dan baunya tercium sangat tidak sedap. Di atas kepala macan ini terdapat lubang kecil yang tidak jelas apa maksudnya. Matanya yang kuning dengan biji matanya yang hitam menambah keyakinan bahwa kepala macan ini memang asli. Mulutnya yang menganga menambah kegarangan macan ini, sementara 4 buah gigi taring bertengger di atas bagian atas dan bawah gigi. Gigi serinya terlihat berjumlah 12 buah.
Ketidakielasan mengapa kepala macan yang sebenarnya tidak berdaya ini, sama dengan ketidak-jelasaan jimat-limat yang sebelumnya seperti mahkota raja, keris dan tongkat naga. Begitulah ciri khas jimat yang banyak teka-teki yang tidak dimengerti kecuali oleh jin dan si dukunnya. Keyakinan bahwa benda tersebut memiliki kekuatan adalah bentuk kesyirikan karena benda tersebut telah menjadi jimat. Atau benda yang dijadikan perantara antara dia dan Allah juga merupakan bentuk kesyirikan. Karena Allah tidak pernah meniadikan benda sebagai perantara dalam berdoa.
Rasulullah bersabda, Barang siapa yang memakai jimat, maka ia tekah berbuat syirik.” ( HR. Ahmad dan dishahihkah al-Albani ).
Adapun kata-kata peninggalan leluhur yang seringkali disakralkan perlu diluruskan. Kebiasaan mengagungkan warisan kesesatan leluhur adalah merupakan kebiasaan orang Jahiliyyah. Sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.’ Mereka menjawab, ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ ‘(Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. al-Baqarah: 170).
Sisi lain yang nampak tidak manusiawi adalah dengan mengawetkan kepala macan yang telah terpenggal itu dengan air keras. Padahal Nabi telah mengalarkan kepada kita agar selalu berbuat ihsan (baik) kepada siapapun dan apapun. Termasuk kepada binatang dan benda mati. Kalaupun ada binatang yang disembelih harus untuk tujuan yang baik dan harus dengan cara yang terbaik pula. Sebagaimana hadits riwayat lmam Muslim dari Syaddad bin Aus berkata, ‘Aku hafal dua hal dari Rasulullah shollollohu oloihi wasallam : Sesungguhnya Allah telah mewajibkan perbuatan ihsan (baik) atas segala sesuatu, jika kalian membunuh maka ihsanlah dalam membunuh dan iika kali menyembelih maka tajamkanlah pisaunya agar binatang sembelihannya bisa nyaman.”
Menjadikan apa saja meniadi iimat adalah kebiasaan orang Jahiliyyah dan kesyirikan yang akan membuat kita sengsara selamanya di akhirat selama benda itu masih ada pada kita hingga kita menghadap Allah. Bersihkan diri, rumah dan lingkungan kita dari jimat. Wollahu a’lam.