Kilat Yang Menyambar Bumi

Kala langit mulai mendung. Semakin tebal semakin hitam. Sesekali terlihat terang di langit kemudian diiringi dengan suara geledek menggelegar. Kilat yang menerangi langit itu pada saat tertentu menyambar apa saja yang bisa dijangkaunya. Mulai dari pepohonan, rumah bahkan manusia. Kilat itu membakar dan menghanguskannya.

Ini adalah kejadian alam yang sering kita saksikan. Kemudian para ilmuwan tergerak untuk meneliti lebih jauh hakekat dari kejadian alam yang besar itu. Berikut kesimpulan E.P Krider, “Kilat adalah pancaran listrik dengan arus tinggi yang terjadi di atmosfer. Jangkauannya dapat mencapai beberapa puluh kilometer hingga beberapa ratus kilometer, dengan rata-rata puluhan kilometer.”

Teori ini menjadi ilham percobaan yang dilakukan sejumlah ilmuwan pada tahun 1970-an. Dari berbagai percobaan itu, mereka membuktikan bahwa kilat adalah sumber listrik.

Benjamin Franklin adalah orang pertama yang mengadakan kajian sains tentang kilat pada abad ke-18 tepatnya tahun 1752. Dalam eksperimennya, ia menyimpulkan bahwa kilat adalah kumpulan listrik.

Seorang ilmuwan lain yang juga melakukan eksperimen adalah G.W. Richmann. Tetapin lelaki asal Swedia itu tewas akibat sambaran kilat, karena dia tidak membuat proteksi seperti yang dilakukan oleh Benjamin.

Hari ini, ketika ilmu telah mencapai tingkat baku, para ahli meteorologi menemukan bahwa awan cumulonimbus adalah penghasil kilat di angkasa. Awan cumulonimbus ketinggiannya mencapai 25.000 sampai dengan 30.000 kaki.

Bagaimana kilat bisa dihasilkan oleh awan? Mari kita simak sebuah buku yang berjudul Meteorology Today. Dalam buku ini dinyatakan bahwa awan menjadi bermuatan listrik ketika butiran es jatuh melalui sebuah daerah di awan yang sangat dingin dan berbentuk kristal es. Ketika butiran cair bertabrakan dengan butiran es maka butiran itu membeku saat bersentuhan. Dan melepaskan panas yang terpendam. Ini untuk menjaga permukaan butiran es tetap lebih hangat dari pada kristal es di sekitarnya. Ketika butiran es bersentuhan dengan kristal es, elektron mengalir dari objek yang lebih dingin menuju objek yang lebih hangat. Oleh karenanya butiran es terbebani elektron negatif.

Efek yang sama terjadi ketika tetesan yang sangat dingin bersentuhan dengan butiran es. Dan pemicu api terbenani partikel bermuatan positif yang kemudian terbawa menuju bagian awan yang lebih tinggi oleh updraft. Butiran es, yang tertinggal dengan beban negatif, jatuh menuju bagian bawah dari pada awan, sehingga bagian bawah awan menjadi bermuatan negatif. Beban muatan negatif ini kemudian ditembakkan ke bumi sebagai kilat.

Itulah kajian ilmu modern tentang kilat yang menyambar-nyambar di angkasa.

 

Kilat, Tongkat Api di Tangan Malaikat

Kilat adalah salah satu makhluk Allah yang meramaikan dunia ini. Allah lah yang mengatur alur dan aturannya. Kalau pun ilmu manusia hari ini telah sampai pada kesimpulan ilmu meteorologi yang canggih, tetapi tidak akan dapat mendeteksi sisi ghoibnya.

Allah telah memberitahukan sisi ghoib dari kilat. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi dan Nasai yang dihasankan oleh Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas. Di mana dikisahkan dalam hadits itu bahwa beberapa orang Yahudi sepakat untuk menguji kebenaran kenabian Muhammad. Mereka memberondong Nabi dengan lima pertanyaan yang tidak mungkin dijawab kecuali oleh seorang Nabi.

Salah satu pertanyaan itu adalah, “Apakah kilat itu sebenarnya?” sergah mereka. Nabi menjelaskan, “Malaikat Allah yang ditugasi untuk mengawasi awan. Di kedua tangannya terdapat tongkat dari api yang digunakan untuk menggiring awan menuju tempat yang Allah perintahkan.” Jawaban ini dibenarkan oleh orang-orang Yahudi tersebut berdasarkan wahyu dalam kitab suci mereka.

Itulah sisi keghoiban kilat. Setiap kali kita menyaksikan sambaran kilat yang mungkin membakar apa saja, itu adalah sabetan tongkat malaikat yang sedang bertugas menggiring awan menuju tempat yang ditentukan oleh Allah.

Tentu, kita tidak pernah melihat tongkat api atau malaikat pemilik tongkat itu. Karena ini masalah yang ghoib. Yang bisa kita ketahui melalui wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya.

Kalau kajian para ilmuwan bisa dibuktikan oleh siapa pun. Maka, sisi ghoib kilat ini harus menggerakkan keimanan kita untuk meyakininya. Karena kehidupan kita di dunia ini selain dikelilingi oleh hal-hal yang bisa dijangkau oleh indera kita, juga dikelilingi oleh hal-hal ghoib yang bisa diketahui melalui satu-satunya jalan, yaitu wahyu.

Agar Allah menunjukkan kekuasaan dan kekuatan-Nya. “Dialah Allah yang memperlihat- kan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan.” (Ar-Rad: 12).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Terkadang kalian takut terhadap kilat yang menyambar dan terkadang kalian berharap akan datangnya hujan. yang bermanfaat untuk menghidupkan bumi setelah matinya.”

Ya, melihat kejadian besar alam. Kita hanya bisa takut dan berharap. Meneliti dan mengkaji. Tetapi kita tidak bisa menentukan. Karena kita tetap makhluk dan di balik segala keagungan alam ini ada yang Maha Agung. Maka, bila kilat menyambar, petir menggelagar, pastikan, kita telah mengambil kadar yang pasti dari mengimani kekuasaan Allah di baliknya. Kilat dan petir, bagi orang beriman, adalah sumber penguat keimanan.

 

Ghoib, Edisi 12 Th. 2/ 1424 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN