Lembaga Bahasa Dunia yang Aneh

Lembaga Bahasa Dunia (LBD) itu bernama Khaikal Fatta Khikan yang artinya Istana Pengajian Jati Diri. Lokasi keberadaannya di pertengahan ruko-ruko yang berada di Jl. Tengku Tambusai yang dulunya JI. Nangka No. 8 D lantai III, Pekanbaru. Lembaga bahasa ini dirintis oleh Andi Muslimin pada tanggal 10 November 2002. Ada tiga program yang ditawarkan. Pertama, program pengajaran bahasa dunia, yang dikordinatori oleh seorang siswi senior bernama Galuh Hafsari. Kedua, program kebatinan yang diketuai oleh seorang siswa senior yang bernama Fakhri. Ketiga, program pengajian yang diketuai sendiri oleh Andi Muslimin sebagai Guru besar lembaga Khaikal Fatta Khikan.

Seperti biasa, bagi yang ingin masuk ke program bahasa dunia, dia harus mendaftar terlebih dahulu. Untuk pendaftaran tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. Setelah mengisi formulir, pendaftar diharuskan membayar mahar yang variatif besarnya, disesuaikan dengan kemampuan dan status sosial yang bersangkutan. Untuk mahasiswa maharnya Rp. 350.000,- untuk pelajar maharnya Rp. 300.000,- dan untuk umum atau para pegawai dan pekerja maharnya Rp. 500.000,-. Bagi masyarakat yang kurang mampu ada dispensasi dari pihak lembaga, mahar yang harus mereka bayar cuma Rp. 100.000, bahkan bisa gratis sama sekali jika yang mendaftar anak yatim yang papa.

 

Aneh, Tidak Wajar

Masa belajar yang dipatok lembaga untuk satu jenis bahasa terbilang sangat singkat bila dibanding masa belajar di lembaga sejenis, yaitu hanya dua bulan. Tapi kalau ada yang belum bisa menguasai bahasa yang dipelajari dalam kurun waktu tersebut, pihak lembaga memberikan toleransi waktu sampai bisa. Sedangkan jam belajarnya ada tiga pilihan, yaitu: Pagi, pukul 09.00-11.00 WIB. Siang, pukul 14.00-16.00 WIB. Malam, pukul 19.30-21.30 WIB. Hari masuk belajarnya tergolong intensif, yaitu dari hari Senin sampai Jum’at.

Proses penerimaan siswa baru di lembaga ini memang lain dari pada yang lain. Lembaga tidak menentukan waktu atau bulan tertentu untuk menerima pendaftaran murid baru, kapan saja bagi yang berminat bisa mendaftarkan diri. Dan mulai belajarnya pun tidak harus kolektif menunggu daftarnya siswa-siswa lain. Asalkan sudah membayar mahar yang ditentukan, waktu itu juga dia bisa mulai belajar.

Cara belajarnya didahului dengan proses membuka hijab, yaitu membuka tabir hati dan lidah agar kembali menjadi lidah bayi yang mudah menerima bahasa apa pun. Pembukaan hijab ini dilakukan sendiri oleh Ustadz Andi Muslimin, atau murid seniornya yang sudah diberi izin oleh sang guru besar. Selanjutnya proses belajar mengajar pun bisa dimulai. Tanpa modul atau buku pegangan belajar mengajar pun berlangsung.

Pada hari Sabtu, bagi yang ikut program kebatinan dan pengajian tidak libur. Adapun bagi yang ikut program bahasa tidak wajib mengikutinya. Artinya tidak setiap siswa yang ikut program bahasa otomatis tercatat juga sebagai siswa program kebatinan atau pengajian, masing-masing ada aturan main dan mahar tersendiri. Bagi siswa yang berminat mengikuti program ini, harus membayar mahar sebesar Rp. 60.000 saat pendaftaran, untuk selanjutnya per bulan dikenakan biaya Rp. 5.000. Biasanya mereka mulai membuka pengajian jati diri atau kebatinan pada malam Minggu dari ba’da Isya’ sampai larut malam, sekitar pukul 24.00 atau 01.00 WIB. Bahkan kadang-kadang berlanjut terus sampai Shubuh. Yang menghe rankan dalam durasi pengajiar yang begitu lama, menurut pengakuan salah seorang siswa yang senior Bang Fakhri, tak seorangpun dari para hadirin yang mengantuk atau ketiduran saat mendengar uraian kajian jati diri dari Ustadz Andi Muslimin.

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilalui setiap siswa yang belajar di lembaga ini adalah sebagai berikut:

  1. Membuka hijab untuk kelancaran pengucapan dan penghapalan kosa kata.
  2. Belajar intonasi pengucapan dengan cara membeo sampai kosa kata yang diucapkan benar dan tepat.
  3. Pemahaman kalimat yang diucapkan dengan berdialog dan dibantu kamus.
  4. Penulisan. Menulis sesuai dengan kata hati dan mengikuti gerakan tangan. Sampai tulisan itu akan menjadi baik sendiri tanpa disadari dengan proses yang cepat.

Itu adalah jalur yang formal dan normal. Disamping itu ada jalur lain yang non formal dan tidak normal alias jalur khusus. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan pelayanan jalur khusus. Standar kualifikasinya juga sangat subyektif, yaitu tergantung moodnya Ustadz Andi Muslimin. Kalau ustadz merasa senang dan sreg ketika melihat orang yang belajar kepadanya, maka orang itu tidak perlu lagi menelusuri jalur normal yang memakan waktu rata- rata dua bulan. Cukup baginya beberapa jam bahkan beberapa menit, dia langsung bisa menguasai bahasa asing yang dipelajarinya. Ada yang hanya membutuhkan waktu 15 menit, dia sudah cas cis cus nyerocos berbahasa Inggris. Menurut cerita Ustadz Andi Muslimin, ada seorang siswa yang telah mendapat fasilitas jalur khusus sewaktu belajar di lembaga ini, lalu ikut test ujian kualifikasi di salah satu BUMN. Hasilnya, dia berada di peringkat atas dalam kecakapan berbahasa asing menyisihkan peserta lainnya yang berlatar belakang akademi bahasa asing. Memang sangat tidak wajar dan tidak masuk akal. Tapi begitulah cerita Andi Muslimin kepada Majalah Ghoib saat ditemui di rumahnya.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN