PAJANGAN Pengusir Kemandulan

PAJANGAN Pengusir Kemandulan
PAJANGAN Pengusir Kemandulan

Astaghfirullah Ustadz!…. Selama ini, ternyata saya telah melakukan tindakan yang sangat dibenci oleh Allah,” jelas ibu yuli (nama samaran) saat menemui Majalah Al-Iman untuk pertama kalinya. Siang itu (di akhir bulan Juli), ia sengaja datang ke kantor Majalah Al-Iman untuk menyerahkan sebuah benda yang telah disimpannya selama bertahun-tahun sebagai jimat. Ibu yuli adalah salah seorang korban penipuan praktik perdukunan, yang akhirnya tersadar setelah membaca Majalah Al-Iman beberapa bulan yang Ialu.

Subhanallah, Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa bertaubat dan meningkatkan aktivitas ibadah tegasnya lagi sambil memandangi Majalah Al-Iman yang baru dikenalnya itu. Ehmmm…..begitulah mungkin cara Allah memberikan hidayah kepada hamba yang dikehendaki-Nya, gumam reporter Rahmat Ubaillah saat bertemu dengan ibu muda yang tampil sangat energik itu.

Sudah dua tahun ini, saya menikah dengan seorang laki-laki yang sangat saya cintai, jelasnya kemudian. Selama pernikahan itu, ia belum juga dikaruniai seorang anak yang sangat didambakannya. Untuk mewujudkan keinginannya tersebur, ia aktif mengikuti berbagai seminar dan senam untuk bisa memperoleh kehamilan. Ia pun memeriksakan diri bersama sang suami ke seorang dokter, untuk mengecek kondisi kesehatan reproduksi mereka. “Bagai disambar geledek, ketika saya diduga mengalami gangguan alat reproduksi (kemandulan) dari hasil analisis seorang dokter beberapa bulan yang lalu,” tegasnya sambil memainkan jari-jemarinya. Ia terpukul. Hatinya resah, takut jika sang suami berpaling darinya.

Tanpa sepengetahuan sang suami, ia mendatangi seorang dukun di pinggiran Jakarta yang konon bisa membantu dalam mendapatkan seorang anak. Oleh si dukun, ia dimandikan kembang tujuh rupa. Beberapa buah mantera harus dibacanya setiap malam, untuk mengusir jin jahat yang bercokol di dalam janinnya. Untuk semua aktivitas tersebut, ia harus merogoh kantong dalam dalam guna membayar si dukun. Setelah beberapa kali mendatangi dukun tersebut, la dibekal sebuah jimat yang harus disimpannya di dalan kamar tempat ia dan suaminya melakukan hubungan suami isteri.

Waktu pun telah berjalan satu tahun, setelah ia memiliki benda tersebut. Seorang bayi mungil yang diharapkannya belum juga datang. Saya trersyukur bisa berjumpa dengan Majalah Al-Iman yang telah memberikan pencerahan atas segala kekhilafan selama ini, ujarnya menutup kisah.

 

BENTUK JIMAT

Jimat ini berbentuk sebuah kerang buatan berwarna putih sebesar kepala orang dewasa. Benda yang dipergunakan untuk pajangan (hiasan rumah) ini dijual dengan harga cukup mahal. Bahkan telah diekspor ke beberapa negara di Dunia.

 

KESAKTIAN JIMAT

Jimat ini diyakini bisa menyembuhkan kemandulan seorang wanita. Dalam penggunaannya, jimat ini juga harus disertai mantera untuk dibaca setiap harinya (dalam hal ini Ibu yuli tidak mengungkapkan jenis bacaan mantera yang telah diamalkannya selama beberapa waktu).

 

BONGKAR JIMAT

Kemandulan merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah. Seringkali, hal inI tidak dimengerti dan tidak jarang syetan membisikkan godaan sehingga kita berburuk sangka terhadap-Nya. Pergi ke dukun untukmendapatkan seorang anak dengan media jimat adalah sebuah bisikan syetan yang tidak pernah lelah untuk memperdayai manusia. Jimat pajangan yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa itu, telah dijadikan media untuk berbuat maksiat kepada Allah. Aqidah pun ternodai. Apalagi dengan ritual mandi yang jelas-jelas akal-akalan si dukun cabul. Astaghfirullah.

Ada dua ikhtiar utama yang harus dilakukan untuk hamil, yaitu habluminallah dan habuminnas. Bagaimana cara mendapatkan ridho Allah? Prinsip utamanya adalah bagaimana cara kita bisa mengambil hati Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut;

  1. Mempelajari Kitab-Nya dengan khatam yang cepat dan baik. Banyak cara untuk mengkhatamkan al-Qur’an walaupun kita belum tahsin (benar) dalam membacanya. Misalnya dengan bantuan seorang tutor, atau bisa pula digunakan beragam alat elektronik, seperti kaset, VCD, atau MP3 al-Qur’an. Dengan melakukan ini, diharapkan akan terbaca pesan-pesan Allah kepada kita. Inilah cara komunikasi terbaik.
  2. Tidak meninggalkan ibadah wajib dan menambahnya dengan ibadah sunat. Tak lupa lakukan hal tersebut bersama suami.
  3. Bermunajad kepada-Nya.
  4. Perbanyak dzikir, membersihkan pikiran kita dari kororan-kotoran dunia.
  5. Menjaga tujuh pinju qalbu kita agar syetan tidak bisa masuk lagi, yaitu dua lubang hidung, dua lubang telinga, dua mata, dan mulut yang senantiasa kita bersihkan sebelum shalat.
  6. Berwudlu dan berdoa sebelum sanggama.
  7. Serta tidak lupa pula (pemeriksaan) dengan bantuan medis.. Agar terpenuhinya syarat ikhtiar.
  8. Berdoa dan berusaha.

Kesadaran bahwa apa pun musibah atau cobaan hidup yang kita hadapi (dalam hal ini kesulitan mendapatkan keturunan) adalah kehendakNya. Mengapa Allah memberikan cobaan kepada kita? Jawabannya, tiada lain untuk menguji kematangan beragama kita dalam bertindak dan menghadapi kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dari pantauan malaikat ‘Atid dan Roqib sebagai pencatat hasil proses yang kita lakukan. Sedangkan penilainya adalah Allah sendiri yang pengumumannya dilakukan pada waktu hisab.

Gambaran ini tidak jauh dari apa yang pernah kita perhatikan, misalnya dalam bidang pendidikan, guru mengadakan ulangan untuk menguji muridnya kemudian hasilnya diumumkan pada waktu kelulusan yang terpenting di sini adalah pengaplikasian dari ayat-ayat Allah yang diajarkan kepada Rasulullah sw yang tertulis dalam kitab dan sunah.

Jadi, suatu kewajiban kita untuk mempelajari ilmu agama sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya dalam menjalankan dan mengatasi permasalahan hidup. Kita berharap, semoga ibu muda ini, mendapatkan seorang anak yang selama bertahun-tahun telah diinginkannya. Amin.

 

Al-iman Edisi 89/4 25 sya’ban 1428 H/7 September 2007 M

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN