Kesaksian dan Catatan Nasib Janin

Kemajuan ilmu kedokteran hari ini sangat pesat. Untuk spesialisasi kandungan, janin dalam kandungan telah dapat dilihat dengan USG, ada juga penemuan tentang bayi tabung dan yang terbaru adalah kemungkinan kloning terhadap manusia. Manusia lahir tanpa bapak dan ibu.

Fase-fase yang dilalui oleh janin sudah menjadi ilmu baku di dunia kedokteran hari ini. Permasalahan ini telah diungkap Al-Qur’an dan hadits Rasulullah dengan detail dan benar. Pada masa di mana ilmu kedokteran belum semaju sekarang.

Menunjukkan bahwa Al-Quran bukan hasil karya apalagi sekedar hasil renungan manusia. Seperti yang dituduhkan oleh sebagian orang.

Fase-fase janin itu bisa kita lihat disebutkan secara detail dalam surat Al-Mukminun: 12-14, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

Lebih detail lagi, Rasulullah memberitahukan kepada kita masa yang dilalui setiap fase tersebut. Dan penemuan di dunia kedokteran mengakui kebenaran wahyu yang sudah ada sejak 14 abad silam itu.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan pencip- taannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari be- rupa nuthfah (air mani), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh padanya. Lalu diperintahkan untuk menulis- kan empat kata: rezkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya. (Bukhari dan muslim).

120 hari. Waktu yang harus dilalui janin hingga dia hidup dalam rahim ibunya. Karena ruh telah ditiupkan. dunia kedokteran usia kan- dungan biasanya diungkapkan dengan minggu. 120 hari artinya 16 minggu.

Minggu ke-16 adalah awal dari fase Fetal (janin). Fase Fetal adalah fase kedua setelah fase Organogenesis (Perkembangan). Setelah janin melalui fase fetal barulah pada minggu ke-28 memasuki fase Perinatal (Tampak bentuk bayi).

Pada minggu ke-16 ini, plasenta yang merupakan akar janin telah terbentuk seluruhnya. Plasenta merupakan penghubung antara janin dan ibunya. Berguna sebagai jalan untuk suplai makanan berikut ekskresi (pengeluaran), respirasi (pernafasan), imunologi (penyaluran berbagai komponen antibodi) dan sebagainya.

Sementara bentuk janin juga telah menunjukkan kesempurnaannya. Pada usia ini, genetilia eksterna (kelamin luar) terbentuk dan dapat dikenal. Janin pun telah dibalut dengan kulit merah yang tipis. Janin hidup di dalam rahim ibunya.

Itulah yang bisa dipersembahkan oleh dunia kedokteran. Tentang perkembangan fisik sang calon bayi. Hasil dari penelitian yang panjang itu telah bisa mengungkap tanda-tanda kehidupan pada janin dimulai sejak usia kandungan memasuki 16 minggu.

Tetapi ada sisi ghoib yang tidak mungkin bisa diungkap dunia kedokteran. Hanya melalui pemberitaan wahyu saja kita bisa mengetahuinya. Sebagaimana dunia kedokteran telah membenarkan wahyu yang memberitakan fase demi fase yang dilalui janin. Maka masalah ghoib yang terjadi pada janin juga diungkapkan oleh sumber yang sama, wahyu. Wahyu yang kebenarannya absolut tidak mungkin salah walaupun penelitian tercanggih tidak mampu membuka tabirnya.

 

Keghaiban Janin

Sisi ghoib dari dunia janin adalah masalah peniupan ruh dan kedatangan malaikat pada hari ke- 120 dan kesaksian serta pengakuannya akan ketuhanan Allah.

Pada hari awal kehidupan anak cucu Adam itu, malaikat mendatanginya. Allah telah menugaskan kepada malaikat penjaga janin itu agar mencatatkan empat taqdir yang akan dijalani oleh calon manusia itu. Ke empat taqdir itu adalah rezki. ajal, amal, bahagia atau sengsara.

Setiap kita terlahir dengan membawa jatah hidup masing-masing. Setiap bayi datang dengan rezkinya sendiri, batas usia di dunia, seluruh tingkah gerak geriknya dan apakah termasuk orang yang bahagia atau sengsara.

Ini adalah keghaiban yang diberitakan oleh wahyu dan harus kita imani.

Sementara kesaksian dan pengakuannya disebutkan dalam surat Al-Araf: 172, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah. mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”

Sekali lagi, ini adalah keghaiban yang diberitakan oleh wahyu dan harus kita imani. 

Indra kita sangat terbatas. Ilmu kita pun demikian. Kedatangan Malaikat dan kesaksian janin tidak dapat diungkap dunia kedokteran manapun. Karena keduanya adalah bagian dari keghaiban yang bisa dibenarkan jika diberitakan oleh wahyu dan hanya keimanan yang bisa digerakkan untuk membuktikan kebenarannya.

Walaupun tetap saja ada pengingkaran dari mereka yang mengaku hebat. Sejak dulu hingga sekarang. Bahkan kecongkakan itu bisa jadi semakin bertambah, karena mereka merasa telah mencapai tingkat keilmuwan terhebat dalam sejarah manusia.

Imam Ibnu Hajar yang hidup enam abad yang lalu, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pendapat sebagian dokter dan filosof, “Masalah peniupan ruh pada janin dinyatakan dalam hadits shahih. Tidak ada jalan untuk mengetahuinya kecuali dengan wahyu. Sayangnya, sebagian pakar di bidang kedokteran dan filsafat mengatakan bahwa landasan pengetahuan masalah tersebut hanyalah rabaan dan prasangka yang jauh (dari kebenaran).

Ya, karena inilah saatnya iman dipertaruhkan.

 

 

Ghoib, Edisi No. 11 Th. 2/1424 H/2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN