Menengok Keelokan Taman Laut Bunaken di Manado

Manado adalah ibu kota propinsi Sulawesi Utara yang dihuni oleh mayoritas suku Minahasa. Kota ini terkenal dengan sebutan “Kota Nata Wisata”. Sebutan ini terlihat ketika kita menginjakkan kaki di Bandara Sam Ratulangi, atau bisa dilihat di baliho sepanjang jalan tanpa harus bertanya. Sebutan lain kota ini adalah “Kota Tinituan” yang berarti kota beragam. Beragam penduduknya, beragam makanannya, beragam tempat wisatanya.

Manado adalah kota berbukit, dengan jalan naik turun yang membawa kita bertualang, satu saat berada di dataran, dan dengan sekejap sudah berada di puncak bukit. Juga kota berpantai, dengan airnya yang tenang, angin sepoi-sepoi menerpa, kapal-kapal berlabuh dan berlayar.

Selain angkutan kota sebagaimana kota-kota biasa di sana juga ada angkutan taxi. Tapi taxi Manado berbeda dengan taxi pada umumnya. Bila kita melihat di Jakarta, Surabaya, Semarang, atau kota-kota besar lainnya, maka yang terbayang adalah taxi dari jenis mobil sedan. Di Manado taxinya adalah mobil jenis mitshubisi kuda. Sekilas kita tidak menduga bila itu adalah mobil taxi. Tapi setelah terlihat lampu di atas mobil dan tulisan yang tertera di badan samping mobil, kita baru mengetahui bahwa mobil tersebut adalah taxi.

Selain kota berbukit dan berpantai, Manado juga dikelilingi oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi bagaikan raja dengan panglima- panglimanya yang gagah perkasa. Jika malam tiba, saatnya untuk menikmati pemandangan indah lampu-lampu kota. Nun jauh di sana sebuah bukit bermandikan cahaya, berbaris di kanan-kirinya bukit-bukit lain, bagaikan barisan tentara yang siap untuk berperang. Nun jauh di sana hamparan laut yang gelap hanya sesekali terlihat cahaya perahu- perahu nelayan.

Berbicara tentang Manado tidak terlepas dari obyek wisatanya yang indah dan menakjubkan, dari pantai sampai pegunungan, dari budaya sampai karya.

 

TAMAN LAUT BUNAKEN

Bunaken adalah obyek wisata yang sangat terkenal, tidak hanya di Nusantara tapi sampai mancanegara, lengkapnya Taman Laut “Bunaken”. Setiap orang yang berkunjung ke Manado belum afdhol apabila belum melihat keindahan Taman Laut Bunaken. Bunaken adalah nama pulau yang terletak di sebelah utara kota Manado yang ditempuh satu jam dengan kapal motor (spead board).

Pulau ini tidak terlalu besar. hanya dihuni oleh beberapa ratus penduduk yang tergabung dalam satu kelurahan yaitu kelurahan Bunaken sesuai dengan nama pulaunya. Menurut Bu Lurah Bunaken yang secara tidak terduga menyambut kedatangan kami, warga kelurahan Bunaken terbagi menjadi dua Lingkungan (RT) yaitu Lingkungan I dan Lingkungan II. Di Manado istilah Rukun Tetangga (RT) dinamakan Lingkungan.

Warga kelurahan Bunaken yang berjumlah ratusan itu menganut keyakinan yang berbeda. Ada yang beragama Islam dan beragama Kristen. Masih menurut Bu Lurah Bunaken, meski warga berbeda keyakinan, tapi mereka dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Satu sama lainnya saling menghormati dan menghargai.

Sebelum berkunjung ke Taman Laut Bunaken pengunjung memesan speed bout yang akan mengantar ke sana. Biasanya pemesanan berkelompok dan jarang melayani perorangan mengingat biaya yang relatif mahal, kecuali orang yang berduit. Karena memang speed boot yang tersedia hanya beberapa buah, itupun ketika dipesan harus pulang pergi.

Setelah menaiki kapal bermotor (speed boat) penumpang akan dibawa ke arah pulau Bunaken. Tapi jangan heran kalau tiba-tiba speed boat ini berhenti sebelum sampai ke pulau, kerena letak taman laut sekitar 1 km dari pulau Bunaken sehingga kapal berhenti di tengah. Setelah berhenti kita akan disambut oleh kapal khusus yang telah disediakan pengelola taman laut.

Kapal yang menyambut kami, tertutup dan agak bulat lonjong seperti kapal tonker dengan ukuran yang lebih kecil. Sebagian badannya di dalam laut dan sebagian lain di atas permukaan laut. Para penumpang akan berpindah dari speed boot ke kapal ini untuk bisa melihat pemandangan bawah laut, dengan masuk ruang bawah yang terdapat kursi-kursi berjajar dengan posisi duduk kanan kiri menghadap ke laut. Di ruang bawah ini terdapat jendela-jendela kaca di kanan kirinya, sehingga ketika masuk akan terlihat dengan jelas pemandangan laut yang begitu menakjubkan.

Taman laut dengan batu karangnya yang begitu keras tapi indah mempesona, dengan Ikannya yang berwarna-warni berkilauan, dengan tumbuhan lautnya yang menyela karang-karang menebarkan pesona. Subhanallah, sungguh pemandangan yang luar biasa, menunjukkan keagungan Sang Pencipta.

Kapal khusus akan membawa penumpang mengelilingi bawah laut sepanjang taman laut Bunaken, tapi penumpang tidak akan di bawa keliling semua taman bawah laut karena sangat Juas dan waktu yang terbatas.

Speed boot masih setia menunggu di luar kapal khusus, dan akan menawarkan kepada penumpang untuk melanjutkan ke pulau Bunaken atau kembali pulang. Biasanya para pengunjung melanjutkan perjalanan ke pulau Bunaken. Di pulau ini para pengunjung akan menjumpai berbagai macam cindera mata, seperti kaos, pernak-pernik dari kerang dan karang, juga akan menjumpai para pedagang makanan sebagaimana tempat wisata lainnya. Restoran dan resort juga tersedia di sini bagi yang ingin menginap dari kalangan berduit.

Di antara layanan pengelola taman laut, adalah menyewakan pakaian selam berikut perleng- kapannya, tentunya dengan harga yang relatif mahal. Satu set perlengkapan selam bisa mencapai 200-250 ribu. Menurut sebagian wisatawan belum puas jika belum menyelam untuk melihat langsung taman laut. Dengan menyelam mereka bisa melihat dari dekat batu karang yang indah nan alami, berenang bersama ikan-ikan, serta anemon-anemon laut. Sungguh luar biasa tak terbayangkan indahrıya, subhanallah….

 

DANAU TONDANO

Tondano adalah ibu kota Minahasa yang terletak di sebelah timur kota Manado yang merupakan daerah pegunungan. Di tengah kota ini terdapat danau besar dengan nama “Danau Tondano”. Danau ini dibatasi oleh dua gunung dan dua bukit.

Danau Tondano merupakan obyek wisata yang tak luput dari bidikan para wisatawan, baik domestic maupun asing. Karena keindahannya yang begitu memikat, dengan airnya yang jernih dan tenang, semilir anginnya yang sejuk berhembus dari gunung yang satu ke gunung lainnya, dengan ikan air tawarnya yang khas rasanya.

Di sepanjang danau banyak kita jumpai restoran-restoran dengan menu yang menawarkan ikan sebagai daya tariknya dengan berbagai masakan ala Tondano. Ada ikan mas bakar atau goreng ala Tondano, ada gurami bakar atau goreng juga ala Tondano..

Sebuah restoran dibangun di atas danau. Setiap pengunjung akan menikmati selain sajian menu juga pemandangan danau yang indah. Di bawah restoran ini terdapat kolam yang merupakan jala-jala yang dibuat kotak-kotak yang langsung menyatu dengan danau. Jala-jala ini dipenuhi dengan ikan yang dengan riang menyambut para tamu, walaupun akhirnya dikorbankan untuk santapan mereka.

Setiap tamu yang datang dan memesan menu ikan yang ditawarkan, harus bersabar karena pelayan tidak akan langsung menghidangkan. Menu ikan yang ditawarkan adalah ikan segar yang langsung diambil dari kolam, dibersihkan dahulu lalu dimasak sesuai pesanan, tentu saja ini membutuhkan waktu yang agak lama.

Danau ini sangat sejuk dengan udara yang dingin dan air yang tenang, tetapi anehnya tidak didapati kapal atau perahu yang berlayar, sepanjang mata melihat adalah air yang dibentengi gunung dan bukit di kanan-kirinya..
Ghoib, Edisi No. 62 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN