Lilitan Handuk di Leher Membuat Janin Terlilit Plasenta

Katanya, bila istri sedang hamil maka sang suami tidak boleh sembarangan memakai handuk, la tidak boleh melilitkannya di leher sebelum atau setelah mandi. Bila itu terjadi maka ‘katanya’ jabang bayi yang masih dalam perut sang ibu akan terlilit oleh tali pusatnya.

Entahlah, apa hubungan antara handuk dan tali pusat. Apakah karena keduanya sama-sama panjang, atau karena hampir kebanyakan orang suka melilitkan handuk di leher?….. au ah. gelap. Meski kepercayaan ini telah berkembang di berbagai daerah, tapi tidak banyak orang yang tahu mengapa demikian.

Sial benar nasib handuk, padahal ia sudah rela menjadi pembersih keringat atau bau badan tapi tetap saja menjadi kambing hitam atas derita sang janin yang terlilit plasenta. Padahal tidak ada kaitan antara handuk dan plasenta. Keduanya adalah dua hal yang berbeda. Dan mengapa pula bukan sarung atau kain lainnya yang menjadi pantangan. Bila hal ini ditanyakan pada rumput yang bergoyang, bisa dijamin jawabannya akan tetap sama. Gelaaap sekali.

Namun, untuk menjelaskan masalah ini kita bisa meminjam ungkapan orang bijak yang mengatakan bahwa siapa berani bermain api, maka dia harus rela terbakar. Sebaliknya orang harus mau basah kalau bermain air. Kita bisa meminjam istilah ini untuk menjelaskan mengapa janin bisa terlilit tali pusatnya.

Janin adalah makhluk hidup yang juga bernyawa seperti saudara-saudaranya yang telah mendahuluinya ke dunia. Konsekuensi dari makhluk hidup itu kan selalu bergerak dan tidak bisa diam. Itulah sebenarnya yang terjadi. Pergerakan janin dalam kandunganlah yang menyebabkan dia menjadi terlilit tali pusat.

Bila si janin itu terlalu agresif dalam pergerakannya maka resikonya semakin tinggi Terlebih bila air ketuban dalam rahim terlalu banyak sementara tubuh janinnya itu kecil. Hal ini bisa diibaratkan dengan orang berenang, maka semakin lebar kolamnya, ia akan semakin leluasa bergerak. Demikian pula yang dialami si janin.

Kemungkinan janin terlilit akan semakin tinggi bila tali pusatnya lebih panjang dari ukuran normal, yaitu 70 cm. Namun tali pusat yang lebih pendek dari ukuran normal bisa berakibat lebih fatal. Kemungkinan besar si ibu hamil akan menjalani proses persalinan dengan caesar.

Bila demikian halnya maka tidak ada keterkaitan antara janin yang terlilit tali pusat dengan kebiasaan orangtuanya yang melilitkan handuk di leher. Dan bagi suami yang kebetulan pernah melilitkan handuk di leher tidak perlu resah dan gelisah. Anggaplah semua itu biasa saja dan jangan diambil hati.

Kalau toh memang janin anda terlilit tali pusat anggaplah itu suatu musibah yang tidak bisa dihindari. Sebagaimana seorang pengendara sepeda motor, sangat mungkin ia mengalami kecelakaan di jalan. Dan bila tidak mau kecelakaan ya, jangan mengendarai motor. Dengan kata lain bila tidak ingin janin anda terlilit tali pusat, ya mendingan jangan berangan-angan punya anak.

Mungkin ini tidak mengenakkan tapi jauh lebih baik daripada aqidah kita terkotori oleh hal-hal yang berbau katanya. Waspadalah! Waspadalah!

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 18 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN