Minuman Terakhir yang Diteguk Oleh ‘Ammar Bin Yasir

أَتُونِي بِشَرْبَةِ لَبَنٍ فَإِنْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قالَ آخِرُ شُرْبَةٍ تَشْرَبُهَا مِنَ الدُّنْيَا شُرْبَةُ لَبَنِ

“Berilah aku minuman dari segelas susu, karena Rasulullh pernah mengatakan, bahwa minuman terakhir yang engkau (‘Ammar) minum adalah susu.”

TINGKATAN HADITS 

Hadits ini shahih. Rijalnya pada dua sanad Ahmad, sebagaimana salah satunya dalam hadits ini semuanya tsiqoh (terpercaya), seperti rijal dua kitab shahih. Dan dishahihkan pula oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya. la berkata: “Telah meriwayatkan kepada Waki’; telah meriwayatkan kepada kami Sufyan dari Habib Ibn Abu Tsabit, dari Abu al-Bukhturi, ia berkata, ‘Pada saat terjadi perang Shiffin, ‘Ammar bin Yasir berkata seperti yang tertulis di atas.

 

KENYATAAN DARI YANG DINUBUWWATKAN

Ammar adalah putra Yasir bin ‘Amir. Ibundanya bernama Sumayyah. Seandainya ada orang yang dilahirkan di surga, lalu dibesarkan dalam haribaan-Nya dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke dunia untuk hiasan dan nur cahaya, maka ‘Ammar bersama ibunya dan bapaknya Yasir, adalah beberapa orang di antara mereka. Hal tersebut tidaklah berlebihan, karena Rasulullah pernah bersabda untuk mereka saat disiksa secara keji oleh orang-orang kafir. “Sabarlah wahai keluarga Yasir, karena tempat kalian adalah surga.” Kata-kata tersebut diucapkan oleh Rasulullah bukanlah hanya sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar mengakui kenyataan yang diketahuinya dan menguatkan fakta yang dilihat dan disaksikannya.

Mengenai nubuwwat Rasulullah tentang Ammar. Telah terbukti apa yang pernah diberitakan oleh Rasulullah yang jujur. Di mana kejadiannya berlangsung pada sekitar tahun 37 H. Yaitu pada saat terjadi perang Shiffin. Tepatnya ketika disuguhkan minuman susu kepada ‘Ammar bin Yasir, lalu ia tertawa. Lalu ada yang bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa, wahai ‘Ammar?” la menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: ‘Perbekalan terakhir yang bakal engkau ambil dari dunia adalah air susu.” Lantas ia meminumnya, dan terjun ke medan perang hingga ia terbunuh pada usia 94 tahun.

Dan ketika tanah pusaranya didatarkan oleh para shahabat di atas jasadnya, maka ruhnya yang mulia telah bersemayam di tempat bahagia…., nun jauh di sana di dalam surga yang kekal abadi, yang telah lama rindu menantinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN