IWAN (37), nama samaran seorang karyawan swasta. Dengan ditemani istri tercintanya, ia datang ke kantor ruqyah kami untuk berkonsultasi. Sudah hampir tiga tahun lamanya ia merasa menderita dan tertekan dengan rasa was- was yang ada dalam kehidupannya.
Setiap mengambil air wudhu, rasa was-was selalu hadir. Muncul perasaan dalam dirinya bahwa wudhu yang ia lakukan belum sah, sehingga ia harus mengulang dan mengulang. Tidak cukup sekali dua kali, sampai beberapa kali banyaknya.
Tidak jarang ia telat melaksanakan shalat. Apalagi pada shalat Maghrib atau shalat Shubuh, yang memang durasi waktunya cukup singkat. Pada shalat Shubuh, ia sudah bangun di awal waktunya. Tapi karena proses pengambilan wudhu yang diulang berkali-kali, akhirnya ia baru kelar dan mulai shalat saat matahari hampir terbit atau telah terbit. Begitu juga saat mau melaksanakan shalat Maghrib, Was-was yang ada membuat hidupnya tidak nyaman dan tertekan.
Was-was sejenis juga dirasakan Mali (28), bukan nama sebenarnya. Saat kami melakukan terapi ruqyah massal di kantor tempat ia bekerja. la bercerita bahwa was-was telah lama mengganggu ibadahnya. Setiap ia akan mengambil wudhu, bisa dipastikan akan timbul perasaan ingin buang air kecil. Dan setelah mengambil air wudhu, perasaan itu muncul kembali. Padahal ketika dituruti, terkadang air kecil itu tidak keluar juga. “Apakah itu termasuk gangguan syetan,” tanyanya ke kami.
Sedangkan yang dialami Wati (35) sedikit unik dan sarat mistik. Mantan pekerja malam ini merasakan was-was sejak ia meninggalkan kehidupan malamnya. Saat berkonsultasi ke kami, ia bercerita bahwa was-was itu muncul saat ia mandi atau membersihkan diri.
Sebetulnya tidak ada yang aneh dalam prosesi mandinya. Hanya saja, setiap ia habis mandi dan bersabun, lalu mengambil handuk untuk mengeringkan badannya. Tiba-tiba ada suara atau bisikan yang memberitahukan bahwa badannya masih kotor, terutama di bagian punggung. Bisikan itu menyuruhnya untuk mandi lagi. la tidak tahu secara persis dari mana datangnya bisikan itu, “Tiba-tiba muncul dan tiba-tiba menghilang,” katanya.
Lalu ia pun mengulangi mandinya lagi. Dan ketika mengambil handuk, bisikan itu datang lagi, dan meyakinkannya bahwa mandinya belum bersih, dan ia harus mengulang kembali. Lalu ia mengulang lagi dan mengulang lagi. “Kadang sampai dua jam saya berada di kamar mandi, karena mengikuti bisikan tersebut,” keluhnya ke kami.
Peristiwa yang sama juga dialami Nn (30), nama inisial dari seorang pramugari di salah satu maskapai penerbangan swasta Indonesia. Was-was yang dialami hanya terjadi saat ia melaksanakan shalat. Tepatnya saat melaksanakan takbiratul ihram.
Kepada kami ia bercerita, “Setiap mengangkat tangan melaksanakan takbiratul ihram, muncul perasaan bahwa takbir saya tadi belum sah. Sehingga saya mengulangi pelaksanaan takbiratul ihram. Dan peristiwa itu bisa dipastikan selalu terjadi saat saya melaksanakan shalat, walaupun shalat saya terkadang bolong (seraya tertawa nyengir… red.). Saya sering malu sama orang-orang di sekitar bila melaksanakan shalat berjamaah.”
“Sebenarnya saya sudah berusaha melawan, tapi rasa was-was bahwa takbir saya belum pas selalu muncul. Bahkan tak jarang juga saya jadi lupa akan rekaat shalat yang sudah saya kerjakan, di saat shalat lagi sendirian. Bagaimana ustadz, cara mengatasinya? Memang saya akui bahwa pengetahuan agama saya minim. Saya tidak pernah dididik dalam sekolahan agama. Shalatpun bisa dikatakan hanya ngikuti orang lain. Habis pekerjaan padat ustadz…?” Begitulah isi konsultasinya
Lain lagi obyek was-was yang dalami Deni (17), nama samaran seorang ABG yang dikenal aktif di kegiatan rohis SMAnya ini pernah konsultasi ke kami. Terkadang ia menghadapi perasaan aneh dalam kesendiriannya. Rasa ingin tahunya yang sangat besar terkadang membuatnya merasa bimbang.
Dalam kesendiriannya, pikirannya terbang dan menerawang jauh, menyelinap di sela- sela ragam dan luasnya ciptaan Allah. Bunga yang warna- warni, siapa yang memberi warna? Buah-buahan yang beragam bentuk dan rasanya siapa yang menciptakan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul dalam pengembaraan pikirannya. Dan itu semua bisa ia jawab dengan pengetahuan yang dimiliknya. Hanya saja pertanyaan itu terkadang tidak berhenti, sampai akhirnya muncul pertanyaan, “Lalu siapa yang menciptakan Allah?” “Apa Dia itu ada begitu saja?”
Tidak sekali dua kali, pertanyaan itu muncul. Terkadang ia berusaha mencerna dengan pikirannya. Sehingga timbul keraguan yang menodai tauhid yang selama ini dipelajarinya Bahkan tidak jarang, ia akhirnya menganalogikan eksistensi Allah dengan makhluk ciptaan Nya. “Ustadz, apa itu bisikan dari jin?” Tanya Deni ke salah seorang ustadz yang ada di kantor kami.
Siapa saja bisa diterpa rasa was-was ini. Baik was-was dalam akidah atau pun ibadah. Karena itu adalah bagian dari upaya syetan untuk membuyarkan kekhusu’an anak Adam dalam ibadahnya, atau mengganggu ketenangan mereka dalam kehidupan. Apalagi kalau ibadah itu dilakukan dengan tidak didasari pengetahuan yang memadai, atau terburu-buru saat melaksanakannya.
Dalam hadits, Rasulullah menegaskan, “Syetan akan selalu mendatangi salah seorang dari kalian seraya bertanya, “Siapa yang menciptakan ini?” “Siapa yang menciptakan ini?” Sampai pada pertanyaan: ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ Barangsiapa yang mendapati dalam dirinya pertanyaan tersebut, maka berlindunglah kepada Allah (baca Isti’adzah). dan hendaklah menghentikannya (mengakhirinya)”.” (HR. Bukhari).