Kesalahan Yang Tak Boleh Terulang

Kejadian yang menimpa saudara-saudari kita yang berada di beberapa SMU Pekanbaru Riau merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, terutama bagi para penanggung jawab SMU-SMU lainnya. Serta peringatan yang keras untuk komunitas para pelajar, baik yang berada diwilayah Sumatera maupun di wilayah lainnya. Jangan sampai kita terperosok dua kali pada lubang yang sama.

Agar kita tidak salah menangani atau mengambil tindakan yang menyimpang saat menghadapi kasus yang sama. Siapa tahu sekarang syetan mengarahkan bidikannya kepada pelajar-pelajar sekolah yang berada di lingkungan kita. Kalau memang begitu, sudahkah kita bersiap diri untuk menghadapinya dengan cara yang tidak menyimpang dari syariat Islam. Berikut ini kesalahan-kesalahan yang tidak boleh terulang dari kasus kesurupan masal yang menimpa saudara-saudari kita yang berada di SMU Handayani, SMU 6 Pekan Baru dan SMU 2 Air Tiris Riau.

 

1. Tidak siaga terhadap serangan musuh

SMUN 6 Pekan Baru lokasinya di tengah lembah. Posisi bangunannya pun masih alami naik turun sesuai posisi tanahnya. Kesurupan masal itu terjadi setelah dua hari sebelumnya (Sabtu) mereka mengadakan kerja bakti membersihkan ilalang sekitar pekarangan sekolah. Karena ketidaktahuan mereka bahwa lembah adalah salah satu sarang jin sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa peristiwa di zaman Nabi. Dan karena ketikdatahuan mereka membentengi diri. Mereka tidak selamat dari syetan yang merasa sarangnya diobrak-abrik marah dan balas dendam.

Ketika musibah sudah datang mereka baru mengetahui hal itu dari pengakuan jin pengganggu. Kalau saja sebelum kerja bakti di tempat seperti itu mereka membaca doa seperti: “Audzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq”. (Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan), Insya Allah mereka akan aman-aman saja.

2. Belum mengetahui solusi yang IslamiĀ 
Kesurupan yang tiba-tiba menimpa 27 siswa-siswi pada hari pertama benar-benar mengundang kebingungan. Karena Bapak Kepala Sekolah belum mengerti, bahwa Islam mempunyai solusi yang sangat jitu dan bebas dari kesyirikan untuk mengusir syetan, maka dipanggillah ‘orang tua’ atau ‘orang pintar’ untuk mengusir jin.
Tim Majalah Ghoib menemui orang pintar yang dimaksud. Setelah terjadi dialog tentang cara kerjanya, ternyata dia tak ubahnya seorang dukun. Dia sendiri mengaku dalam mengusir gangguan itu dibantu roh nenek moyangnya. Sementara media yang dipakai adalah kemenyan yang dikunyah lalu disemburkan kepada korban kesurupan.
Dukun itu juga memenuhi semua syarat yang diajukan syetan. Pada hari Seninnya dia memotong ayam untuk memenuhi keinginan jin yang bernama Beni. Pada hari Selasa, dia kembali memenuhi keinginan jin Darmiyanti dan Dayang Sumbi. Di mana siswi yang kesurupan harus membuat tumpeng, mandi dengan bunga 7 macam, kemudian dipakaikan kemben sampai maghrib sambil diselipkan bunga kamboja di telinganya. Atas restu pihak sekolah, acara tumpengan dilaksanakan pada hari Rabu pukul 08.00 di halaman sekolah.
Keinginan syetan dalam Islam jelas tidak boleh dituruti. Karena setelah kita taat kepada syetan, mereka menjadi semakin congkak. Jin yang mengaku akan keluar setelah semua persyaratannya dipenuhi jelas sebuah kebohongan besar. Jin adalah sumber dusta.
Rasulullah pernah mengusir gangguan syetan yang menimpa salah seorang sahabatnya dengan cara meruqyahnya, yaitu membacakan ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa yang tidak bermuatan syirik.
Ruqyah adalah sunnah Rasulullah yang sudah lama ditinggalkan dan dilupakan orang-orang muslim, terutama di negeri kita ini. Banyak yang lebih suka meminta bantuan kepada makhluk Allah, entah itu makhluk halus atau makhluk kasar yang lainnya. Mereka tidak merasa berdosa atas nama ikhtiar. Banyak yang tertipu oleh ekspos media tentang iklan pengobatan alternatif yang menyimpang. Apalagi ketika dukun itu berpenampilan seorang ustadz. Padahal bekerjasama dengan jin apa pun bentuknya adalah kesesatan.
3. Terlalu panik dalam menghadapi musibah
Dalam kepanikan, biasanya kita asal saja dalam mengambil tindakan. Seperti orang yang hanyut di sungai, apapun yang ada di hadapannya akan dia pegang kuat-kuat agar selamat dari bencana, bahkan rumput yang lapuk dan lemah tak luput dari eratnya genggaman tangan.
Begitulah yang terjadi dalam penanganan kasus kesurupan masal di beberapa SMU di wilayah Pekanbaru. Mereka baru sadar bahwa yang mereka lakukan salah, setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan dari saudara-saudara kita yang berasal dari Pesantren Al- Furqon.
Pihak sekolah Handayani membiarkan saja ketika seorang yang dipanggil ustadz datang dengan membawa pengobatan syirik pada hari Senin. Menurut Ikhsan, penjaga sekolah itu, ustadz yang datang itu membawa rokok dan menggenggam kemenyan.
Bahkan di hari kedua (Selasa) ada yang datang dengan identitas yang jelas dari Ikatan Paranormal Indonesia, Riau, juga tidak ditolak. Karena yang penting anak-anak sembuh.
Pada hari Rabu, SMU Handayani kembali kedatangan rombongan berjumlah 5 orang dari tenaga dalam Bakti Nusantara. Mereka menggunakan mediator salah seorang dari mereka untuk mendatangkan jin. Ubin ruang kelas II 4, tempat anak-anak kesurupan retak karena hantaman mereka. Setelah itu mereka berfatwa agar anak- anak kelas itu masing-masing membawa garam. Pihak sekolah juga tidak tegas untuk menolak mereka.
Kasus tidak berani menolak kesyirikan juga terjadi di SMUN 6. Ketika seseorang yang biasa dipanggil ustadz membawa botol yang terikat plastik yang katanya berisi induk jin. Kepala. sekolah bukannya menolak malah mengucapkan terima kasih, “Yang penting anak-anak cepat tenang belajar kembali.”
Padahal Rasulullah sudah tegas menyatakan, “Barang siapa mendatangi peramal atau dukun lalu bertanya tentang sesuatu (minta bantuannya), maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim).
Jadi bijaklah dalam menghadapi musibah, sebesar apapun jenis musibah itu. Karena akibat kesyirikan yang kita lakukan, Allah akan menolak dan membatalkan semua kebaikan yang telah kita kerjakan, termasuk shalat lima waktu kita Allah berfirman, “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88).
4. Metode Pengusiran yang Salah dengan Al- Quran
Baik di SMU Handayani maupun di SMUN 6 keduanya mencoba mengusir jin dengan membacakan surat Yasin dan tahlil. Padahal Rasulullah tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya untuk mengusir syetan dengan cara tersebut. Membaca surat Yasin atau tahlil hakekatnya baik asalkan dilaksanakan dengan cara yang benar. Tapi kalau niatnya untuk mengusir syetan, berarti salah niat.
Kesurupan masal yang terjadi pada hari Jum’at di SMUN 6 justru semakin banyak korbannya saat para guru dan siswa membaca surat Yasin. Akhirnya mereka hentikan karena khawatir korban bertambah banyak.
Rasulullah mengajarkan kepada kita agar membaca surat Al-Baqarah untuk membersihkan suatu gedung. Dan bukan surat Yasin. Beliau bersabda, “Sesungguhnya syetan pergi dan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al- Baqarah.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah). Di riwayat Ibnu Hibban ditambahkan, “Barangsiapa yang membacanya (Al- Baqarah) di waktu malam, maka syetan tidak akan masuk rumahnya selama tiga malam. Dan barangsiapa yang membacanya di siang hari, maka syetan tidak akan masuk ke rumahnya selama tiga hari.”
5. Banyaknya Anak yang Dibekali dengan Jimat
Tim Majalah Ghoib di SMU Handayani menemukan usaha orangtua yang salah Demi untuk melindungi anaknya dari kesurupan yang terjadi di sekolah anaknya, dia dibekali jimat. Siswi yang kesurupan pada hari Jumat itu didapati di lengan tangannya terikat seuntai jimat yang dibungkus kain putih. Setelah jimat tersebut dibakar dan anak itu diruqyah, akhirnya sadar dan bisa pulang.
Menggunakan jimat dalam syariat Islam jelas tindakan yang salah. Ketika Rasulullah masih hidup, beliau sangat getol memberantas pemakaian jimat yang menjadi tradisi masyarakat jahiliyyah, “Barangsiapa yang memakai jimat maka ia telah syirik.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Albani).
Keberadaan jimat pada diri seseorang justru akan membuat syetan semakin senang atas kesyirikan yang dilakukannya. Berarti syetan telah berhasil menjalankan misinya. Apa yang diyakini banyak orang, bahwa jimat bisa mengusir syetan hanyalah mitos dan tipu daya syetan.
6. Kesadaran yang kurang dari pihak siswa
Sewaktu tim Majalah Ghoib mengamati suasana di SMU Handayani, didapati kesadaran keislaman yang kurang dari siswa-siswinya Pada saat ustadz-ustadz dari rombongan pesantren Al-Furqon sedang menyampaikan wejangan mereka, banyak di antara para siswa dan siswi yang masih bergandengan dengan lawan jenis, ngobrol secara berdekat-dekatan dan dorong-dorongan Sampai seorang ustadz perlu berteriak mengingatkan mereka, “Astaghfirullah, kemaksiatan dipertontonkan di hadapan kita,” kata ustadz Maududi Abdullah, Lc setelah melihat seruannya tidak dindahkan.
Hilangnya pembatas antara laki-laki dan wanita harus segera mendapat perhatian. Syetan akan mudah mengganggu dan selalu bersama saat mereka bergaul tanpa batas.
Rasulullah berpesan kepada kita semua, “Jagalah Allah (perintah-perintah-Nya yang wajib), niscaya Allah menjagamu (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas).
Rentetan fenomena heboh telah membangunkan kita, bahwa banyak hal yang harus dibenahi. Intinya masalah kita satu, Islam sudah ditinggalkan. Kemaksiatan diumbar dan telah melebar. Begitupun, ketika gangguan jin dan syetan datang. justru cara-cara kemusyrikan yang dijalankan. Kesalahan- kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan ini tidak boleh terulang lagi. Harus segera diadakan pembenahan dan pelurusan.
Ghoib, Edisi No. 14 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN