Menyembunyikan Amal

Nasihat Pagi Dari Syaikh Abul Barra’ Usamah Bin Yasin Al Ma’ani

M Nadhif Khalyani

Pagi ini Alhamdulillah dapat ilmu dan nasihat berharga dari Syaikh Abul Barra’, saat sarapan bersama. Berkumpul dg org berilmu benar benar bermanfaat. Berikut beberapa hal yang saya catat dari kalimat beliau, :

a. Peruqyah wajib menjaga keikhlasan dalam amalnya. Sesungguhnya kesembuhan itu milik Alloh, bukan karena kita. Tp krn Rahmat Nya. Lalu kami bertanya tentang bagaimana hukumnya menceritakan kisah sukses dalam terapi.

Beliau menasihatkan agar terapis tidak melakukan itu, menyebarkan keberhasilan keberhasilan di medsos semata mata untk mengangkat diri sendiri, menampakkan diri punya kehebatan dan sejenisnya. Kesembuhan milik Alloh. Jika terapis terbiasa mengangkat diri sendiri maka Alloh akan cabut keberkahan ilmu dan amalnya.

Tujuan ruqyah adalah agar manusia ingat dan kembali kepada Alloh, bukan kembali pada manusia atau mencari manusia. Beliau mengutip kisah Said Al Khudri yang menerapi pimpinan suku. Hadits itu sama sekali tidak bicara tentang kehebatan Said Al Khudri radhiyallohu’anhu, tetapi berbicara tentang keagungan surah Al Fatihah.

Maka renungan bagi terapis adalah, apakah klien menjadi mengingat dan mencari Al Qur’an, ataukah justru mencari sosok terapis itu. Ini soal keikhlasan. Beliau ingatkan ttg hadist barangsiapa ada kesombongan dalam dirinya meski sebesar dzarroh, maka tdk akan bisa masuk syurga. Ini hal yang lebih kita takutkan, kata beliau.

Namun, jika menyampaikan kisah semata mata utk mengajak kembali kepada Al Qur’an, maka ini boleh, dan harus benar benar berhati2. Tetapi sekali lagi beliau menutup dg kalimat, Merahasiakan keberhasilan jauh lebih utama. Terakhir beliau bercerita kisah sukses terapi dan cara menyikapinya.

Beliau cerita bahwa beliau tidak pernah mau meruqyah ke rumah pasien. Tetapi pasien yang diharuskan datang ke rumah beliau. Namun pasien yang satu ini lain, kondisinya tdk memungkinkan, akhirnya beliau ke rmh org itu dan meruqyah. Alhamdulillah masalah pasien itu selesai, sekali terapi, dan mengucapkan banyak terima kasih Syaikh.

Syaikh mengakhiri penjelasan ini dg kalimat : Saya tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, tidak pula membahasnya dalam daurah, tidak pula di youtube atau medsos dan hanya sy sampaikn kepada antum hari ini. Beliau kembali menekankan pentingnya merahasiakan amal.

b. Beliau memberi catatan tentang Kitabnya Syaikh Abdulloh Sad-han, tentang Al ‘Ain. Dalam buku tsb terdapat 1 kesalahan tentang Cara Ittiham, Menentukan siapa pelaku pelempar ‘Ain.

Dalam buku tersebut, Syaikh Sad-han membolehkan seseorang memejamkan mata lalu ditanya apa yg dilihat dan menjadikan ‘pengelihatan’ tsb sebagai dasar menentukan siapa pelakunya. Cara ini tidak sesuai dg penjelasan Lajnah Daimah. Lalu kami bertanya, bukankah kitab tersebut telah diteliti oleh beberapa Syaikh, dan ada pengantar dari Syaikh2 tsb?

Beliau menjawab, sepertinya ada beberapa bagian yang tidak dibaca secara detail oleh beliau beliau sehingga ada poin yang terlewatkan. Karena biasanya utk hal yg krusial, pasti mendapat catatan dan koreksi dr para Syaikh.

Kitab kitab Syaikh Abul Barra’ sdh diteliti oleh DR Ibrahim dan DR Ibrahim benar benar meneliti kata per kata, bahkan jika ada kalimat yang salah, beliau coret dan dikoreksi.

Untuk itu, sebaiknya para peruqyah, jika belajar, membaca buku sebaiknya dikonsultasikan kepada para asatidz yang lebih senior. Tidak cukup membaca sendiri. Belajar ruqyah itu tidak sesederhana membaca buku sendiri.

c. Beliau memberikan catatan tentang Syaikh Nashir Abu Hamam. Menurut beliau ada beberapa hal ttg Syaikh Abu Hamam yg tidak bs dijadikan acuan, terutama terkait dg tema ghaib, ttg qarin, ttg energi dll. Detailnya mgkn nanti bs dijelaskn saat ketemu sj.

d. Syaikh menyebut beberapa nama Syaikh yang bs dijadikan rujukan, Beliau memuji ttg skill dan manhajnya.

e. Beliau menyampaikan tentang Daurah di Malaysia dan DN3 di Indonesia.
Beliau menyebut, bahwa daurah di Malaysia skrg dan DN3 nanti adalah _daurah terbaik dari seluruh daurah yang sudah dilakukan selama ini, karena Daurah ini nanti akan lbh banyak bicara tentang Kasus bukan hanya teori. Daurah ini levelnya sdh lbh tinggi dr sebelumnya. Daurah di Malaysia membahas kitab Jilid 10, dan DN3 di Indonesia membahas kitab jilid 11.

f. Terakhir beliau menyebutkan kondisi kesehatan beliau beberapa bulan yang lalu, dan skrg AlHamdulillah sdh membaik. Beliau nampak lebih kurus dari sebelumnya.

Semoga Alloh limpahkan selalu kesehatan untuk beliau. Aamiin. Selangor, 29 November 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN