Bagi Anda yang sering berkeliling dunia, terutama negara Brazil. Tentunya pernah mengenal sebuah cagar alam yang luasnya mencapai 365.000 kilometer persegi. Pantanal. begitulah daerah suaka margasatwa itu dikenal orang. Berwujud rawa-rawa, padang rumput, sungai, danau dan dataran rendah. Letaknya di dua propinsi Brazil, yakni Mato Grosso dan Mato Grosso do Sul.
Pantanal dapat ditempuh dari Campo Grande, yang berjarak 140 mil dari tempat itu. Pecinta ecotourism menempatkan Pantanal sebagai daerah tujuan utama wisata di Brazil. Maklumlah karena Pantanal menawarkan berbagai keindahan. Di sini ratusan jenis flora dan fauna hidup berdampingan dengan tenteram. Satwa yang hidup di sini pun unik dan beraneka, seperti ikan piranha, anteater raksasa, caiman, capybara, peccary, jaguar, puma, tapır, toucan dan rhea.
Selain terkenal dengan keindahan alamnya, daerah Pantanal ada juga yang diyakini sebagai sarang makhluk halus. Letaknya di tepi perairan Aquidauana. Di tempat itu terdapat batu besar berbentuk seperti bukit yang konon ditunggui lelembut berwujud belasan kera. Di siang hari, makhluk ini tidak pernah memperlihatkan diri. Namun di malam hari, mereka muncul dan menimbulkan suara gaduh. Mereka biasanya menampakkan diri pada kegelapan malam. Kalau siang takut kena razia polisi kali (he… he…). Konon kera-kera itu bisa menghilang dan senang berkelahi.
Menurut Alberto, seorang pramuwisata yang kerap bermalam di Pantanal, kera-kera itu muncul secara mendadak dan berombongan. Beberapa tahun yang lalu, Alberto pernah bertemu dengan gerombolan kera itu. Pada saat Itu, ia tengah mengantar dua orang turis dari Argentina yang memutuskan bermalam di Pantanal. Mereka berkemah di tepi Aquidauana.
Usai makan malam, mereka bertiga duduk- duduk di luar kemah sambil memandang bintang- bintang yang bertaburan di langit. Alberto pun bercerita tentang tempat-tempat indah yang bisa dikunjungi di Pantanal. Pada saat itu tanpa diduga- duga di depan kemah mereka muncul belasan kera yang bergelut dan menimbulkan suara gaduh. Alberto dan kedua tamunya sempat heran, dari mana datangnya kera-kera itu, karena di dekatnya tidak ada pohon-pohon besar.
Alberto terkesiap, karena kera-kera itu memiliki mata yang mengeluarkan cahaya kebiru- biruan. Padahal setahunya, mata kera biasanya hitam atau kelabu dan tidak mengeluarkan cahaya. Kedua turis Argentina itu menduga kera- kera itu termasuk spesies baru dan belum dikenal para ilmuwan. Mengingat hal itu, mereka berdua langsung mengarahkan handycam miliknya ke arah gerombolan kera-kera itu.
Mereka berharap bisa mempelajari kera spesies baru itu dari rekaman video. Salah satu turis itu keheranan, karena kera-kera itu tidak merasa terganggu meskipun aktivitasnya direkam. Primata itupun tidak menyerang atau merebut handycam. Bahkan kesannya, perkelahian mereka jadi lebih bersemangat lantaran tahu direkam. Seperti pada saat datang, pada saat pergi, kera- kera itupun menghilang secara misterius. Begitulah ulah jin, biasanya datang dan pergi secara misterius.
Semua kera itu terjun ke air dan tidak muncul- muncul lagi. Hal ini membuat Alberto terkesima dan bertanya-tanya. Baru keesokan harinya pertanyaan itu terjawab, karena rekaman video hanya menunjukkan sinar-sinar putih yang tidak beraturan. Mereka tidak menemukan gambar kera sama sekali. Makanya, kalau mau berkunjung ke sebuah tempat, jangan lupa berdo’a dan berlindung kepada Allah yang Maha Esa.