Di usianya yang telah menembus angka 41, la tetap tegar menjalani hidupnya sebagai wanita single. Sebagai seorang gadis, memang sedih menjalani hidup tanpa seorang pendamping yang telah lama dinantikannya. Tanggal 6 Januari yang lalu, ia datang ke kantor kami di bilangan Salemba untuk menjalani terapi ruqyah. Setelah menyerahkan beberapa buah jimat. la menuturkan kisahnya kepada kami, setelah sekian lama. berkubang dalam pengaruh dukun- dukun yang pernah didatanginya.
“Coba dari dulu saya mengenal terapi Ruqyah Syar’iyyah”, ungkapnya mengawali pembicaraan. Saya hanya seorang lulusan Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGSD). Sudah hampir 17 tahun ini, saya mengajar di sebuah taman kanak-kanak di daerah Tangerang. Di samping itu, saya juga aktif mengikuti beberapa pengajian di sekitar rumah bersama kalangan ibu-ibu. Semua aktivitas tersebut, saya lakukan untuk mengisi hari-hari saya sebagai wanita yang belum menikah. Sebetulnya batin ini ingin menjerit, kenapa saya belum juga mendapatkan jodoh sampai sekarang. Ketiga adik saya semuanya sudah menikah. Ketika mereka minta izin untuk menikah. Saya memberikan motivasi yang terbaik kepada mereka. Saya berusaha tegar, karena saya yakin akan pertolongan Allah.
Sebenarnya saya sudah mencoba berhubungan dengan 15 orang laki-laki. 13 diantaranya hanya kenal sebentar saja. Boleh dong kita selektif dalam memilih jodoh. Kalau kita membeli buah saja, harus pilih yang terbaik. Sebenarnya saya selektif hanya dalam masalah kesholihan seorang laki-laki. Masalah lainnya ngak neko-neko. Kalau saya lihat akhlaqnya kurang baik, maka saya tolak. Ketika usia saya merangkak, menembus angka 30 tahun. Orang-orang di sekitar saya mulai panik. Teman-teman dan saudara, mulai menyarankan yang macam-macam.
Awal tahun 1992, saya mulai mendatangi beberapa orang pinter. Dari yang berada di Tangerang hingga ke daerah Bogor. Beberapa buah jimat mulai saya simpan. Sebetulnya batin saya menolak dengan semua aktivitas sesat ini. Tapi ya harus bagimana? Teman- teman terus mendesak. Bahkan seorang dukun pernah bilang kepada saya, pantas saja saya seret dapat jodoh. Disuruh menjalankan syareat seperti ini saya tidak mau. Semenjak itu, saya selalu dibayang-bayangi rasa ketakutan. Saya juga heran, mengapa saya terus mengikuti keinginan para dukun tersebut.
Alhamdulillah. Saya akhirnya mengenal terapi ruqyah. Dari sebuah acara di televisi, saya mulai mengenal dan memperhatikan ruqyah. Semakin hari semakin jelas, bahwa apa yang telah saya lakukan selama ini adalah sesat. Saya segera menghubungi kantor ruqyah di Salemba Sudah dua kali saya menjalami ruqyah. Hati saya semakin tenang. Bahkan kerinduan untuk kembali di ruqyah terus bergulir. Saya ingin sekali membersihkan diri saya dari gangguan jin. dan yang terpenting, semoga Allah mengampunkan semua dosa yang telah saya lakukan. Syukur- syukur kalau ada seorang lelaki sholih yang mau kepada saya. Amin.
BENTUK JIMAT
Jimat yang diserahkan ini, berbentuk 4 buah minyak wangi dengan 4 warna yang berbeda. Bentuknya seperti pipet berkuran 15 cm. Namun, diujungnya tidak terdapat lubang untuk meneteskan air. Permukaan benda ini bergelombang. Kalau diputarkan, air/minyak wangi tersebut seperti mengalir. Keempat warna di dalam benda tersebut adalah: merah, putih, hijau dan biru. Pada benda yang berwarna putih, terdapat sebuah kalung berwarna emas dilengkapi sebuah gantungan berbentuk lingkaran. Di dalam lingkaran tersebut, tertulis ayat kursi. Pada permukaan keempat benda ini terdapat tulisan Arab yang tidak dapat dimengerti apa tulisannya.
‘KESAKTIAN JIMAT’
Jimat terkutuk ini, diyakini dapat menolak bala. Keempat benda ini hares disimpan pada empat penjuru rumah. Didapatkan dari Anyer dengan membayar mahar Rp 500.000. Selama memiliki benda ini, si Ibu juga harus memiliki sebuah tambang yang dibelinya dari warung. Tidak dijelaskan oleh si dukun. Kenapa si Ibu harus memiliki tambang di rumahnya. Daasar dukun!
BONGKAR JIMAT
Kali ini syetan berhasil menggoda seorang gadis yang sebenarnya sangat rajin mengaji. Terkadang nilai keimanan yang telah kita pupuk setelah sekian lama, dibenturkan dengan realitas kehidupan yang menyuguhkan pilihan-pilihan yang sulit. Memang, belum menikah pada usia 4 tahun, merupakan ujian yang cukup berat bagi sebagian muslimah di Indonesia. Selektif dalam menentukan pilihan hidup juga tidak salah. Karena kita menginginkan orang yang seia sekata, terutama dalam pemahaman keimanan.
Tapi bukan syetan namanya, jika tidak terus menggoda dan menebarkan jerat-jeratnya. Apalagi, gadis ini serasa dipersimpangan jalan, hidup dalam dilematis. Syetan menebarkan. jaringnya lewat saudara dan teman-teman terdekatnya. Dengan dalih memberikan solusi, mereka malah menjerumuskannya pada aktivitas kemusyrikan. Hatinya sebenarnya menolak, untuk mendatangi para dukun pembohong itu. Namun, ia tidak punya pilihan. Benteng iman yang ia miliki harus jebol karena desakan dan realita. Dengan alasan menjalankan syareat, sang dukun pun membungkusnya atas nama ikhtiar. Padahal ikhtiar yang dilakukan sang dukun adalah tindakan yang dibenci oleh Allah.
Allah berfirman dalam surat al-A’raf ayat 201, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahan mereka).” Penutup ayat ini, ingin menjelaskan bahwa gangguan syetan itu membutakan, membenamkan, dan menutup hati nurani. Tapi taqwa kepada Allah, perasaan selalu diawasi Allah, takut kepada kemarahan dan siksa-Nya, itulah benang yang menyatukan hati dengan Allah, membangunkannya dari lalai kepada petujuk, dan mengingatkan orang-orang bertaqwa. Jika mereka telah ingat, hati mereka menjadi terbuka.